Home BERITA Itu Bukan Urusanmu

Itu Bukan Urusanmu

0
39 views
Ilustrasi - Ini bukan urusanmu. (Ist)

Sabtu, 7 Juni 2025

Kis. 28:16-20,30-31
Mzm. 11:4,5,7
Yoh. 21:20-25.

SETIAP manusia lahir dengan kisahnya masing-masing. Setiap kehidupan memiliki “pekerjaan baik” yang berbeda-beda, misi yang dirancang khusus. Bahkan hal-hal yang tampaknya sederhana atau tersembunyi bisa menjadi bagian dari rencana besar Tuhan.

Yang penting bukan seberapa besar panggilan kita di mata manusia, tapi seberapa setia kita menjalaninya di hadapan Tuhan.

Tuhan mengenal nama kita. Dia tidak memanggil kita secara massal, tapi secara pribadi, karena setiap jiwa begitu berharga bagi-Nya.

Panggilan-Nya bukanlah undangan untuk meniru jejak orang lain, tetapi untuk mengikuti Yesus dalam jalur yang sudah Dia rancang khusus bagi kita.

Jalur itu mungkin tampak berbeda dari orang lain, lebih sunyi, lebih menanjak, atau penuh belokan yang tak terduga. Tapi di sanalah letak keistimewaannya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”

Kalimat ini terdengar tegas, bahkan keras. Tapi di balik ketegasan itu, ada kasih yang membebaskan. Tuhan sedang mengajarkan kepada Petrus, dan juga kepada kita, bahwa setiap orang punya panggilannya masing-masing.

Apa yang Tuhan rencanakan untuk orang lain bukan urusan kita. Yang menjadi bagian kita adalah mengikuti Yesus, setia di jalan yang sudah Dia tetapkan untuk kita.

Betapa sering kita, seperti Petrus, mulai membandingkan hidup kita dengan orang lain:

“Mengapa dia diberkati lebih cepat?

“Mengapa karya pelayananya lebih berhasil?”

“Mengapa hidupnya tampak lebih mudah?”

Yesus menjawab dengan lembut tapi tegas: “Itu bukan urusanmu.”

Panggilan untuk mengikuti Yesus adalah undangan yang sangat pribadi. Kita dipanggil bukan untuk berjalan di jalan orang lain, tetapi untuk setia melangkah dalam jejak yang Tuhan tetapkan bagi kita, sekalipun itu jalan yang sulit atau tidak dimengerti orang lain.

Ketika kita terlalu sibuk mengamati “jalan orang lain”, kita bisa kehilangan arah di jalan kita sendiri.

Kita bisa kecewa, iri hati, atau merasa tidak cukup. Tapi Yesus memanggil kita kembali ke inti panggilan itu: “Engkau: ikutlah Aku.”

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sibuk mengurusi urusan orang lain?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here