Jalan Panjang Pengampunan

0
452 views
Ilustrasi - Pengampunan. (Ist)

Kamis, 11 Agustus 2022

  • Yeh. 12:1-12.
  • Mzm. 78:56-57,58-59,61-62.
  • Mat. 18:21-19:1;

PENGAMPUNAN adalah kekuatan hidup dan cinta.

Hidup akan berdaya pikat dan penuh kasih jika ada ruang pengampunan.

Pengampunan adalah kemampuan untuk memaafkan atau memberi ampun atas kesalahan sesama kita.

Kemampuan untuk memaafkan menjadi tanda kedewasaan dan kematangan seseorang.

Sebab sesungguhnya orang yang mengampuni kesalahan sesama adalah orang kuat.

Sedangkan kebencian dan amarah adalah kelemahan manusiawi.

Banyak di antara kita yang masih memendam amarah dan dendam kepada orang lain sehingga belum mampu memaafkan atau memberi pengampunan.

“Saya sebenarnya tidak pernah ada konflik dengan paman saya beserta kekuarganya namun hubungan kami kurang dekat,” kata seorang bapak.

“Hal ini terjadi karena bapak saya dan paman berseteru dan kemudian tidak pernah ada komunikasi diantara mereka. Kami pun anak-anaknya sering dikait-kaitkan permasalahan antara mereka,” ujarnya.

“Saya pernah berusaha mendamaikan mereka namun yang terjadi malah kesalahpahaman antara saya dengan bapak dan paman,” sambungnya.

“Baru ketika nenek meninggal, mereka bisa hadir dan saling menyapa meski tetap saling menjaga jarak,” paparnya.

“Mungkin karena rasa duka yang disebabkan oleh kehilangan seorang ibu, membuat mereka merasa satu nasib dan rasa,” lanjutnya.

“Mereka terlihat berusaha mengalahkan ego mereka,” sambungnya.

“Dan ketika ayah saya sakit, paman datang ke rumah sakit bahkan membayar semua biaya rumah sakit,” lanjutnya.

“Mereka berdua bicara cukup lama di ruang perawatan itu, seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu,” ujarnya.

“Apa pun yang terjadi di antara kami, kami bisa berselisih paham sehari sepuluh kali, namun kami tidak akan terpisah selamanya karena kami satu saudara,” ujar paman waktu itu.

“Kami bisa berbeda pendapat namun kami tetap mengasihi dalam hati,” sambungnya.

“Meski untuk bisa sampai perjumpaan seperti ini, kami harus melewati jalan terjal dan mengalami jatuh bangun dalam membangun niat,” tegasnya.

“Terlalu lama kami dipenjara oleh rasa ego dan mau menang sendiri, hingga kami mengambil jalan sendiri-sendiri,” sambungnya.

“Pada saat kami berseberangan, sebenarnya muncul kerinduan untuk bertemu, namun kami terlalu banyak pertimbangan dan rasa gengsi hingga suara hati untuk mengampuni padam,” tuturnya.

Dalam Injil hari ini kita dengar demikian,”

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Mengampuni adalah salah satu perintah yang mungkin gampang diucapkan namun sulit untuk dilakukan.

Ketidakmampuan seseorang untuk mengampuni kesalahan sesama membuat rahmat Allah tidak dapat menembus hati yang penuh dengan kebencian.

Akan terasa sangat berat jika sesama mengulangi dosa dan kesalahannya terus menerus.

Menghadapi sesama seperti itu, kita dituntut memberi pengampunan yang tak terbatas.

Pengampunan tak terbatas hanya mungkin kalau kita mengundang Tuhan untuk memberikan rahmat kepada kita, sehingga kita mempunyai kekuatan untuk mengampuni kesalahan orang yang bersalah kepada kita.

Hanya dengan rahmat Allah dan kesediaan kita untuk mengampuni, maka seseorang dapat benar-benar mengampuni orang yang telah menyakitinya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah mau mengampuni orang yang bersalah dengan diriku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here