Home BERITA Jalan Pertobatan

Jalan Pertobatan

0
llustrasi: Merokok. (Ist)

Minggu, 8 Desember 2024

Bar. 5:1-9;
Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5.6; Flp. 1:4-6,8-11;
Luk. 3:1-6

BAGI pengikut Kristus, pertobatan adalah suatu keharusan.

Hal ini berarti bahwa ketika kita menjadi pengikut Kristus, kita memutuskan untuk meninggalkan cara hidup lama dan mengambil keputusan tegas menuju kehidupan baru.

Kita benar-benar mati terhadap dosa dan diri kita sendiri, keegoisan, pembenaran diri, memuaskan hawa nafsu, penyandaran pada kekuatan sendiri, dan meninggikan diri.

Dalam kata-kata Paulus, kita telah disalibkan dengan Kristus; dan kita hidup, bukan lagi kita sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita.

“Pertobatan mesti dimulai dari diri sendiri. Perubahan harus dimulai dari dalam diri,” kata seorang sabahat.

“Saya yakin dengan mengubah diri sendiri ke arah yang benar, apa yang kita omongkan akan didengar dan diikuti orang lain.

Waktu saya, menjadi pendamping para frater, saya berhenti merokok. Dan tanpa kesulitan para frater mengikutinya dengan berhenti merokok juga, meski satu dua harus berjuang dan kadang gagal.

Pertobatan itu harus mulai dari diri sendiri sebelum kita mengajak orang untuk bertobat. Ajakan tanpa teladan itu sering dianggap omong kosong dan kurang dihargai,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,”

Yohanes berperan menjadi penolong bagi seluruh bangsa untuk memperoleh kegirangan dan sukacita besar. Ia mengambil peran dengan mempersiapkan kelompok orang untuk menerima kedatangan Tuhan.

Untuk maksud itu maka ia menyerukan pertobatan dan membaptis orang yang percaya. Mereka yang percaya dan dibaptis itulah yang nantinya menjadi pengikut Yesus. Mereka memperoleh pengampunan dan keselamatan.

Yohanes tidak terutama berbicara supaya kita menobatkan orang-orang lain melainkan kita mesti menobatkan diri kita sendiri.

Hal itu berarti bahwa kita tidak harus selalu mengeritik atau mencela perbuatan-perbuatan orang lain yang kelihatannya mungkin hampir tidak pernah berubah.

Biarkanlah orang lain mengurus hidupnya sendiri sementara kita hendaknya membenahi diri dan melihat aspek-aspek yang harus diubah di dalam hidup.

Itulah hakekat pertobatan dan itu pulalah hal yang kita upayakan dalam masa adven ini.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah hidup di jalan pertobatan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version