Puncta 11.12.23
Senin Advent II
Lukas 5: 17-26
BEBERAPA tahun lalu, kami mengadakan kegiatan bedah rumah. Kami menemukan rumah seorang ibu yang bertugas sebagai asisten rumahtangga. Ibu beranak dua itu tinggal hanya dengan ibunya yang sudah tua. Mereka bukan keluarga Katolik.
Kami awalnya ragu-ragu apakah niat kami bisa diterima. Tetapi setelah berembug dengan ketua RT dan warga sekitar, mereka menyambut baik dan mendukung. Bahkan mereka sanggup membantu bergotong royong menyumbangkan tenaga.
Justru dari umat sendiri yang mencibir, dan menanggapi dengan sinis. Namun tim bedah rumah terus berjalan dan tidak menghiraukan penilaian-penilaian orang yang tidak suka.
Paroki di kota yang mengetahui niat baik ini, bersedia membantu kami yang berada di desa. Akhirnya segala kekurangan dapat diatasi dan rumah janda itu dapat dipugar dan dibangun dengan baik, sehingga layak ditempati.
Yesus menanggapi dengan baik atas inisiatif beberapa orang yang ingin menolong seorang yang lumpuh. Mereka tahu ada halangan orang banyak sehingga tak bisa masuk rumah.
Mereka tidak kehabisan akal. Mereka membuka atap rumah dan menurunkan si lumpuh tepat di depan kaki Yesus.
Perbuatan baik kadang berhadapan dengan penilaian banyak orang. Kaum Farisi menanggapi dengan nada miring dan mencemooh dengan sinis.
Tetapi iman orang-orang itu tegar sehingga tidak mempedulikan cibiran atau lirikan sinis dari mata mereka.
Yesus memuji sikap iman yang tegar ini. Ia menanggapinya dengan menyembuhkan orang lumpuh itu sehingga takjublah banyak orang.
Mereka berseru, ”Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.”
Kita kadang mundur ketika niat berbuat baik kita ditanggapi dengan sinis. Kita kadang takut dinilai orang banyak, dianggap sok baik atau ingin cari muka.
Kita kadang kalah dengan penilaian-penilaian orang sehingga tidak berani berbuat baik.
Santo Yohanes dari Salib mengatakan, “Cintailah orang yang menentang dan tidak bisa mencintaimu, karena dengan cara ini, cinta akan ditanamkan dalam hati yang tidak memiliki cinta. Demikianlah Tuhan bertindak atas diri kita.”
Beranikah kita berbuat kasih kendati ada banyak yang menentang dan menghalangi? Maukah kita terus mengasihi kendati ada orang-orang yang memusuhi kita?
Jika kita tegar menghadapinya niscaya akan ada hal-hal yang menakjubkan terjadi di tengah kita. Jangan berhenti untuk berbuat baik.
Dari Jogjakarta ke Kaliurang jalannya naik,
Ada beberapa butik menjual kain-kain batik.
Niat baik tidak selalu ditanggapi dengan baik,
Tetapi tetaplah tulus ikhlas untuk berbuat baik.
Cawas, teruslah berbuat baik
Rm. A. Joko Purwanto Pr