Home BERITA Jangan Curang, Ojo Seloyo

Jangan Curang, Ojo Seloyo

0
30 views
Ilustrasi - Jangan curang. (Ist)

“己所不欲,勿施于人  jǐ suǒ bù yù, wù shī yú rén. Apa yang kamu tak ingin orang lakukan padamu, jangan lakukan pada orang lain.

Cahaya sore membayangi wajah Mama Phei, yang duduk bersila, ngopi bersama ketiga anaknya: Yacintha, Dyah, dan Mulyadi.

Mama Phei, dengan suara lembut: Anak-anak, pernahkah kalian marah ngeliat pejabat korupsi sampai miliaran? Kesal nerima telepon tipu-tipu? Muak baca medsos penuh fitnah dan kata-kata kasar?

Yacintha, menghela napas: Ya, Ma. Tiap malam, saya doa agar para koruptor itu bertobat dan diampuni dosanya.

Dyah, mengangguk serius: Menjaga lisan dan tulisan dari kebohongan adalah bagian dari ibadah.

Mulyadi, bicara pelan: ‘Jangan curang, ojo seloyo.’ Itu kata pepatah leluhur kita, tapi kini, tampaknya banyak yang sudah lupa.

Mama Phei, tersenyum bijak: Baik. Tapi jawab jujur: ‘Pernah kalian nyontek saat ujian? Pernah kalian ngurangi takaran saat jualan di toko? Pernah kalian, sadar tak sadar, nyebar kabar bohong tanpa cek fakta?”

Suasana hening. Ketiga anak saling pandang, lalu menunduk malu.

Yacintha, dengan wajah bersalah: Dulu saya suka nyontek waktu SMA. Sedikit-sedikit tapi sering, tetap salah, ya?

Mama PheI: Ingat: ‘Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.’

Jika kamu tidak ingin dicurangi, jangan mencurangi orang lain. (Lukas 6:31).

Dyah, menunduk malu: Saya pernah nyebar gosip tentang teman sebangku tanpa memeriksa kebenarannya. Yaaa ampun…ternyata saya salah.

Mama Phei: Ingat juga agar kita berbuat baik, ‘Menjaga lisan dan tulisan dari kebohongan adalah bagian dari ibadah.'”

Mulyadi, berdiri perlahan, mata berkilat: Ahaaaa, saya ingat: ‘Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti. Segala kesombongan dan kecurangan akan luluh oleh ketulusan dan kejujuran.'”

Mama Phei: “Benar. Konfusius telah berkata begitu lebih dari dua ribu tahun lalu:  己所不欲,勿施于人 Jǐ suǒ bù yù, wù shī yú rén

Apa yang kamu tak ingin orang lakukan padamu, jangan lakukan pada orang lain.”

Mama Phei, berdiri: Ayo, tahu ga, kecurangan kecil yang kita anggap sepele itu seperti retakan di bendungan. Setetes demi setetes, lama-lama menghancurkan segalanya, jadi malapetaka.

Pedagang yang mengurangi takaran, pengusaha yang curang saat membuat nasi bergizi gratis untuk siswa sekolah, pejabat politisi yang  korup, triliunan, sampai penyebar kebohongan, mereka semua berawal dari kecurangan kecil-kecilan, pembenaran atas kebohongan kecil, yang tampak sepele.

Yacintha: Jadi gimana? Kita harus mulai dari diri sendiri.

Dyah: Dan harus konsisten dalam kejujuran.

MulyadI, tersenyum mantap: Ya, pokoke ojo seloyo, jangan sembrono dan berbuat curang.

Mama Phei, tersenyum: Tepat. Dunia tak hanya dirusak oleh orang jahat, tapi juga oleh orang baik yang diam terhadap kecurangan dan kejahatan.

Maka, mulai hari ini. Jadilah pelita kejujuran di tengah gelapnya tipu daya.

千里之行,始于足下. Qiān lǐ zhī xíng, shǐ yú zú xià. Perjalanan seribu li dimulai dari satu langkah kecil.

Langkahkan kaki kita hari ini, langkah menuju kejujuran, langkah menuju kebaikan sejati. Mulai dari diri kita sendiri.

Ketiga anak terdiam, menatap cahaya senja. Wajah mereka kini dipenuhi tekad baru: Melangkah jujur.

Kejujuran bukan sekadar nilai moral, tapi fondasi kemanusiaan.

“Jangan curang, ojo seloyo” bukan sekedar pitutur Jawa, itu  gema nurani universal: Setiap tindakan jujur, sekecil apa pun, adalah langkah pertama menuju dunia yang lebih adil.

Footnote: Dikembangkan sebagian dengan bantuan AI (DeepSeek, ChatGPT, Meta AI); dimodifikasi oleh penulis; lisensi: CC BY-NC 4.0.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here