- Bacaan 1: 1Tes. 2:9-13
- Injil: Luk. 7:11-17
Menangis adalah bentuk dasar ungkapan emosi. Saat seseorang sedang mengalami kesedihan, tertekan atau bahkan saat sangat bahagia maka menangis merupakan respon yang wajar.
Namun, menangis kadang juga menjadi simbol kelemahan.
Seorang janda yang hidup di Israel pada masa itu, secara sosial dianggap sebagai orang yang lemah. Karena seorang janda,
- Tidak punya perlindungan sosial,
- Lemah secara ekonomi,
- Rentan terhadap eksploitasi,
- Diabaikan oleh struktur hukum dan agama.
Maka ketika anak laki-lakinya yang merupakan satu-satunya anaknya meninggal, hancurlah janda dari Kota Nain itu. Satu-satunya harapan hidup telah pergi juga. Melihat situasi itu, Tuhan Yesus menunjukkan keprihatian dan kepedulian-Nya.
“Jangan menangis,” Kata-Nya.
Mukjizat membangkitan anak janda Nain itu berdampak besar. Baik pada janda dan anaknya, juga pada iman semua orang yang menyaksikan peristiwa itu. Melalui Yesus, mereka merasakan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.
Ibu Santa Monica juga menangis, melihat perilaku suami dan anaknya Santo Agustinus yang jauh dari Tuhan bahkan tersesat pada ajaran bidaah Manikeisme. Namun ibu Monica tidak patah semangat dan terus berdoa. Sehingga, suatu ketika suami dan anaknya itu bertobat. Maka katanya pada anaknya:
“Anakku, bagi ibu sudah tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang memikat hatiku. Ibu tidak tahu untuk apa mesti hidup lebih lama. Sebab, segala harapan ibu di dunia ini sudah terkabul”.
Hati Rasul Paulus juga hancur saat harus meninggalkan Gereja di Tesalonika. Mereka mengalami penindasan hebat, akibat murtad dan mengimani Yesus. Maka dalam suratnya kepada Gereja di Tesalonika, Paulus memberi peneguhan:
“Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya. Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah,…”
Pesan hari ini
Menangis tak harus diasosiasikan sebagai kelemahan. Sebab Tuhan Yesus akan menguatkanmu. Dia ada bersamamu, sama seperti yang dirasakan oleh orang-orang Nain, serta ibu Santa Monica dan Gereja di Tesalonika.
“Jiwa tidak akan memiliki pelangi jika mata tidak memiliki air mata.”