Contohnya jelas. Orang yang stres pikiran, biasanya munculnya dalam rupa sakit mag, mules, mencret. Itu berarti, bagian tubuh kita yang paling lemah adalah perut. Gejala tersebut akan muncul bila lebih menyangkut pikiran akan diri kita.
Kalau pikiran kita terkait dengan orang sekitar, lalu munculnya gejala menderita sakit kulit/gatelan, dan semacamnya. Karena keinginan di bawah sadarnya adalah “biar orang lain tahu”.
Obat termanjur adalah pikiran kita sendiri
Dalam bahasa umum, itu disebut psikosomatis. Artinya, pelan tapi jalan, tubuh kita akan mewujudkan apa yang kita pikirkan/rasakan. Makin muda usia kita, perasaan kita juga makin peka, sebab perasaan masih lebih akurat, karena belum bias dengan polusi akibat penggunaan panca indera kita
Itu sebabnya, ilmu kesehatan modern mengajarkan bahwa obat yang pertama dan utama, bukan lain adalah pikiran kita. Pikiran si penderitalah yang pertama-tama harus disehatkan terlebih dahulu. Caranya, jauhkan pikiran-pikiran negatif, dan gantikan dengan pikiran-pikiran positif. Mengapa harus demikian ? Ini karena pendidikan yang kita kita alami telah menjebak kita dengan segunung dan selembah pikiran negatif.
Kedua, tidak semua orang mau menyadari bahwa dirinya itu lebih banyak, lebih mudah, dan lebih sering tergoda berpikiran negatif daripada positif. Ya berpikir negatif tentang dirinya sendiri, orang-orang sekitar atau tentang dunianya. Jika pikiran negatif atau perasaan ini terus-menerus disimpan dalam-dalam, maka tubuh ah yang tidak akan tahan.
Tubuh tak akan mampu mengolahnya lewat mekanisme dan metabolisme yang tersedia. Akibatnya, kalau komputer disebut ‘hang’. Kalau ‘hang’ itu terjadi dalam tubuh kita, wujudnya adalah penyakit. Bobot, persepsi, kedalaman, dan jangka waktunya, akan turut mempengaruhi kadar penyakit di tubuh kita.
Syering pribadi
Pengalaman saya mendengarkan ribuan kisah hidup pribadi makin membuat saya yakin bahwa kebanyakan penyakit terjadi karena efek pikiran dan perasaan yang ditanggungnya. Ada mismanagement dalam mengelola pikiran dan perasaannya. Termasuk penyakit berat/serius, seperti kanker misalnya.
Secara pribadi saya meyakini bahwa sebagian besar orang yang sakit kanker, sadar atau tidak sadar, adalah akibat dari dirinya menyimpan ‘suatu pikiran’ atau lebih tepat ‘perasaan’ yang terlalu dalam dan lama. Pikiran dan atau perasaan semacam itu oleh yang bersangkutan sering sudah dipersepsikan sebagai ‘masalah’.
Saya berani mengatakan, “Ayo tunjukkan seorang yang sakit serius (kanker) yang tak punya simpanan pikiran, perasaan atau masalah; maka akan bisa kami tunjukkan 9 orang yang sakit karena simpanan perasaan, pikiran yang jadi penyebabnya”.
Sekali lagi, ini pengalaman pribadi saya. Bukan untuk menuduh siapa pun, apalagi untuk menyombongkan diri, tetapi untuk menegaskan atau menunjukkan bahwa pengalaman di atas hampir selalu terulang. Kalau banyak terulang, saya kira ada nilai kebenarannya, bila dicocokkan dengan pengalaman hidup seseorang yang sakit tersebut. (Bersambung)
Link: Mau Tetap Sehat? Buang Jauh-jauh Perasaan dan Pikiran Negatif (1);
Jangan Simpan Perasaanmu: Korban Terbanyak adalah Perempuan (3)
saya adalah orang yang gampang perasaan, dari semenjak kecil perasaan saya sering terganggu dengan sakit hati, setelah mengalami banyak trauma, ketakutan yg luar biasa melanda saya, orang bisa akan perutnya tidak enak atau di bagian jantung, tp bawaan tubuh saya langsung panik dan saya lgsng berpikiran negatif.sekarang saya sudah menikah, dan anak saya berumur 3 tahun.dulu ketika usia anak saya 1 thn 2 bln, harus saya berhentikan asi, lantaran fisik saya selalu lemah, karena puncak ketakutan saya pada saat luar biasa.sekarang saya banyak bergumul dengan diri saya, mengapa???dalam sebulan ini saya bersama suami tidak henti2nya berkomunikasi dengan Tuhan, yang kami laksanakan dengan cara renungan bersama dan saling mendoakan.aku ingin ketika sesuatu oleh karena pikiran atau perasaan menyerang, pikiran dan perasaanku hanya tertuju pada Tuhan dan berusaha meyakinkan diri.Tubuh saya sering lemah, sakit kepala, pusing, ketidakseimbangan, dia daerah dada tidak menentu, perut, ulu hati, nafas yg sesak.saya ingin sekali sembuh…..dan saya berdoa agar ada yg mengarahkan dan melayani.
Sdri Nilam Sari . Dari bahasan di Sesawi mengenai stress dan penyebabnya (oleh seorang pastor) terdapat 2 hal penting, saya pikir yang cocok dng masalah anda adalah ” menyadari penyebabnya”, katakanlah dengan menyadari penyebabnya anda sembuh 80% , mengapa kita menjadi demikian terganggu ?. Para ahli spiritualitas mengatakan penyebabnya datang dari pikiran kita yang sangat dikontrol oleh keinginan duniawi kita. Tentu ini sesuatu yang tidak gampang anda sadari kecuali anda mau merenungkan , bertanya kepada diri sendiri dan mencari jawabannya . Nah pada saat anda sadar akan penyebabnya ,anda akan sangat membaik. Beberapa kata mutiara yang saya pernah dengarkan :” Janganlah kita menyerahkan hak kita untuk bahagia pada mulut orang lain”. ” Kita adalah anak 2 Allah ; dan sudah pasti tidak ada yang lebih hebat dari kita , dan kita tidak pernah berkekurangan ”
Cobalah berdoa :” Minta kepada Tuhan hanya pada satu hal , hati yang selalu merasa berkecukupan ” Dan mohon ampunan Nya karena sampai kapanpun kita belum mampu melakukan kehendaknya . Pada saat kita mampu perlahan lahan menanggalkan keterikatan kita dengan dunia ini , disitulah kita akan makin damai dan makin mengenal Tuhan .
Semoga anda selalu diberkati .