John Prevost: Sejak Kecil, Leo XIV Sudah Diramal Nanti Jadi Paus Amerika Pertama (64)

0
244 views
Paus Leo XIV (tengah) bersama kedua kakak kandungnya: Lewis alias Lou dan John Prevost. (Ist)

KETIKA mendengar kabar itu, saya sedang duduk di ruang tamu, membaca buku. Lalu saya mendapat pesan kiriman seorang mantan guru yang berkata, “Lihat, itu sudah muncul kepula asap putih.”

Jadi, saya segera menyalakan TV untuk mulai ikut menontonnya.

Saya menelepon keponakan saya dan berkata, “Hei…” dan dia langsung menjawab, “Aku juga sedang nonton TV.”

Kami pun menyaksikan bersama; bertanya-tanya kapan tirai balkon Istana Vatikan itu nantinya akan terbuka.

Sekitar 40-45 menit kemudian, keponakan saya berkata, “Lihat, tirainya sudah mulai disibakkan.”

Paus Leo XIV alias Kardinal Robert Francis Prevost OSA. (Ist)

Dan benar saja, tirainya terbuka. Lalu muncullah seorang uskup Perancis dan menyampaikan pengumuman. Ketika mendengar nama keluarga kami akhirnya disebut, keponakan saya langsung menjerit. Saya hanya bisa berkata, “Ya ampun, inikah benar nyata? Ini benar-benar terjadi?”

Kami terus menyimak apa yang disampaikan Uskup tersebut. Keponakan saya langsung berkata, “Aku akan menelepon kantor. Hari ini aku tidak masuk kerja.”

Saya menjawab, “Ya, lakukan saja apa yang perlu.”

Setelah itu, kami menonton kerumunan manusia tumplek bleg di Lapangan Santo Petrus dan mulai mendengarkan pesan pidatonya. Adik kandung saya -Rob Prevost- tidak banyak bicara dalam bahasa Inggris. Ia lebih banyak menggunakan bahasa Spanyol dan Italia. Jadi kami tidak mengerti banyak. Tapi, untunglah lalu ada teks terjemahan.

Lalu, tiba-tiba ponsel saya berbunyi, iPad saya juga menyala, semuanya bersamaan. Banyak sekali pesan masuk. Dan sejak itu, hidup saya tak berhenti bergerak.

Tiga saudara sekandung: The Prevosts asal Chicago, Illinois, Amerika. Tak disangka, satu dari mereka ini menjadi Paus Leo XIV sejak Kamis 8 Mei 2025. Ki-ka: Paus Leo saat masih balita, kakaknya Lewis alias Lou dan John Prevost. (Ist)

Reaksi emosional saat mama keluarga disebut

Ketika mendengar nama itu disebut, saya merasa terkejut, tidak percaya. Tapi juga bangga, sangat bangga. Rasanya seperti, “Apakah ini benar-benar terjadi?”

Kemudian saya berpikir, “Lalu apa yang harus kami lakukan sekarang?”

Ini tanggungjawab yang luar biasa. Semua mata kini tertuju padanya, lebih dari sebelumnya – dan mungkin juga kepada kami: keluarganya.

The Prevosts saat ketiga anak kelahiran Chicago ini masih balita. (Ist)

Yang membuat Rob layak jadi Paus

Menurut saya, yang paling penting adalah bahwa dalam hati dan jiwanya yang terdalam, dia ingin menjadi misionaris. Dia tidak pernah mengejar jabatan uskup atau kardinal. Tapi ketika diminta, dia melaksanakannya dengan taat.

Dia selalu ingin kembali ke Peru untuk melayani wilayah misi. Itu karena dia sangat peduli dengan mereka yang terpinggirkan, miskin, dan tidak didengar suaranya. Dalam hal itu, saya pikir dia akan menjadi “Paus Fransiskus kedua”; ingin mengikuti jejak Paus sebelumnya dalam membela yang lemah.

Tiga saudara sekandung: The Prevosts asal Chicago, Illinois, Amerika. Paus Leo alias Robert F. Prevost ada di barisan paling depan atau kiri. (Ist)

Akan menjadi Paus seperti apa?

Saya pikir Anda akan melihat sosok “Paus Fransiskus kedua”. Tapi dia juga akan membawa ciri khasnya sendiri. Dia masih cukup muda untuk ukuran Paus, dan dia sangat aktif. Ia akan hadir di banyak tempat, bergerak, dan juga akan menyuarakan isi hatinya.

Masa kecil bersama Rob

Tidak banyak cerita, karena setelah lulus kelas 8, Rob langsung masuk seminari Ordo Agustinus di Holland, Michigan. Jadi dia jarang ada di rumah setelah itu, hanya libur musim panas dan Natal.

Sebagai anak-anak, kami hanya punya sedikit waktu bersama. Tapi saat dewasa, ketika dia mendapat waktu cuti dari tugasnya, kami bisa menghabiskan waktu lebih banyak.

Paus Leo XIV saat masih balita sebagai Robert Francis Prevost. Sedari kecil orang sudah berani meramal bahwa sekali waktu nanti Rob -panggilan akrab Paus Leo di keluarganya- akan menjadi Paus Amerika pertama. (Ist)

Tanda panggilan sejak kecil

Sebagian anak laki-laki suka bermain perang-perangan, dan anak perempuan suka main boneka. Tapi Rob suka “bermain misa.”

Dia mengambil papan setrika ibu kami, menutupinya dengan taplak, dan membuat altar. Kami semua harus ikut “misa” dan dia memimpin dengan sungguh-sungguh. Ia hafal doa dalam bahasa Latin dan Inggris. Ini bukan main-main baginya. Dia sungguh-sungguh.

Bahkan, ketika dia masih TK atau kelas 1 SD, ada beberapa ibu tetangga yang berkata, “Kau akan menjadi Paus Amerika pertama.”

Mereka sudah melihatnya sejak dini.

Apakah Anda juga melihat tanda itu?

Ya, saya melihat dia akan jadi imam. Tapi Paus? Siapa yang bisa membayangkan itu di usia 6 tahun? Tapi memang ada semacam aura di sekelilingnya – ia sangat peduli pada orang lain, pada tetangga, pada sekitar.

Tiga bersaudara dengan nama keluarga Prevost: Kardinal Robert F. Prevost bersama dua kakak kandungnya. (Ist)

Perasaan bangga yang tak terungkapkan

Saya bahkan sulit mengungkapkannya dengan kata-kata. Bagaimana bisa tidak bangga? Dia bukan hanya menjadi Paus, tapi juga Paus Amerika pertama. Paus pertama dari Chicago. Dan dia itu adalah adik kandung saya.

Makna jadi Paus Amerika pertama

Ini luar biasa. Tapi juga membawa tanggungjawab besar. Dia akan diawasi dari segala arah, karena dia Paus pertama dari Amerika.

Selama ini kita terbiasa dengan Paus dari Italia, atau Argentina seperti Paus Fransiskus. Tapi sekarang, dunia akan bertanya: “Apa yang akan dilakukan Paus Amerika ini untuk saya?”

Itulah sebabnya saya dulu berpikir tidak akan pernah ada Paus dari Amerika.

Amerika Serikat sudah cukup kuat secara politik – apakah dunia masih mau melihat Gereja dipimpin dari sana? Tapi Roh Kudus bekerja dengan caranya sendiri.

Bagaimana dia akan menghadapi tantangan ini?

Saya rasa dia punya kesabaran seperti orang kudus. Dia tidak akan tergesa-gesa. Dia akan berhenti sejenak, berpikir, baru menjawab.

Ini sungguh sangat berbeda dengan saya.

Saya sering menjawab spontan, benar atau salah. Tapi ia akan mempertimbangkan apa yang terbaik untuk Gereja dan umatnya. Itu kekuatannya.

Paus Leo XIV alias Kardinal Robert Francis Prevost asal Chicago, Amerika, seorang imam religius Ordo Santo Agustinus (OSA) – by CNN.

Bagaimana ia menanggapi isu kontroversial?

Soal perang, imigrasi, hak-hak kaum gay -semua isu besar itu- saya yakin dia akan menanggapinya. Saya rasa dia melihat bahwa Amerika Serikat sedang bergerak ke arah yang salah dalam hal imigrasi. Bagi dia, orang -di mana pun mereka lahir- tetaplah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia.

Tentang perang, itu rumit. Sulit untuk tidak menyinggung pihak mana pun. Tentang pernikahan sesama jenis, saya rasa dia akan mengikuti ajaran tradisional Gereja.

Masa kecil di Dalton

Kami tumbuh besar seperti anak-anak biasa. Pagi-pagi ada yang mengetuk pintu, mengajak main. Kami bermain baseball, berenang di kolam tetangga. Ketika sudah agak besar, kami naik kereta ke pusat kota.

Rob ikut saja permainan yang dipilih mayoritas. Dia bukan tipe yang menolak. Tapi saat remaja, hobinya adalah… mengemudi. Dia sangat suka menyetir mobil. (Sambil Menunjukkan Foto)

Ini foto setelah tahbisan imamatnya di Roma bersama Pastor Bob Daro. Ini saat dia diangkat jadi Kardinal. Dan ini foto kami bertiga: saya, Rob (sekarang Paus), dan kakak tertua kami Lewis. Foto itu diambil sekitar tahun 2023. Dan ini waktu kecil – saya tebak usia kami sekitar 2, 3, dan 6 tahun.

Paus fans White Sox, bukan Cubs

Oh ya, ada yang salah informasi. Rob itu penggemar berat White Sox, bukan Cubs. Kami sering ke pertandingan; dari Dalton ke lapangan White Sox tidak jauh. Sebagai putera altar, itu salah satu hadiah yang kami dapat – menonton pertandingan.

PS: CBS

Baca juga: Minum kopi satu meja bersama Paus Leo XIV (63)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here