Jumlah Kasus ‘Kumpul Kebo’ Melonjak di Filipina

0
1,782 views

wedding-dresses1.tk

MANILA, SESAWI.NET – Saat ini hidup bersama tanpa ikatan perkawinan alias “kumpul kebo” menjadi tren di Filipina, negeri yang mayoritasnya beragama Katolik.

Lebih dari 37 persen dari 1,78 juta bayi tahun 2008 dikabarkan lahir dari ibu yang tidak menikah. Begitu setidaknya laporan yang disampaikan kantor bidang kependudukan di negeri itu pada Jumat, pekan ini.

Jumlah ini 12,5 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya dibanding dengan peningkatan 2 persen bayi yang lahir.

Sekarang ini makin banyak Filipino, sebutan warga Filipina, yang menganggap perkawinan hanya pilihan bukan tuntutan bila ingin membentuk sebuah keluarga, kata Nene Baligad, salah satu pejabat di Kantor Statistik Nasional yang punya wewenang memberi surat legal pernikahan.

“Saat ini, beberapa pasangan sekadar hidup bersama dan menikah setelah memiliki empat atau lima anak,” ujarnya.

“Anda tidak mungkin bilang ini hanya karena alasan praktis semata karena biaya pernikahan di negeri ini cukup murah. Ini lebih karena Filipino mengikuti tren saja.” ujarnya seperti dikutip Associated Press.

Menantang gereja
8 dari 10 Filipino beragama Katolik dan Filipina merupakan salah satu dari tiga wilayah negara di dunia yang menyatakan bahwa perceraian itu tidak sah secara hukum.

Meski begitu, sensus penduduk menunjukkan bahwa banyak pasangan yang tak peduli dengan aturan yang berlaku dalam Gereja Katolik. Mereka tak hanya memiliki anak tanpa menikah, tetapi juga sengaja tidak melakukan perayaan pernikahan di gereja.

Tak heran bila tren perayaan pernikahan resmi di gereja menurun drastis hingga 0,7 persen atau sebanyak 486.514 di tahun 2008, berdasar sensus pemerintah setempat.

Memang, lebih dari sepertiga pasangan menikah melalui seremoni Gereja Katolik, tetapi empat dari sepuluh pasangan menikah melalui lembaga negara (red: di Indonesia disebut catatan sipil) dan tidak melalui gereja.

Salah satu pasangan yang tinggal di Manila, Alvin Ruiz (24) dan pacarnya Joann Lopez mengatakan, bahwa mereka mulai hidup bersama sejak empat tahun lalu dan sekarang sudah memiliki seorang anak lelaki usia tiga tahun.

“Daripada kami gunakan untuk pesta nikah, lebih baik uang kami belikan susu buat bayi kami,“ ujar Ruiz, yang hidupnya bergantung dari berjualan minyak goreng bekas restoran ke perusahaan pengolah minyak menjadi bahan bakar kendaraan bermotor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here