Puncta 28 September 2025
Minggu Biasa XXVI
Lukas 16: 19-31
DEMO besar-besaran terjadi di Nepal pada 9 September 2025 kemarin. Rakyat marah atas pemblokiran media.
Tetapi kebijakan itu hanya pemicu saja. Kemarahan rakyat sebetulnya karena pemerintah gagal mempersempit jurang kaya dan miskin.
Korupsi merajalela dan kesenjangan sosial dan ekonomi sangat terasa. Menurut laporan Kantor Berita Reuters pada Rabu, 10 September 2025, 1 dari 5 warga Nepal hidup dalam kemiskinan. Tepatnya, lebih dari 20 persen dari total populasi 30 juta orang alami kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
Ketika kita tidak berbuat sesuatu untuk orang miskin, maka nasib kita akan ditentukan di sana. Inilah inti dari pesan Injil hari ini. Lukas mempertentangkan antara si miskin dan orang kaya.
Orang kaya itu sering berpesta pora di rumahnya. Ia berpakaian halus dan jubah ungu yang mahal-mahal.
Ia menikmati pestanya di dalam rumahnya.
Sedang si miskin compang-camping dengan gombal bau boroknya. Ia jadi rebutan anjing-anjing yang berpesta menjilati lukanya. Ia tergeletak menahan lapar di pintu gerbang.
Mereka berdua dibatasi oleh pintu gerbang. Pintu adalah sarana komunikasi. Pintu juga lambang hati. Jika hati kita beku dan tertutup, maka hati tak peduli pada derita sesama kita. Egoisme menutupi hati kita.
Pintu juga lambang batas kehidupan. Hidup kita di dunia akan berakhir dan kita harus melewati pintu menuju kehidupan kekal. Hidup kekal ditentukan oleh cara hidup kita di dunia.
Keduanya mati. Lazarus yang miskin dibawa ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu turun ke siksaan kekal. Jurang antara mereka tak tersambungkan sama ketika di dunia mereka tak pernah berhubungan.
Pesan penting disampaikan melalui Bapa Abraham. Pertama, hanya di dunialah ada kesempatan untuk menolong sesama yang menderita. Maka gunakanlah waktu di dunia untuk menolong orang miskin. Perbuatan itu jadi bekal di akherat.
Kedua, kepekaan hati mendengarkan warta Kitab Suci lebih penting daripada menantikan mukjizat kebangkitan orang mati. Laksanakan pesan para nabi dan berbuatlah baik kepada orang kecil dan lemah.
Mari kita berbagi dan peduli pada sesama khususnya yang menderita. Dengan itu kita menyiapkan kehidupan di surga.
Kalau ke Cawas mampir ke Mbah Warti,
Sate kambingnya empuk enak sekali.
Kehidupan kekal ditentukan hari ini,
Ketika ada orang miskin dan kita peduli.
Wonogiri, bantulah si miskin
Rm. A. Joko Purwanto, Pr