Kartu Kredit, Ya dan Tidak!

0
2,051 views

Tantum Quantum adalah ungkapan dalam Bahasa Latin yang berarti sejauh perlu dan secukupnya. Inilah salah satu butir mutiara rohani warisan bijak  Santo Ignatius Loyola.

Pendiri Ordo Serikat Yesus ini mengajak kita agar bisa mempergunakan semua barang ciptaaan sejauh itu menolong mencapai tujuan manusia diciptakan, dan melepaskannya sejauh itu merintanginya (Bdk. Latihan Rohani 23).

Rasanya, kalimat bijak rohani itu sangat senafas dengan beberapa kata-kata bijak dari khasanah Timur, termasuk Indonesia. Taruhlah itu, nasihat yang berbunyi: “makanlah sebelum kenyang”.

Singkat kata, hayatilah kebenaran akan prinsip ugahari. Mari kita menggunakan segala sesuatu menurut “ukuran secukupnya”.

Relevansinya sekarang

Perilaku konsumtif kini sudah menjadi gaya hidup kaum urban. Sepertinya, tak boleh dibilang modern kalau belum bisa “bergaya” konsumtif. Parahnya lagi, gaya hidup penuh gaya ini sudah menjadi sebuah trendsetter masyarakat dari segala lapisan sosial.

Kartu kredit yang kini makin diakrabi menjadi pintu paling mudah untuk mengobral gaya hidup modern ini. Orang dibuat mudah belanja apa pun yang dia mau dan ini yang paling menyenangkan. Tinggal gesek dan boleh melenggang pergi dengan barang belanjaannya. Pasti akan lebih mengasyikkan lagi, bilamana “proses gesek-menggesek” itu menjadi tontonan banyak orang.

Nilai tontonan itu makin “menghibur”, kalau kartu gesek magnetik itu berkualifikasi gold atau platinum. Aromanya, serba wah dan penuh gaya!

Tapi orang lupa, belanja dengan kartu kredit sama saja membuka pintu lebar-lebar untuk utang. Tentu saja orang sadar betul, kartu kredit itu hanya berfungsi sebagai alat pengganti transaksi uang tunai yang aman dan mudah. Lantaran penuh gaya itulah, orang bisa jatuh beneran pada jerat hutang.

Kalau sudah terjerat rentenir sistem kartu kredit, suami ribut sama istri. Orangtua perang mulut dengan anak-anak. Komunikasi keluarga runyam. Pada tahap inilah, orang baru terhenyak sadar: uang sudah mengendalikan orang. Padahal mestinya sebaliknya, orang harus mengendalikan cash flow.

Nah, mari kembali ke prinsip tantum quantum. Kartu kredit diciptakan untuk membuat mudah dan aman transaksi pembelian. Dari sono-nya kartu kredit didesain sebagai “dewa penolong”, dan bukan sebaliknya menciptakan ketergantungan atau bahkan pembuat masalah baru.

Berikut di bawah ini, beberapa kiat yang bisa dipilih ketika kita menggunakan kartu gesek magnetik untuk transaksi pembelian.

1. Kredibilitas Bank Penerbit Kartu Kredit. Hendaknya kita melihat apakah bank penerbit kartu kredit sudah mempunyai pengalaman yang lama dan teruji. Iklan yang ditawarkan harus dipelajari sungguh-sungguh agar kita tidak terjebak di dalamnya.

2. Pemilihan Jenis Kartu Kredit. Setiap jenis kartu mengandung konsekuensi tersendiri terkait dengan kemampuan keuangan setiap individu. Jika kantong kita berkelas plafon pinjaman Rp 5 juta, jangan sekali-kali memegang kartu dengan plafon Rp 15 juta, apalagi yang lebih dari itu. Hal ini dapat mengundang kita untuk “berhutang”

3. Cara Pandang atas Kartu Kredit. Hendaknya kartu kredit dilihat dari segi fungsinya sebagai pengganti transaksi uang tunai yang aman dan mudah dan bukan sebagai sarana untuk berhutang secara mudah. Oleh karena itu, berbelanja dengan kartu kredit seharusnya sesuai kebutuhan dan kemampuan kantong, bukan semata-mata untuk mengejar poin reward atau hadiah.

Jika kita belanja dengan kartu kredit setiap bulan Rp 2 juta, pada akhir bulan kita harus membayar Rp 2 juta tanpa perlu membayar bunga. Namun, jika belanja kita lebih dari 2 juta, bunga harus dibayarkan. Jika tidak, bunga akan menjadi hutang berbunga.

Kartu kredit? Perlu dan berguna, tentu saja. Tapi jangan sampai kita terjebak pada nikmatnya bertransaksi dengan kartu kredit, tapi melupakan kewajiban membayar tagihan di akhir bulan.

Cash flow harus kita kendalikan. Bukan sebaliknya: kartu kredit mengendalikan ambisi kita untuk memiliki. Kalau yang terakhir ini menimpa kita, alamak…jerat hutang siap menerkam kita.

Mispan Indarjo


[oqeygallery id=1]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here