Sabtu, 11 Oktober 2025
Gal 3:7-14
Mzm 111:1-2.3-4.5-6.
Luk 11:15-26
DALAM hidup ini, kita sering berhadapan dengan banyak kekuatan yang bekerja di sekitar kita, ada yang membawa kedamaian dan terang, namun ada juga yang menebarkan kebingungan dan kegelapan.
Kadang kita bertanya-tanya, dari mana datangnya semua ini? Apakah yang kita alami benar-benar berasal dari Tuhan, atau justru dari sesuatu yang menyesatkan?
Yesus sendiri pernah dituduh mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Tuduhan itu muncul karena orang tidak mampu mengenali sumber kuasa yang sejati.
Padahal, karya Yesus selalu berakar pada kasih dan kebaikan, dua hal yang tidak mungkin berasal dari kejahatan. Di sinilah kita diajak untuk belajar membedakan: bahwa segala sesuatu yang membawa kedamaian, kebenaran, kasih, dan kehidupan, pasti bersumber dari Allah.
Tuhan tidak pernah bertentangan dengan diri-Nya sendiri. Ia adalah Kasih, dan segala yang berasal dari-Nya memancarkan kasih. Karena itu, bila kita melihat kebaikan, sukacita, pengampunan, atau pertobatan, kita boleh yakin bahwa itu adalah tanda nyata kehadiran dan kuasa-Nya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”
Setiap kali kuasa Allah bekerja, sesuatu yang baru lahir: yang terikat dibebaskan, yang luka disembuhkan, yang putus asa dipenuhi harapan.
Tindakan Yesus mengusir setan bukan hanya tentang mengalahkan kejahatan, tetapi tentang menegakkan tatanan baru di mana kasih dan kebenaran Allah berkuasa.
Kerajaan Allah bukan sesuatu yang jauh di langit; Yesus berkata bahwa Kerajaan itu sudah datang. Artinya, setiap kali kasih mengalahkan kebencian, pengampunan menumbuhkan perdamaian, dan kebaikan menyingkirkan kejahatan, di situlah Kerajaan Allah hadir.
Namun, untuk mengalami kuasa itu, kita harus membuka hati bagi Allah. Dunia ini sering penuh dengan “setan-setan” dalam bentuk egoisme, iri hati, keserakahan, dan ketidakpedulian.
Kuasa Allah ingin membebaskan kita dari semuanya itu. Tapi Tuhan tidak memaksa, Ia menunggu kita mau membuka ruang di hati agar kasih-Nya bekerja.
Biarlah Tuhan mengusir segala hal yang mengikat kita pada dosa dan kegelapan. Ketika hati kita dibersihkan oleh kuasa-Nya, Kerajaan Allah sungguh hadir di dalam diri kita, di keluarga kita, dan di dunia ini.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah saya sungguh percaya bahwa kasih dan kebaikan adalah kekuatan ilahi yang mampu mengalahkan kejahatan?