Kasih Itu Membebaskan

0
395 views
Ilustrasi: Imam memberi Sakramen Perminyakan Orang Sakit. (Adhika Rahardyanto)

Senin, 26 Oktober 2020
Ef 4:32-5:8 dan Luk 13:10-17

SEORANG pastor tua bertutur soal pengalaman pastoral orang sakit. Saat itu beliau baru pulang dari perrjalanan turne pastoral yang melelahkan, karena medannya berat, jalannya rusak.

Begitu tiba di pastoran, sudah ada umat yang menunggu untuk urusan perminyakan suci. Setelah menyiapkan diri, beliau langsung berangkat lagi ke kampung yang cukup jauh, untuk melayani Sakramen Orang Sakit.

Catatan yang diberikan pastor tua diakhir kisahnya sungguh menarik: “Untuk orang sakit, jangan pernah menunda memberikan pelayanan. Orang sakit membutuhkan bantuan. Dan kasih pastoral, harus membawa pembebasan.”

Injil berkisah tentang Yesus menyembuhkan seorang wanita yang sudah delapan belas tahun dikuasi iblis sampai bungkuk badannya.

Bagi Yesus, wanita ini harus segera dibebaskan. Tidak bisa tidak, walaupun saat itu hari Sabat. Yesus mau memperlihatkan sebuah kasih tanpa batas, kasih yang membebaskan. Kasih yang tanpa batas bisa membuat orang terperangah. Kebaikan mampu mengatasi halangan, termasuk halangan hari Sabat.

Kisah penyembuhan itu memberi hikmah istimewa. Yesus diutus untuk menyelamatkan dan bukan menghancurkan. Dia diutus untuk melepaskan belenggu yang menekan manusia. Kerahiman Allah, Bapa-Nya menjadi sumber pengharapan bagi semua manusia yang menderita.

Bagaimana dengan kita?

Kita diajak menjadi orang yang selalu hadir penuh kasih yang membebaskan sesama dari segala belenggu.

Untuk mengamalkan kasih, kita harus mengatasi setiap rintangan, terutama rintangan yang berasal dari diri sendiri, yaitu sikap egois dan nafsu ingat diri. Semoga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here