Kasih sebagai Pemenuhan Hukum

0
432 views
Belas kasih.

Selasa, 14 03 2023

  • Ul. 4:1,5-9.
  • Mzm. 147:12-13,15-16,19-20;
  • Mat. 5:17-19.

PAUS Fransiskus dalam Bulla Misercordiae Vultus mengatakan bahwa Yesus Kristus menghadirkan wajah Allah Yang Maharahim.

Wajah yang penuh kerahiman itu sangat dirindukan oleh orang yang bersalah, orang yang berdosa.

Bagi para pendosa, sikap dan perilaku yang telah mereka lakukan akan mendatangkan hukuman jika dihadapkan pada hukum yang ada.

Namun meskj harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang ada, sikap hukum yang diwarnai kasih dan kerahiman akan membawa pembebasan dan diterima dengan lapang hati.

Tuhan Yesus melengkapi Hukum Taurat dengan kasih dan kerahiman, hingga menjadi kabar sukacita bagi kita para pendosa.

Dia mengandili dengan kasih dan cinta, bukan dengan pedang.

Seorang ibu bersyukur atas kembalinya anaknya dari perilaku hidup yang tidak benar.

“Saya memang kecewa namun saya tidak mau memberi anakku,” kata ibu itu.

“Hingga, suatu hari setelah ikut retret paroki, anakku itu menyampaikan permintaan maaf atas semua kesalahannya,” sambungnya.

“Saya bertobat bukan karena saya takut dihukum, namun karena cinta ibu yang sangat tulus padaku,” kata anakku sambil terisak.

“Saya tahu ibu kecewa namun ibu bertahan dalam menyanyangiku,” ujarnya.

“Cinta dan kerahiman ibu membawaku pulang untuk bertobat;” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Tuhan Yesus berkata: “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab Para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya.”

Yesus datang untuk menggenapi bukan berarti Yesus sekedar melengkapi atau menyempurnakan hukum Taurat dan Kitab para nabi.

Yesus justru memberi makna baru yang terdalam dari Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi dengan Hukum Kasih.

Hukum Taurat adalah kehendak Allah untuk mengasihi maka kita juga diingatkan Yesus untuk mampu mengasihi.

Kita dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan totalitas hidup kita dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri kita sendiri.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau melengkapi warta Kerajaan Allah dengan perbuatan kasih?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here