Katolik KTP?

0
407 views
Ilustrasi: Segenap OMK diimbau aktif terlibat dalam kegiatan bernarasi positif di panggung medsos. (Sr. Maria Seba SFIC)

Bacaan 1: Yes 6:1 – 8
Injil: Mat 10:24 – 33

PERTENGAHAN April 2018, saya dipercaya oleh Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Bogor untuk menjadi Ketua Panita Temu Karya Kitab Suci Regio Jawa yang terdiri dari tujuh Keuskupan se Pulau Jawa.

Pertemuan itu untuk membahas program Bulan Kitab Suci Nasional, setiap Keuskupan memaparkan program-programnya. Dalam acara ini, saya menyelipkan acara khusus untuk OMK berupa seminar dan kiprah anak muda Katolik dalam mewartakan Kitab Suci.

Salah satunya adalah kelompok Domus Cordis Keuskupan Agung Jakarta. Mereka adalah sekumpulan anak muda Katolik yang militan dalam mewartakan Kabar Sukacita Kristus dengan cara milenialnya.

Anak-anak muda Katolik itu digembleng dengan keras namun penuh sukacita. Visinya adalah, “wants to become the church’s collaborator in sanctification and evangelization so that all young people live in Christ” (menjadi mitra Gereja dalam penginjilan anak muda agar hidup suci dalam Kristus) serta misinya, “wants to inspire young people to change the world in Christ” (menginspirasi anak muda Katolik mengubah dunia dalam Kristus).

Tanpa takut, mereka mewartakan hingga ke ujung Timur Indonesia serta beberapa negara ASEAN.

Dalam bacaan hari ini, saya mencatat tiga hal utama yang ingin disampaikan Tuhan Yesus.

Pertama, supaya para murid “jangan takut” mewartakan dan harus mampu melawan ketakutan yang dapat membuat meninggalkan perutusannya.

Kedua, pemeliharaan Kristus atas para murid-Nya bahwa Tuhan akan selalu melindungi terhadap para musuh yang hanya dapat menghancurkan badan saja namun tidak jiwa.

Ketiga, menunjuk pada penghakiman akhir di hadapan Allah, berdasarkan kesetiaan iman yang menjadi konflik selama perutusan.

Saat beribadah di kenisah, Nabi Yesaya menerima penglihatan dari Allah, disucikan, dan diberikan perintah khusus untuk menyampaikan firman Allah kepada umat yang buta, tuli, dan tidak peka secara rohani.

Itulah tanda bahwa Yesaya menerima tugas kenabiannya meski ia merasa diri najis dan tak pantas terutama dalam hal bertutur kata.

Allah itu kudus seperti yang disampaikan oleh para Serafim “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”.

Pesan hari ini

Tuhan telah mengutus saya dan kamu untuk pergi mewartakan Kabar Sukacita Allah serta menjamin hidupku. Beranikah saya menanggapi seperti Yesaya, “Ini aku, utuslah aku!” sama seperti juga anak-anak muda militan yang tergabung dalam Domus Cordis tadi, atau hanya mau jadi Katolik KTP yang hanya berdiam diri saja?

Uskup Keuskupan Purwokerto, Mgr. C. Tri Harsono mengimbau: “Wisuh, aja klayapan, maskere dienggo, sing bombong bae (cuci tangan, dirumah aja, pakai masker, dan yang baik hatinya), Kristus hidup dan Ia pun ingin kamu hidup pula.”

Bersatu Melawan Coronavirus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here