Katolik, tapi Tetap Korupsi

0
397 views
Ilustrasi - Menjadi tahanan KPK karena kasus korupsi. (Ist)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Sabtu, 9 April 2022.

Tema: Melawan Arus.

Bacaan.

  • Yehez. 37: 21-28.
  • Yoh. 11: 45-56.

“Romo, saya cemas dan takut.”

“Kenapa?”

“Rekanan bisnis saya ditangkap. Ia ketahuan make-up anggaran. Ia dipercaya mengurusi tender-tender. Selama ini sih aman. Mereka sangat hati-hati. Tidak banyak yang tahu. Halus mainnya. Sebuah kesempatan berbagi-bagi. Semua dapat.

Saya pun juga dapat, walau harus memberi fee yang cukup untuk mereka. Tetapi karena proyek ini saya kerjakan sendiri, saya juga ikut bermain.”

“Kan sudah menduga bahwa permainan semacam ini tidak selamanya aman? Bukankah pemerintah pun semakin bersih, bekerja untuk rakyat dan tidak memboroskan anggaran.”

“Iya Romo. Memang akhir-akhir ini, pemerintah menekan pembocoran anggaran. Tapi ya mau gimana lagi. Kalau tidak ikut main, ya tidak dapat proyek.”

“Tapi risikonya kan tahu. Sangat riskan.”

“Selama ini sih aman-aman. Semua kebagian. Dan ini sudah berlangsung lama. saya termasuk pemain lama. Kami saling membantu. Yang penting, pekerjaan saya sesuai dengan spek dan kualitas yang dituntut. Dan untungnya selama ini, ketika proyek ditinjau, semua baik saja. Saya mengerjakan sesuai dengan kualitas yang dituntut. Ini yang menyelamatkan.

Yang saya takuti ketika terbongkar. Pasti saya juga mendapat risikonya. Minimal dicoret dalam permainan tender selanjutnya.

Mohon doanya Romo.

Di dunia bisnis, punya maksud baik itu sulit. Apalagi menghadapi kenyataan yang ada, semua bisa mandeg. Niat baik, kebaikan, kejujuran, adil selalu berhadapan dengan korporasi yang jahat. Seakan-akan tidak ikut bermain, ya minggir.

Yang penting bukan proyeknya, tetapi bagaimana saling berbagi. Dan itu sudah disetir, tidak dapat berbuat apa-apa. Mau atau tidak. Ada banyak lapisan dan tahap mencapai sebuah agreement. Tidak ada bukti. Selalu ada orang yang mendekati dan menjadi perantara.

Di dunia saya, soal menegakkan kebaikan sangatlah sulit. Selalu dipertanyakan kebaikan buat siapa?”

“Lalu apa yang dilakukan?”

“Ya saya melakukan proyek sesuai dengan kriteria. Selama ini, memang saya tidak macam-macam. Atau mengurangi bahan-bahan. Walaupun “dapat”-nya sedikit, yang penting saya mendapat pekerjaan; dan mengerjakan sesuai dengan kriteria dan perjanjian yang ada.

Inilah yang menyelamatkan kami. Beberapa kali memang diperiksa. Tidak ada kesalahan dalam proses pembuatan proyek.

Saya menjalankan sendiri proyek ini. Tidak dilemparkan kepada orang lain. Riskan, Mo.”

“Ya kalau begitu, kenapa takut? Yang penting proyek dapat diselesaikan sesuai dengan kriteria.”

“Betul, Romo, itu yang saya kerjakan.”

“Tapi yang sekarang mungkin agak beda. Pimpinan berbeda. Sepak terjangnya juga berbeda. Kami masih membaca-baca situasi. Kesannya galak, lurus, disiplin, bergeming dengan tawaran fee.

Jadinya saya ya was-was. Makanya minta doa. Semoga tidak terjadi apa-apa. Saya berusaha proyek ini bisa cepat selesai dan saya closed. Tidak bermain lagi. Ganti usaha Mo.”

“Seburuk itukah dunia usahamu?”

“Begitulah Romo. Sulit ditebak. Kadang kami hanya nurut saja mengikuti kemauan mereka, bila ingin mendapatkan proyek. Tentu ada kalkulasi. Dengan kata lain masih ada keuntungan. Biasanya sudah ada yang mengatur. Sama-sama mengerti. Saya mengikuti saja apa mereka rancang. Yang penting saya dapat pekerjaan dan keuangan lancar.

Sulit ngomong untuk menegakkan apa yang seharusnya.:

Ada sepenggal kisah baik.

“Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi.” ay 53-54a.

Tuhan, beranikan aku menapaki jalan-Mu demi keluargaku. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here