Kaum Muda Katolik: Empat Pilar Tatanan Bernegara Sudah Final

0
2,106 views

[media-credit name=”google” align=”alignleft” width=”300″][/media-credit]JAKARTA, SESAWI.NET – ANAK-anak muda Katolik yang tergabung dalam Komkep KWI  (Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia) mendukung sosialisasi empat Pilar. Menurut mereka, bangsa ini akan survive bila empat pilar itu hidup menancap kuat di tengah masyarakat. Bagi Komkep KWI, keempat pilar sudah final.

Karena itu materi empat pilar, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dijadikan sebagai salah satu substansi dalam program Pendidikan Politik bagi Orang Muda Katolik (OMK). Komkep KWI mempunyai landasan bahwa OMK tidak ingin menjadi generasi yang buta terhadap empat pilar. Komkep KWI ingin agar OMK Indonesia bahu membahu bersama elemen masyarakat lainnya mewujudkan keempat pilar.

Audiensi dengan MPR

Untuk lebih menyatakan keseriusan akan dukungan terhadap empat pilar, sebanyak 13 pengurus Komkep KWI mengadakan audensi dengan pimpinan MPR, 28 Juni lalu. Delegasi yang dipimpin oleh Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr diterima oleh Ketua MPR Taufiq Kiemas beserta Wakil Ketua MPR Hajiryanto Y. Thohari dan Melani Leimena Suharli di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.

Dalam pertemuan itu, Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr mengungkapkan, sejak kedatangan para pimpinan MPR ke KWI beberapa waktu lalu dan mengajak induk organisasi umat Katolik di Indonesia bersama-sama melaksanakan sosialisasi empat pilar itu, pertanyaan menggelitik  lalu muncul. Apa yang bisa disumbangkan Komkep KWI kepada bangsa dan negara?

Menurut Romo Dwi Harsanto, jumlah generasi muda di Indonesia mencapai 60 persen sehingga jumlah ini sangat strategis demi suksesnya sosialisasi empat pilar. Menurut dia, Komkep KWI merasa penting mencanangkan program penyadaran hidup berbangsa dan bernegara. “Sebab setelah era reformasi, pendidikan formal di sekolah-sekolah sudah bergeser,” ujarnya. Hal ini pula yang menjadi keprihatinan Komkep KWI.

Romo Dwi menegaskan, Komkep KWI selalu bersemangat dalam setiap upaya menyelamatkan bangsa dan negara. Saat ini diakui, ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengeliminasi ideologi bangsa. Bagi Komkep KWI, masalah ideologi bangsa yakni  Pancasila sudah dianggap final. “Kami ini 100% umat Katolik dan 100% orang Indonesia,” ujarnya mengutip pernyataan Monsinyur Soegijapranata beberapa tahun silam.

Dukungan KWI

Senada dengan apa yang disampaikan Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawam KWI Romo  Guido Suprapto Pr juga mengungkapkan,  kedatangan Komkep KWI ke MPR ini tak lain  merupakan bukti dukungan konkret terhadap upaya MPR mempertahankan empat pilar penting tatanan bernegara. “Dalam halempat pilar penting itu,  komitmen  Komkep KWI mempertahankan tatanan hidup bernegara itu  tidak perlu diragukan lagi,” ujar romo diosesan dari Keuskupan Palembang ini.

Menurut Romo Guido, di KWI ada komisi khusus yang dibentuk untuk menumbuhkembangkan semangat cinta dan hormat pada bangsa dan negara. Komitmen KWI kepada empat pilar penting tatanan hidup bernegara itu bukan hal baru, sebab pada Sidang KWI tahun 2005 telah dirilis satu rekomendasi guna memperbaiki kondisi bangsa yang sedang karut marut dengan tetap mempertahankan keempat pilar utama itu.  “Ini rekomendasi yang penting dan generasi muda menjadi lini terdepan dalam sosialisasi empat pilar penting itu,” ujarnya.

Kedatangan Komkep KWI ke MPR merupakan langkah baik untuk membangun sinergi antara Komkep KWI dan MPR. “Kami berkeyakinan bangsa ini akan survive bila keempat pilar itu berakar kuat dikehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Paparan delegasi Komkep KWI disambut baik para pimpinan MPR. Taufiq Kiemas menyebut bahwa kedatangan kalangan muda Katolik menunjukkan bahwa kunjungan yang telah dilakukan para pimpinan MPR ke KWI beberapa waktu yang lalu tidak sia-sia. “Dengan anak-anak muda kita bisa membumikan Pancasila,” ujar Taufiq Kiemas.

Menurut suami mantan Presiden Megawati ini, gerakan mempertahankan keempat pilar tatanan hidup bernegara itu  tidak mungkin berjalan tanpa dukungan kaum muda. “Sosialisasi akan berhasil kalau didukung anak-anak muda,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here