Keajaiban China: Semua Serba Mungkin dan Bisa (1)

0
1,394 views

PERLAHAN namun pasti, performa China dalam perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun makin gemilang. Dalam kurun waktu 11 tahun terakhir ini, tampilan sehari-hari penduduk Negeri Tirai Bambu ini makin ngejreng dan mentereng dibanding pemandangan yang pernah saya lihat di beberapa provinsi 11 tahun silam.

Dulu sekali, cara dandan warga China yang kempling dan ngejreng boleh dibilang hanya terlihat di kota-kota besar seperti di Guangzhou, Beijing, dan Wuhan. Namun 11 tahun berlalu, tampilan berdandan yang aduhai juga sudah merambah kota-kota kecil semisal Yangshuo, sekitar 2 jam perjalanan dari Guilin di Provinsi Guangzhi. Tak peduli dengan semilirnya angin sejuk yang kini mulai terasa menjelang berakhirnya musim panas, gadis-gadis muda dengan pedenya memakai rok mini dengan balutan stocking warna hitam.

Di beberapa ruas jalan utama yang membelah kota turis Yuangshua, anak-anak muda sepertinya lengket dengan HP. Yang lelaki, kalau tidak bergaya dengan kuda besi kebanggaannya sembari menenteng HP model terakhir, mereka juga doyan makan aneka jenis menu produk luar seperti spaghetti, hamburger, dan aneka masakah menu cepat saji. Pokoknya, budaya makan serba instan dengan dandanan gaya masa kini seakan sudah menjadi “bahasa pergaulan” sehari-hari.

Yang tua pun tak kalah pamornya dengan tunggangan mobil bermerk. Lexus, Camry, Citroen C-5, Mazda, Peugeot 308 sudah menjadi pemandangan jamak di kota kecil yang menjad terkenal berkat wisata alamnya. Tak pelak lagi, wisata alam menikmati pemandangan perbukitan padas (karst) yang bertengger gagah di tepian Sungai Li menjadi daya tarik tersendiri di Yuangshao. Belum lagi kalau bisa menikmati hari-hari indah di tepi Sunga Li, persis di sebuah perhentian kapal sebelum masuk kota Yuangshao.

Sekilas mirip suasana pelabuhan bateaubus Troccaderode Paris di tepi Sungai Seine, tak jauh dari Menara Eiffel yang kesohor.

Itu baru keindahan alamnya. Belum kalau bicara kreativitas orang-orang China dalam menjalani kehidupan keseharian mereka.

Begitulah komentar anggota rombongan kami, ketika menyaksikan betapa tingginya cita rasa kreativitas mereka dalam menyiasati kehidupan. Motor berpayung ada. Traktor bermetamorfose menjadi mobil banyak. Menyulap bunga mawar menjadi manisan, oke juga rasanya. Jadi tak salah bicara kalau orangtua kita pernah berujar: “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Tiongkok”.

Kreativitas memanglah merupakan anugerah Tuhan. Daya pikir dan daya cipta manusia harus dipakai untuk semakin menjadikan kwalitas hidup manusia bertambah. Dengan cara itu, kemuliaan Tuhan pun semakin dimuliakan.

Melihat pemandangan sehari-hari di Yangshuo, terasa sekali bahwa masyarakat China memanfaatkan daya linuwih itu secara maksimal. Ditopang oleh etos kerja yang tinggi dan tak gampang menyerah oleh situasi, China dalam beberapa tahun terakhir ini memang berkembang sangat pesat.  Satu demi satu keajaiban telah lahir di Bumi Tiongkok.

Mathias Hariyadi, menulis dari Yangshuo, RRC.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here