Home BERITA Kebencian dan Penghinaan Menjadikanku Rendah Hati

Kebencian dan Penghinaan Menjadikanku Rendah Hati

0
528 views
Ilustrasi - Marah-marah. (Ist)

Sabtu, 21 Mei 2022

  • Kis. 16:1-10.
  • Mzm. 100:1-2.3.5.
  • Yoh. 15:18-21

PERASAAN tidak suka terhadap suatu hal adalah hal lumrah yang bisa dirasakan setiap orang.

Masing-masing individu memiliki standar tertentu untuk menetapkan apakah ia menerima suatu hal atau malah membencinya.

Kebencian terhadap orang lain sering kali bersumber pada ketidaknyamanannya terhadap perilaku sendiri.

Para pendendam dan pembenci biasanya orang yang sedang mengalami kesulitan menerima kenyataan hidupnya.

Hingga orang lain menjadi sasaran proyeksi kemarahannya terhadap diri sendiri.

Maka para pendendam dan pembenci biasanya adalah orang yang kurang percaya diri, sedang mengalami kesedihan berkepanjangan, cemas, bahkan cenderung depresi.

“Saya tidak tahu salah saya apa dengan bapak itu, tetapi sikapnya kepadaku cenderung sinis, menolak dan kurang suka bahkan menghinaku,” kata seorang ibu.

“Sudah beberapa kali jika bertemu, saya sapa pun tidak menjawab,” sambungnya.

“Kalau tidak menunduk, pasti membuang muka seolah-olah tidak pernah kenal,” ujarnya lagi.

“Memang kami sering berbeda pendapat dalam pertemuan, tetapi saya tidak menyangka bahwa dia membawa masalah di forum rapat itu menjadi masalah pribadinya,” imbuhnya.

“Kita ini sama-sama melayani di Gereja, jadi rasanya aneh jika justru punya musuh,” tegasnya.

“Pernah saya merasa terganggu, karena dibicarakan di belakang, tidak dihargai malah disudutkan karena melakukan apa yang menjadi kesepakatan rapat,” lanjutnya.

“Saya sampai tidak mengerti apa yang sebenarnya dia cari dan harapkan dalam pelayanan hidup menggereja ini?,” kata ibu itu.

“Namun akhirnya saya memutuskan bahwa jika itu masalah pribadinya sendiri, biarlah dia berproses. Tanpa harus membuatku merasa bersalah, saya tidak ingin hidup dan pengabdianku hancur karena ketidakdewasaan satu orang,” tegasnya.

“Maka saya tidak pernah mau menanggapi kebencian dan kemarahannya karena sebenarnya bukan terhadap saya dia bersikap seperti itu, namun terhadap dirinya sendiri,” ujarnya lagi.

“Dia tidak nyaman dengan hidupnya, hingga tanpa sadar dia berusaha mencari orang lain supaya ada dalam situasi seperti dirinya,” katanya menegaskan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.”

Sekilas jika kita merefkeksikan kehidupan kita, sering kita marah ketika kita dicaci maki, diolok, dan dihina.

Kita berusaha dengan segala cara untuk membalas memukul, ketika kita dipukul, dengan prinsip: gigi ganti gigi, mata ganti mata.

Kita merasa marah karena kita paling sempurna ketika kita diremehkan dan gengsi kita diganggu.

Mari belajar dari Tuhan Yesus dalam setiap keadaan yang menuntut kita hidup dalam kerendahan hati dan sikap untuk tidak membalas perilaku jahat orang lain terhadap kita.

Belajar untuk rendah hati, sabar, taat, setia, berani dan tulus memikul salib, serta selalu berjuang hingga sampai akhir.

Karena Allah adalah awal dan akhir kehidupan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku suka membalas dendam terhadap orang lain yang menyakiti aku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here