Kecil Itu Indah

0
432 views
Jika ingin menjadi yang terbesar maka harus mau menjadi yang terkecil.

Selasa, 26 Oktober 2021

  • Rm. 8:18-25.
  • Mzm.126:1-6.
  • Luk. 13:18-21

SUATU yang besar selalu dimulai dari hal yang kecil. Kita kerap kali membuat suatu rencana besar di dalam hidup ini.

Besarnya ambisi kadang membuat kita terbuai akan hasilnya. Namun melupakan langkah-langkah kecil hingga hasil yang hebat tak pernah bisa diraih.

Kecermatan pada hal-hal kecil sering kali menjadi penentu keberhasilan pada hal-hal yang besar.

Bahkan kita pun hanyalah setitik air di pinggir timba kata pemazmur.

“Jadi orang itu jangan suka menyepelekan orang lain,” kata seorang bapak.

“Meskipun dia terlihat lebih rendah, tetap saja pasti dia memiliki kelebihan juga,” lanjutnya.

“Siapa sangka bahwa kakakmu yang waktu kecil keluar masuk rumah sakit, kini sehat dan hidup sejahtera dengan keluarganya,” ujarnya.

“Waktu kakakmu masih kecil, tidak sedikit orang yang menyepelekannya. Bahkan dokter bilang, jika tumbuh normal saja sudah bersyukur,” kenangnya.

“Sebagai orangtua, aku dan ibumu sangat sedih. Namun saya percaya, kalau Tuhan menciptakan mahkluk di dunia ini, maka Dia akan bertanggung jawab memelihara dan memberikan masa depan yang baik,” kata bapak dengan penuh keyakinan.

“Tdak ada yang mustahil dalam hidup ini, karena Tuhan mengarunikan daya dan kekuatan yang jauh melebihi pemikiran dan dugaan manusia,” ujarnya.

“Selepas SMP, kakakmu malah menjadi juara lomba lari yang diadakan di kecamatan. Dalam hal belajar, kakakmu selalu mendapat nilai yang baik, hingga sering juara kelas,” kata bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar.

Maka kata Yesus: “Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? 

Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.

Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya,”

Gambaran tentang biji sesawi dan ragi yang Yesus pakai untuk mengumpamakan mengenai Kerajaan Allah, maknanya kurang lebih sama.

Apa yang kecil, yang bisa kita lakukan, bisa membuat pengaruh yang besar.

Biji itu kecil namun bisa menjadi pohon yang besar. Demikian juga dengan ragi. Dengan satu sendok ragi saja, tepung sekian kilo bisa beragi semua hingga berubah menjadi makanan yang enak.

Perumpaan ini mengajak kita untuk tetap semangat dan optimis dan penuh kesabaran dalam menjalani tugas sekecil apa pun yang dipercayakan kepada kita. 

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa bertumbuh dengan segala keterbatasan hidupku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here