Senin, 12 Mei 2025
Yoh 10:1-10
DALAM kehidupan ini, tak jarang kita menemukan diri kita duduk diam di tengah keramaian, namun merasa hampa.
Ada ruang kosong dalam hati, sebuah kehampaan yang begitu dalam, yang tak mampu diisi oleh apa pun di dunia ini.
Kita mencoba mengisinya dengan berbagai hal: kesuksesan, relasi, hiburan, bahkan pelayanan. Namun semuanya terasa seperti uap, muncul sekejap, lalu lenyap.
Kita berjuang dan mencari, berharap ada sesuatu yang bisa memberi kepuasan sejati. Tetapi semakin kita mengandalkan hal-hal duniawi, semakin kita sadar bahwa semuanya hanya bersifat sementara.
Relasi bisa retak, pencapaian bisa pudar, pujian bisa berubah menjadi kritikan, dan bahkan pelayanan bisa kehilangan maknanya jika Kristus tidak lagi menjadi pusatnya. Kekosongan itu tetap ada.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Hanya Yesus yang mampu memberikan kehidupan sejati, hidup yang penuh, yang utuh, yang berkelimpahan.
Kehidupan yang bukan hanya tentang jumlah hari, tetapi tentang makna dalam setiap hari yang kita jalani bersama Dia.
Tuhan tidak menciptakan kita untuk berjalan sendiri. Dia tahu pergumulanmu, luka hati kita, dan setiap desah nafas kita.
Dalam kasih-Nya yang besar, Tuhan mengundang kita untuk datang dan menemukan keutuhan bahkan kelimpahan hidup dalam diri-Nya.
Hidup berkelimpahan bukan berarti bebas masalah, tetapi hidup yang tetap penuh harapan di tengah badai.
Bukan hidup tanpa air mata, tetapi air mata yang diseka oleh tangan kasih Tuhan.
Bukan hidup tanpa kekurangan, tetapi hidup yang cukup karena kita tahu siapa yang memelihara kita.
Kelimpahan yang Yesus tawarkan adalah kelimpahan kasih, damai sejahtera, sukacita, pengampunan, dan pengharapan kekal.
Semua itu tak bisa dibeli dengan uang atau dicari di dunia ini. Itu adalah anugerah dari Dia yang memberikan diri-Nya bagi kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku sudah hidup dalam kelimpahan yang Yesus janjikan?
