Kekuatan Doa Perempuan Kristiani

0
4,182 views
Ilustrasi - Seorang perempuan berdoa di depan Santa Maria. (Vera Sundoro)

DI balik keberhasilan seorang pria selalu ada peran seorang perempuan yang tidak boleh dilupakan. Di balik kebahagiaan keluarga selalu ada peran penting seorang perempuan yang tidak bisa diabaikan.

Mari kita telaah bersama dalam Perjanjian Baru ada nama-nama perempuan yang memiliki peran penting dalam mengubah kehidupan sebuah keluarga,sebuah kota bahkan sebuah  bangsa.

Ada Hana yang karena keteguhan hatinya ia berdoa dan Tuhan mendengar doanya. (Lukas 2: 37-38) Ia melahirkan nabi besar yaitu Samuel yang tercatat dalam sejarah kebangkitan bangsa Israel.

Ada pula Hawa yang mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam membuat keputusan dan menyelaraskan keinginan kita dengan hikmat Tuhan. (Kejadian 3)

Debora juga mengajarkan kita bersama bahwa perempuan harus bertindak bijaksana dan rendah hati kendati menjadi pemimpin di masyarakat. (Hakim-hakim : 4-9)

Dalam perjanjian baru kita bisa belajar dari perempuan Samaria yang menemui Yesus di depan sumur (Yoh 4: 1-30) seorang yang disingkirkan dari masyarakat namun karena keinginan kuatnya untuk mau mendekat  pada Yesus dan mempercayai perintah-Nya ia pun akhirnya terpilih menjadi salah satu penginjil.

Maria Magdalena seorang perempuan yang juga dikucilkan dan dianggap rendah dalam masyarakat namun dengan keberaniannya ia menghampiri Yesus dan dipulihkanlah hidupnya akhirnya Maria Magdalena menjadi perempuan pertama yang dipilih Allah untuk berjumpa dengan Yesus setelah kebangkitan-Nya.

Santa Monika merupakan figur seorang Ibu yang memiliki kesabaran luar biasa dalam menghadapi kenakalan anaknya Agustinus dan kekejian suaminya Patrisius. Ketaatan dan kesetiaannya akan ritual doa-doa hariannya membentuknya menjadi seorang pendoa yang dapat merubah anggota keluarganya, anak dan suaminya menjadi bertobat dan kembali ke jalan yang benar di mata Tuhan.

Dari teladan Bunda Maria kita juga dapat mencontoh sikap hidup dan semangat doa yang luar biasa dalam kehidupan hariannya. Ia dengan kasih dan kesabarannya merawat Yesus anaknya dari dalam kandungan sampai akhir wafat-Nya, ia juga mendampingi Santo Yusuf suaminya dengan setia dan mendaraskan hidup doanya pada Allah dengan benar (Lukas 2:16) “Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya”.

Bunda Maria adalah ibu surgawi yang kita percayai selalu menjadi perantara doa-doa kita pada Allah.

Di tangan seorang perempuan sebuah keluarga akan kokoh dan berdiri bila kita membangun sikap sebagai berikut:

  • Setia dalam mendaraskan doa

Sebagai seorang perempuan kita harus setia berdoa menopang suami dan anak-anak dengan doa. Sebuah rumah yang indah bisa berdiri kokoh bila ditopang oleh tiang-tiang penopangnya yang kuat. Seorang pendoa selalu lebih kuat dari orang yang ditolongnya.

Perempuan adalah pribadi yang kuat seperti tiang-tiang penopang bagi rumah demikianlah peran seorang perempuan dialah penopang yang kokoh bagi keluarganya. Dari doa-doanya, seorang perempuan setia menopang suami dan anak-anaknya, ketika ia setia berdoa, suami dan anak-anaknya pasti kokoh.

Doa membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Doa akan menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada, doakan mengubah banyak hal. Doa seorang isteri akan mengubah suami dari hal-hal yang dapat melemahkan imannya, kekuatan doa seorang ibu  juga dapat menyelamatkan masa depan anak-anaknya.

  • Membangun kebiasaan doa dalam keluarga

Iblis selalu punya cara untuk menghancurkan keluarga jika ia tidak bisa menyerang bapak atau ibunya ia dengan sigap menyerang anak-anaknya, kita bisa mengingat kembali bagaiman iblis “bergerilya” kepada kehidupan Ayub. Ketika iblis tidak dapat menjangkau Ayub ia menjamah harta benda dan anak-anak Ayub, iblis selalu berjalan dan berkerumun disekitar kita untuk mencari kesempatan menerkam keluarga kita.

Ada bahaya yang tidak terlihat oleh mata, oleh karena itu keluarga kita harus memiliki sebuah tempat perlindungan-Nya.

Maka bagi kita perlu untuk membentuk doa sebagai kebiasaan yang rutin dan wajib dalam keluarga. Teladan Santo Yusuf sebagai pemimpin keluarga Nasareth mengantarkan pada tanggungjawab kita sebagai pendoa dan penolong dalam keluarga.

  • Yakinlah kekuatan doa menyatukan kasih

Dalam suratnya, Paulus memberikan nasihat kepada kita (Efesus 5:21): “Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain didalam takut akan Kristus”

Begitu juga pada Injil (Markus 7), kisah Yesus yang menyembuhkan orang bisu tentang pentingnya iman dan percaya pada-Nya serta dahsyatnya kekuatan doa, karena doa merupakan pengakuan bahwa kita yang bertumbuh tetapi Allah yang bekerja.

Marilah kita membangun semangat Doa dalam keluarga dan percaya Allah akan menjaga kesatuan roh yang memampukan keluarga hidup dalam kasih sehingga hidup berkeluarga kita dapat tumbuh subur dan berbuah berkat bagi sesama di mana pun kita berada.

Tulisan ini kupersembahan untuk mama di surga.

Terima kasih untuk semua teladan baikmu dan kekuatan doamu di dalamnya. (Tembang Nderek Dewi Maria mengingatkanku pada kasihmu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here