Home BERITA Kelahiran Yohanes

Kelahiran Yohanes

0
17 views
Ilustrasi kelahiran Yohanes Pembaptis

Selasa, 24 Juni 2025

Yes. 49:1-6.
Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26.
Luk. 1:57-66,80

PERISTIWA kelahiran Yohanes Pembaptis bukan sekadar kisah kelahiran seorang nabi besar. Ia adalah tanda nyata bahwa Tuhan sungguh mendengarkan doa, jeritan, dan harapan umat-Nya, terutama mereka yang setia percaya pada kasih dan penyelenggaraan Ilahi.

Zakharia dan Elisabet adalah pasangan lanjut usia yang menanti buah hati dalam kesetiaan dan ketaatan, meski secara manusiawi harapan itu nyaris mustahil. Namun, justru di tengah ketidakmungkinan itu, Tuhan hadir dan bertindak.

Kelahiran Yohanes menjadi bukti bahwa tidak ada doa yang sia-sia di hadapan Allah. Ia mungkin tidak menjawab sesuai waktu dan cara kita, tetapi Ia tidak pernah lalai menepati janji-Nya.

Ketika saat yang tepat tiba, Tuhan bukan hanya memberikan Yohanes kepada Zakharia dan Elisabet, tetapi juga menjadikannya utusan agung yang mempersiapkan jalan bagi Mesias.

Namun, di balik karunia besar itu, tersimpan panggilan yang tidak kalah penting: tanggung jawab. Zakharia dan Elisabet tidak hanya menerima anugerah, tetapi juga memelihara, membesarkan, dan membentuk Yohanes sesuai dengan kehendak Allah.

Ini adalah pesan penting bagi kita, bahwa berkat Tuhan tidak boleh berhenti sebagai kepuasan pribadi atau kebanggaan spiritual semata. Berkat harus menghasilkan buah, harus berdampak, harus menjadi sumber keselamatan dan pengharapan bagi sesama.

Kesalehan sejati bukanlah soal memiliki banyak berkat, melainkan bagaimana kita memanfaatkannya bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan orang lain. Anak yang lahir itu bukan hanya jawaban doa pribadi, tetapi rencana besar Allah bagi umat manusia.

Demikian pula dalam hidup kita, setiap berkat, entah itu dalam bentuk keluarga, pekerjaan, karunia, maupun kesempatan, selalu mengandung unsur perutusan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”

Pertanyaan orang-orang di sekitar tentang Yohanes kecil, “Menjadi apakah anak ini nanti?” bukan sekadar keheranan, tetapi juga ungkapan harapan yang lahir dari iman. Mereka menyaksikan bahwa ada sesuatu yang luar biasa dalam kelahiran Yohanes: campur tangan Tuhan yang nyata, karya Ilahi yang tak biasa.

Mereka tidak tahu rencana sepenuhnya, tetapi mereka bisa merasakan bahwa hidup anak ini tidak akan biasa-biasa saja. Tangan Tuhan menyertainya.

Pertanyaan ini bisa kita bawa juga ke dalam hidup kita: “Menjadi apakah aku nanti di mata Tuhan?” Atau untuk orang-orang yang dipercayakan kepada kita: anak-anak kita, murid-murid kita, sahabat-sahabat kita.

Apakah kita mampu melihat bahwa Tuhan pun punya rencana dalam hidup mereka? Apakah kita mendoakan mereka, mendampingi mereka, dan memberi ruang bagi Tuhan untuk berkarya dalam hidup mereka?

Tangan Tuhan yang menyertai Yohanes sejak kecil menunjukkan bahwa hidup setiap manusia adalah karya agung Allah. Tapi penyertaan Tuhan tidak menjadikan Yohanes pasif. Ia bertumbuh dalam kesetiaan, hidup dalam padang gurun, dan mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias dengan keberanian dan keteguhan.

Tuhan mengingatkan kita bahwa setiap orang, termasuk kita sendiri, diciptakan dengan maksud dan misi khusus Tuhan menyertai bukan hanya dalam hal-hal besar, tetapi dalam pertumbuhan sehari-hari, dalam proses pembentukan karakter, dalam pilihan-pilihan kecil yang kita buat setiap hari.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku terbuka akan suara panggilan Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here