Keresahan Seorang Seminaris

0
455 views
Parade rombongan MSA.

Rabu, 6 Juli 2022

  • Hos. 10:1-3,7-8,12.
  • Mzm. 105:2-3,4-5,6-7.
  • Mat. 10:1-7.

MENJAWAB panggilan Tuhan mensyaratkan sebuah langkah untuk meninggalkan mimpi dan cita-cita pribadi.

Jelas sekali bahwa pelepasan atau menyangkal diri menjadi sebuah syarat mutlak bagi kita yang ingin mengikuti panggilan Tuhan.

Menyangkal diri adalah usaha untuk melepaskan diri dari sikap egois, konsumtif, pesta pora serta segala kesenangan duniawi.

Ada mimpi dan cita-cita baru ketika kita mengikuti Tuhan Yesus yakni ikut ambil bagian dalam mimpi dan cita-cita Tuhan yakni mewartakan Kerajaan Allah.

Tuhan Yesus mengundang kita secara personal. Dengan nama kita masing-masing, dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.

Tuhan ingin kita dengan segala keunikannya mempertaruhkan seluruh jiwa raga kita hanya untuk Allah semata.

Seorang ayah mensyeringkan pengalamannya berjumpa dengan anaknya yang saat ini menjawab panggilan Tuhan sebagai seminaris.

“Saya sedang ragu apakah imamat ini sungguh jalan hidup saya,” kata anak itu.

“Saat di kelas akhir ini dan ketika saya harus menentukan pilihan, muncul kebimbangan bahkan seakan saya tidak punya keberanian untuk melangkah,” lanjutnya.

“Banyak hal yang mencemaskanku dan ada perasaan tidak yakin bisa sepenuhnya di jalan pelayanan,” katanya.

“Mohon doanya Pak, supaya bisa memilih langkah ke depan dengan tepat,” katanya lagi.

“Menjadi pastor berarti harus hidup dalam kesederhanaan, ketaatan dalam Tuhan, dan selibat, yaitu menyerahkan seluruh hidup untuk melayani Tuhan,” kata bapak itu.

“Untuk itu harus sungguh rendah hati menyerahkan dan membaktikan diri kepada Tuhan,” lanjutnya.

“Dibutuhan keputusan bulat, dan iman kamu harus kuat,” lanjutnya lagi.

“Dalam menjalani pendidikan sampai menjadi pastor, pastinya ada banyak tantangan yang harus kamu hadapi. Tantangan terbesar mungkin kamu alami adalah gaya hidup zaman sekarang,” tandasnya.

“Saya kadang merasa pengin sekali hidup seperti kaum muda sebayaku dan dengan segala fasilitas yang identik dengan orang muda,” sahut anak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian

“Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,

Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,

Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.”

Tuhan memanggil kita dengan nama kita, dengan segala keunikan dan tantangan yang harus kita hadapi.

Untuk tantangan yang dihadapi pada zaman sekarang, adalah bagaimana mensiasati gaya hidup zaman sekarang.

Karena menjadi pastor, menjadi frater, itu sebenarnya bukan sebagai cita-cita. Bukan sebagai pekerjaan, bukan sebagai jenjang karir, tetapi menjadi frater, menjadi pastor itu adalah menjadi milik Tuhan sepenuhnya.

Berjalan dan tinggal bersama Tuhan dengan mimpi dan kehendak Tuhan.

Pilihan hidup ikut Tuhan itu harus dijalani sepenuh hati meski harus melalui lorong kehidupan yang berbeda dengan tuntutan dan harapan dunia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sudah sepenuh hati mengikuti jalan Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here