Kerjasama dalam Tim

0
657 views
Dinamika kelompok OMK. (Ist)

ADA sebuah ungkapan bijaksana begini, “Kerjasama adalah kemampuan untuk menuju satu visi yang sama. Kerjasama tim merupakan bahan bakar yang mampu mengubah orang biasa mencapai hasil yang luar biasa.”

Harry Antinian, mantan petinggi perusahaan Colgate-Palmolive Co pernah bercerita tentang seorang pengusaha yang bercita-cita membuat mobil idaman. Ia mengawali cita-cita itu dengan menyewa sebuah gudang dan memenuhinya dengan 150 merek mobil terbaik.

Ia menyuruh para insinyurnya untuk mencari bagian-bagian yang paling baik dari setiap mobil terkemuka yang dibelinya itu.

Para insinyur itu memilih mesin terbaik dari Mercedes, lalu handle pintu terbaik dari Volvo. Mereka memilih sistem transmisi terbaik dari Toyota dan steering set yang paling andal dari Ford. Mereka mengadopsi piranti central-lock dari BMW dan mengambil teknologi ABS jempolan dari Nissan.

Setiap merek mobil diambil bagian yang terbaik. Akhirnya, tim insinyur tersebut berhasil membuat sebuah mobil ‘sempurna’ yang terdiri atas 15.000 spare-parts dari beragam merek mobil.

Namun, apa yang terjadi?

Ternyata mobil mewah itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, karena antar bagian-bagiannya tidak bekerjasama.

Makhluk sosial

Sinergi dan kerjasama yang harmonis dapat terjadi apabila setiap orang dalam sebuah tim berfungsi sebagai tim. Mereka bukan sekadar kumpulan individu yang hebat dan pintar. Sikap egois, merasa paling benar, paling mampu, paling bisa adalah musuh terbesar dari kesempurnaan.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam menjalani hidup ini. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu hidup bersama orang lain. Dalam kebersamaan itu, manusia menata hidupnya. Manusia membangun hidupnya menjadi lebih baik dan sejahtera.

Karena itu, kerja sama dalam sebuah tim menjadi kunci untuk meraih tujuan hidup dan target dalam pekerjaan. Dibutuhkan sikap saling mendukung antara yang lemah dan kuat, antara yang berpotensi dan kurang berpotensi.

Mereka yang kurang punya kemampuan belajar dari yang lebih ahli. Sebaliknya, mereka yang sudah hebat ilmunya membagikannya kepada orang lain.

Mari kita melepaskan egoisme dan kesombongan diri.

Dengan demikian, kita mampu membangun hidup bersama yang lebih baik. Tetap semangat, Sahabat-sahabat.

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here