Keselamatan Diperoleh Dengan Percaya Kepada Allah Dan Melaksanakan KehendakNya

0
769 views

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Mat 5, 17)

BEBERAPA hari yang lalu, seorang teman iuris mengirim gambar Paus dengan kata-kata, “Jangan tertipu oleh para ahli hukum (gereja) yang membatasi kasih Allah.” Semula saya tidak memperhatikan dengan serius. Saya teringat kembali ketika membaca KS pada hari ini yang berkaitan dengan hukum Taurat dan kitab para nabi. Saya tidak tahu persis apa maksud komentar itu. Saya percaya bahwa para ahli hukum gereja pasti tidak akan menipu angota Gereja yang lain.

Teman-teman iuris saat ini harus bekerja keras untuk menyelesaikan sekian banyak kasus perkawinan, yang semakin lama semakin bertambah banyak. Jumlah para ahli hukum di setiap keuskupan juga tidak banyak. Mereka pun masih merangkap tugas-tugas lain, sehingga pekerjaan sebagai iuris pun semakin berat.

Mungkin yang dimaksud dengan ahli hukum jaman dahulu adalah para ahli Taurat atau ahli kitab. Mereka tidak hanya memahami isi hukum Taurat, tetapi juga dengan ketat mengawasi pelaksanaannya. Mereka cenderung melakukan berbagai macam ketentuan dan peraturan seperti yang tertulis di dalam kitab tersebut, tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi lainnya. Mereka yakin bahwa manusia akan hidup selamat dengan melaksanakan secara utuh hukum Taurat. Mereka inilah yang akhirnya berselisih dengan Yesus dalam banyak hal dan peristiwa. Keyakinan mereka tidak sesuai dengan yang diajarkan Yesus.

Manusia selamat bukan karena melakukan hukum Taurat, tetapi karena percaya kepada Allah dan melaksanakan kehendak-Nya. Para ahli hukum (Taurat) telah membatasi manusia untuk mengenal dan merasakan kasih Allah yang besar, termasuk kasih Allah kepada orang sakit, terlantar atau tersingkir karena berbagai macam hal.

Hukum dan ketentuan sering diterapkan secara kaku dan hurufiah, sehingga banyak orang semakin jauh dari kasih Allah. Mungkinkah sikap legalistis itu juga ada dalam diriku, sehingga banyak orang semakin jauh dari kasih Allah? Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here