Keterbukaan Hati

0
216 views
Keterbukaan
  • Bacaan 1: Kis. 4:32-37
  • Injil: Yoh. 3:7-15

Manusia diciptakan berbeda satu sama lain, sehingga tentulah berbeda dalam prinsip kehidupan masing-masingnya. Bangsa kita memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya meski berbeda namun tetap bersatu. Pada kenyataannya, di zaman ini perbedaan itu bukannya membuat bersatu namun kadang malah dipertajam.

Perlu adanya keterbukaan hati untuk menerima perbedaan.

Santa Chatarina dari Siena yang sangat rajin berdoa, memiliki prinsip yang berbeda dengan orang tuanya. Namun dengan hati terbuka, ia rela menerima perbedaan itu dan taat pada orangtuanya disuruh bekerja di dapur sepanjang hari.

Atas kesabarannya itu, akhirnya diperkenankan orangtuanya masuk ordo ketiga Dominikus. Beliau juga menerima anugerah “Stigmata” (luka-luka Yesus saat disalib). Memiliki karisma besar untuk mempengaruhi orang dan membawa para pendosa kepada “Jalan Tuhan”.

Nikodemus sangat sulit menerima (tidak paham) pengajaran Tuhan Yesus karena tidak “membuka hatinya” saat pertama datang kepada-Nya. Dalam hati yang terbuka, Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya meski pekerjaaan-Nya itu tidak dipahami.

Tuhan Yesus menekankan pentingnya kelahiran rohani (menerima Roh Kudus) dan percaya kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan dan hidup kekal.

“Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi?” Katanya kepada Nikodemus.

Tuhan Yesus bukanlah “Manusia” biasa, Dia dari surga (datang dari Allah) yang turun ke bumi.

Dalam suasana keterbukaan hati, Gereja Perdana hidup saling memahami satu sama lain, senasib sependeritaan. Apa yang dimiliki seseorang digunakan untuk hidup bersama dalam Persekutuan. Salah satunya adalah Yusuf yang disebut Barnabas, Diaspora Yahudi suku Lewi yang lahir di Siprus. Dia menjual seluruh hartanya untuk disumbangkan bagi Persekutuan.

Dengan keterbukaan hati, para rasul menerima kuasa besar dari Tuhan Yesus lewat Roh Kudus. Mereka memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.

Pesan hari ini

Dengan keterbukaan hati, kita mampu mendengar dan menerima sapaan serta pengajaran Tuhan Yesus melalui Roh Kudus.

“Pikiran dan hatimu ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here