Bacaan 1: Ayb 1:6-22
Injil: Luk 9:46-50
Sebagai orang beriman Kristus, kita percaya bahwa semua berkat datangnya dari Allah. Perjanjian Lama mengatakan hal itu dalam kisah Raja Salomo yang diberikan kekayaan (raja terkaya di dunia), Abraham (Kej. 17-20), Yakub (Kej. 30-31), Yusuf (Kej. 41), Raja Yosafat (2Taw. 17:5), dan banyak tokoh lainnya diberkati oleh Allah dengan kekayaan.
Raja Daud sendiri mengatakan, “Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya.” (1Taw. 29:12).
Dalam bacaan pertama, Ayub dikisahkan sebagai orang saleh dan diberkati Tuhan sekaligus kaya raya, dia dikarunia anak-anak, Lembu, Sapi, Domba dan Unta yang sangat berlimpah. Kesalehannya dipuji oleh Allah.
Namun bagi Iblis, tidaklah demikian. Iblis beranggapan bahwa Ayub saleh karena diberkati oleh-Nya. Iblis ingin membuktikan bahwa kesalehan Ayub akan berubah mengutuki Allah manakala semua hartanya diambil darinya.
Iblis melaksanakan pencobaannya kepada Ayub atas seizin Allah, mengambil seluruh harta Ayub termasuk anak-anaknya yang mati mengenaskan.
Namun ternyata Ayub tetap teguh beriman kepada Allah dan Iblis gagal mencobainya.
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Demikian kata Ayub.
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Dalam pengajaran-Nya kepada para murid, Tuhan Yesus mengajarkan agar para pengikut-Nya tidak melulu memikirkan tentang hikmat duniawi terutama masalah kehormatan dengan selalu ingin menjadi yang terhormat (terbesar dan penuh kuasa).
Tuhan Yesus justru mengajarkan hal sebaliknya, untuk menjadi yang terbesar maka harus mau menjadi yang terlemah.
“Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
Kita diajak untuk menyadari kelemahan sebagai manusia dan hanya bergantung kepada-Nya saja. Segala sesuatu yang ada di dunia hanyalah fana (akan lenyap), sedangkan bersama-Nya adalah hidup kekal.
Pesan hari ini
Apa responmu ketika semua yang kamu miliki lenyap?
Apakah mengutuki Tuhan atau berserah kepada-Nya karena semua itu, Allah yang memberi dan Ia punya kuasa untuk mengambilnya kembali.
“Kadang Allah mengizinkan hal-hal buruk menimpa kehidupan orang percaya seperti yang dialami Ayub, jangan menyerah dan tetaplah setia pada-Nya.”