Home BERITA Ketika Uang Mengerus Cinta

Ketika Uang Mengerus Cinta

0
Ilustrasi - Harta kekayaan berupa uang berlimpah. (Catholic.com)

KITA pasti pernah mengalami penyesalan dalam hal apapun. Kadang ingin memperbaiki kesalahan yang pernah kita buat untuk ke depannya, namun tidak jarang malah kembali jatuh di lubang yang sama.

Jika sudah demikian, kita hanya bisa menyesali diri, mengerutu bahkan mengutuki diri sendiri yang telah bertindak tidak bijaksana.

Penyesalan terjadi jika keputusan dan tindakan yang telah kita ambil mengakibatkan penderitaan dan tidak ada lagi kemungkinan untuk memperbaiki diri.

“Saya sadari bahwa nasi sudah jadi bubur, saya tidak bisa lagi berbuat apapun untuk memperbaiki kesalahanku, kini hanya penyesalan yang harus saya tanggung dalam hidup ini,” kata seorang ibu.

“Banyak orang menuduhku bahwa karena perbuatanku, ibuku jatuh sakit hingga nyawanya tidak tertolong,” lanjutnya.

“Ibu sedih karena tidak bisa mengubah keputusanku untuk menikah dengan seorang yang tidak seiman,” ujarnya.

“Ibu tidak frontal menentang, namun dari sorot matanya, saya bisa menangkap kekecewaan yang sangat dalam,” sambungnya.

“Hebatnya ibu, dia tetap berusaha baik denganku dan dengan suamiku, namun terlibat dia sangat tidak bahagia,” sambungnya.

“Puncak kesedihan ibu adalah ketika ketahuan bahwa ternyata suamiku sudah punya isteri dan anak,” katanya dengan sedih.

“Ibu dan saya sangat terpukul, malu dan benar-benar kecewa,” sambungnya.

“Ini yang ibu takutkan, namun ibu selama ini tidak mampu menyampaikan padamu, ibu hanya merasa ada yang tidak beres, kalau saya sampaikan kepadamu ibu takut kamu salah paham,” kata ibu sambil memelukku.

“Saya tidak bisa berkata-kata lagi, kecuali air mata yang mengalir kedua pipiku, rasa sesal yang tak terkira,”katanya.

“Semuanya gelap, saya rasanya ingin mati saja. Hilang semua mimpi indahku,”ujarnya lagi.

Hari ini kita dengar dalam bacaan Injil demikian,

“Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.

Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.”

Yudas mengkhianati Yesus dan menyerahkanNya kepada imam-imam kepala untuk mendapatkan uang sebanyak tiga puluh uang perak.

Orang bisa berbuat sesuatu termasuk hal-hal tidak baik hanya karena uang.

Kita pun bisa mengkianati Yesus karena keserakahan, uang, relasi, jabatan, dan lain sebagainya.

Karena uang dan kepentingan pribadi, orang bisa berbuat apa saja yang tidak sepantasnya.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang membuat kita tetap setia pada Tuhan Yesus?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version