Kisi-kisi

0
213 views
Ilustrasi: (Sr M Ludovika OSA)

Renungan Harian
Kamis, 11 November 2021
PW. St. Martinus dari Tours, Uskup
 
Bacaan I: Keb. 7: 22-8: 1
Injil: Luk. 17: 20-25
 
BEBERAPA anak tampak sibuk menelpon ke sana ke mari dengan penuh kecemasan. Mereka semua nampak resah dan tidak jarang ngomel-ngomel sendiri tidak jelas.

Tidak berapa lama, telepon salah seorang dari mereka berbunyi, setelah berbicara sebentar dengan rekannya di telepon dia mengatakan kepada teman-temannya yang di situ bahwa ada temannya sudah mendapatkan.

Segera dua orang dari mereka pergi mengendarai motor, sementara teman-teman lain menunggu. Wajah mereka menampakkan kelegaan bahwa apa yang diharapkan sudah di dapat. T

ak berapa lama telepon salah satu dari mereka bunyi juga, anak yang menerima telepon itu menjawab: “Tunggu sebentar ya.”
 
Beberapa saat kemudian, dua orang anak yang tadi pergi sudah kembali dan menunjukkan wajah kecewa: “Ini mah udah kadaluarsa.”

Wajah anak-anak itu kembali muram. Dua anak segera pergi lagi. Namun ketika kembali mereka juga kecewa, karena apa yang didapatkan tidak sesuai dengan harapannya.

Anak-anak itu masih sibuk menelepon dan menerima telepon. Setiap kali mereka pergi tetapi kembali dengan wajah muram.

Semakin lama wajah mereka semakin menampakkan kecemasan.
 
Karena penasaran, saya mendekati mereka, menyapa mereka dan bertanya ada apa dengan mereka.

Salah satu dari mereka menjawab: “Pastor kami sedang mencari kisi-kisi untuk UN (ujian negara) syukur-syukur dapat bocoran soal. Karena kata teman-teman sudah banyak teman yang dapat kisi-kisi dan soal.”

“Kenapa kalian tidak di rumah belajar saja dari pada sekarang sibuk cari kisi-kisi, padahal tinggal besok UN,” tanya saya.

“Bahannya banyak pastor, kalau ada kisi-kisi lebih gampang; apalagi kalau dapat soal,” jawab salah seorang dari mereka.
 
Anak-anak itu bukannya sibuk belajar mempersiapkan diri, tetapi justru sibuk mencari kisi-kisi dan soal.

Mereka terombang-ambing oleh berita dari teman-temannya yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Sehingga mereka pergi ke sana ke mari saat mendengar berita bahwa di tempat-tempat itu bisa mendapatkannya, dan hasilnya semua tidak seperti yang mereka harapkan.
 
Sikap anak-anak muda itu seperti sikap banyak di antara kita. Banyak orang bicara tentang akhir zaman, tentang tanda-tanda akhir zaman, bahkan ada yang sudah meramalkan kapan datangnya; banyak seminar tentang akhir zaman, dari yang mengintip akhir zaman sampai nubuat tentang akhir zaman.

Namun semua berujung pada hal yang sama, pembicara maupun peserta tidak ada yang tahu.

Bukannya sibuk mempersiapkan diri, bila saatnya tiba menjadi siap tetapi lebih memilih memuaskan pengetahuan yang tidak ada seorang pun tahu kepastiannya.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas:

“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Tidak dapat dikatakan, “Lihat, ia ada di sini atau  ia ada di sana. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu”.
 
Bagaimana dengan aku? Apakah aku bagian dari orang sibuk dengan mencari tanda-tanda akhir zaman?


 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here