Kita Terbatas, Berserah Diri kepada Tuhan

0
1,273 views
Ilustrasi: Pasrah pada Tuhan. (Ist)

TIDAK ada manusia yang mampu melakukan segala sesuatu bagi hidupnya. mengapa? Karena manusia itu makhluk yang terbatas.

Seorang ibu sangat frustrasi dalam hidupnya. Betapa tidak? Ia ditinggal pergi oleh suaminya, ketika dua anaknya sedang bertumbuh. Suaminya mengaku pergi merantau ke negeri jiran, tetapi hingga dua puluh tahun ia belum kembali. Bahkan kabar sedikit pun belum pernah ia dengar.

Ibu itu mesti menghidupi kedua anaknya dengan susah payah. Satu tahun setelah suaminya pergi, ia mulai bekerja keras. Ia bekerja pada seorang majikan yang cukup kejam. Ia tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. Kalau ia melakukan kesalahan, gajinya dipotong. Awal-awalnya ia melakukan banyak kesalahan. Di akhir bulan, ia hanya mendapatkan setengah dari upahnya.

Namun ia mengakui bahwa majikannya itu seorang yang punya kepedulian terhadap dirinya. Ibu itu mendapatkan gaji yang wajar setelah tidak melakukan kesalahan lagi.

Bahkan kedua anaknya pun mendapatkan uang untuk pendidikan mereka. Ia cukup bahagia dengan situasi hidupnya. Namun ia tetap kesal dan frustrasi terhadap suaminya yang tidak pernah memberi kabar berita.

“Tuhan sepertinya tidak adil terhadap diri saya. Mengapa Dia membiarkan saya menderita begitu lama?” kata ibu itu.

Berserah diri

Tataplah ke langit dan lihatlah tangan yang menyokong bintang-bintang tanpa tiang penyangga. Dia itulah Tuhan yang menuntun planet, sehingga tidak pernah bertabrakan. Ya, jika Tuhan cukup berkuasa untuk menyalakan matahari, tidakkah Dia juga sanggup menerangi setiap jalan kita?

Bila dia cukup peduli pada Planet Saturnus, sehingga memberinya cincin, tidaklah mungkin dia tidak peduli pada ciptaanNya yang lain, kita. Siapa yang tak pernah merasa kuatir?

Semua orang rasanya pernah mengalaminya. Kuatir akan masa depan, kuatir tidak menikah, kuatir tidak punya anak, kuatir tidak lulus, kuatir selamanya tidak mendapatkan pekerjaan.

Kisah di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian. Tuhan senantiasa menolong ciptaanNya yang berada dalam kesulitan.

Ibu dalam kisah di atas frustrasi, karena orang yang dicintainya tidak peduli terhadap dirinya. Ia ingin beban hidup ditanggung bersama. Namun ia juga mendapatkan solusi atas kondisi hidupnya dari orang lain.

Tidak selamanya Tuhan bekerja melalui orang-orang yang sangat kita cintai dan dekat dengan hidup kita. Ternyata Tuhan punya berbagai cara untuk menyertai ciptaanNya.

Hal yang mesti dilakukan adalah berserah diri kepada Tuhan dengan iman yang mendalam. Orang yang berserah diri itu orang yang menyadari dan mengakui keterbatasanya. Ia terbatas dalam banyak hal, maka ia menyerahkan seluruh hidupnya kepada Sang Tak Terbatas.

Mari kita terus-menerus menyerahkan seluruh hidup kita kepada kuasa Tuhan.

Dengan demikian, hidup kita ini menjadi kesempatan untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here