KOKERMA Purwokerto: Ziarah Lintas Batas ke Gua Maria Ratu Kesederhanaan Klaces, Nusakambangan

0
1,188 views
KOKERMA Purwokerto saat melakukan kunjungan di Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap, Jateng. (Fr. Fikalis Rendi)

SENJA diguyur gerimis manja melukis jiwa-jiwa orang muda pada hari malam Minggu, 22 Oktober 2016 pukul 17.30 WIB. Gema tembang favorit taruna-taruni AMN (Akademi Maritim Nusantara) Cilacap: “Siapa suruh masuk AMN? Siapa suruh masuk AMN?” berkumandang menyambut kedatangan mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam KOKERMA Purwokerto.

KOKERMA adalah Koordinasi Kerasulan Mahasiswa dan ini merupakan suatu wadah bersama bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi Katolik yang menjalani kuliah di kampus-kampus wilayah Keuskupan Purwokerto. Sebanyak 56 peserta dengan 1 bus Aries, mobil APV, dan L-300 dari Purwokerto (4 mahasiswa-mahasiswi kristen, 1 mahasiswi muslim, 45 mahasiswa-mahasiswi katolik, 4 pendamping/dosen, 1 frater, dan 1 imam) berdinamika dalam acara “Goes to campus” dan Ziarah Gua Maria Klaces, Kampung Laut, Cilacap.

Para mahasiswa yang ikut kegiatan ini pun juga berasal dari lintas kampus yakni STIKOM Yos Sudarso, UMAKA Universitas Jenderal Sudirman, STIKES Harapan Bangsa, STIMIK AMIKOM, dan Universitas Wijaya Kusuma.

Disiplin tinggi dan perawakan mantap

Disiplin, rapi, gagah, berwibawa, dan menggetarkan. Itulah kesan pertama yang kami dapatkan ketika disambut dengan tradisi khas yang dilakukan di AMN  (Akademi Maritim Nusantara) ketika ada tamu berkunjung.

fikalis-3
Bersama para mahasiswa Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap, Jateng. (Fr. Fikalis Rendi)

Diwakili oleh Bapak Atril (pendamping pihak AMN), kami diberi bunga-bunga wangi nan segar dan juga pita biru untuk dipasang sebagai aksesoris pakaian kami. “Wah, kalau begini terus setiap hari bisa bikin baper, Frat,” ungkap beberapa mahasiswi yang tersipu malu dan terkejut disambut dengan cara langka.

Usai prosesi penyambutan, kami semua diarak keliling gedung AMN yang berjumlah 9 lantai. Nampak suasana cair, bersahabat, dan penuh sukacita dalam diri masing-masing, baik mahasiswa-mahasiswi Purwokerto maupun taruna-taruni AMN yang sehari-hari bergelut dengan dunia maritim.

Selama berdinamika di aula lantai 5 gedung AMN, kami para mahasiswa Purwokerto juga dikenalkan dan diajari beberapa kebiasaan yang sering terjadi. Apel di aula besar dengan aba-aba yang unik, menyanyikan beberapa yel-yel khas AMN, meletakkan kotak nasi di atas kepala dan menggigit air minum sambil duduk bersila sebelum makan, sampai dengan menyaksikan “ritual inisiasi” yang wajib dilalui oleh para calon taruna-taruni dengan berjalan jongkok menelusuri selokan dan kolam yang penuh lumpur.

fikalis-2
Latihan fisik bersama para taruna-taruni AMN di Cilacap, Jateng.

Tidak hanya berhenti di situ. Tidur di lantai dengan baju basah, makan berjalan jongkok, sampai dengan menjalankan sanksi tobat  “tanam” (posisi badan merunduk, tangan dilipat ke belakang punggung, kepala diletakkan/ditanam di lantai) adalah hal yang setiap taruna-taruni pasti pernah mengalami.

Singkat cerita, malam Minggu kami habiskan waktu dengan berbagi kisah-kisah pengalaman bersama 52 taruna-taruni yang berproses mengalami pendidikan. Suasana sukacita dan hangat itu berakhir dengan doa bersama pukul 22.00 sambil mengingat kembali intensi, niat pribadi yang akan kami bawa dalam peziarahan menuju Gua Maria Klaces, Kampung Laut, Cilacap esok harinya.

Tidur kami di lantai 4 gedung AMN pun semakin pulas dihiasi kisah-kisah unik dunia maritim.

Suasana fajar Minggu, 23 Oktober 2016 bagai diserang penjajah. Mahasiswa-mahasiswi yang biasa bangun siang di hari Minggu harus tergopoh-gopoh mengimbangi gerak cepat taruna-taruni yang sudah bangun pukul 03.30 WIB , mandi, beres-beres ruangan, dan apel pagi. Sebelum mandi, nampak pemandangan beberapa taruna-taruni yang latihan fisik naik turun tangga, push up, sit up, dan jogging. “Pantes saja badan mereka kekar-kekar dan ototnya keras-keras,” celoteh salah satu mahasiswa yang kagum dengan latihan fisik para taruna-taruni.

Gua Maria Klaces Nusakambangan

Pukul 06.00 WIB, diawali sarapan bersama, perjalanan misi berziarah menuju Gua Maria Klaces pun dimulai. Dari AMN kami bersama-sama menuju tempat penyeberangan Sleko kurang lebih 15 menit dengan bis, mobil APV, L300, dan 4 angkutan umum untuk para taruna-taruni. Total ada 108 mahasiswa, taruna-tarunii, serta pendamping yang ikut menaiki 4 perahu nelayan dari Sleko menuju Klaces, Kampung Laut.

Selama dua jam perjalanan laut, kami dimanja dengan pemandangan alam yang indah dan air laut yang teduh. Sesampai di darat Kampung Laut, kami menelusuri jalan bebatuan, tanah becek, dan jalur hutan untuk sampai ke lokasi Gua Maria. Dikemas dalam nuansa persahabatan bersama teman-teman AMN, perjuangan berjalan naik kurang lebih 10 km terasa lebih ringan karena tangan-tangan penyangga beban dan lelah yang selalu siap membantu.

fikalis-1
Berziarah ke Gua Maria di Klaces, Nusakambangan, Cilacap, Jateng.

“Untung ada teman-teman AMN yang peka. Kalau kami jatuh, kram, kejeblos ada yang langsung membantu”, puji salah satu mahasiswi yang banyak ditolong dalam perjalanan. Durasi satu setengah perjalanan, kami pun akhirnya melihat dengan mata berkaca-kaca pintu gua bertuliskan: Gua Maria Ratu Kesederhanaan di Klaces, Nusakambangan, Cilacap, Jateng.

Misa bersama

Dinamika peziarahan dipuncaki dengan perayaan ekaristi syukur yang dipimpin oleh Rm. Antonius Ary Setyawan, Pr di dalam Gua Maria Ratu Kesederhanaan Nusakambangan. Dengan beralaskan terpal dan duduk di bebatuan sekitar gua, kami bersama-sama melingkari altar yang sederhana. Lantunan doa rosario terdengar bagai pujian hamba-hamba yang terbebas dari kuk yang selama ini tak terpikul.

Sungguh, karya Allah nyata dalam kerendahan hati setiap orang yang berani berjuang dan senantiasa bersyukur.

Dalam homilinya, Romo Ary menyampaikan kata-kata menarik: “Orang yang berjuang banyak, pasti akan mendapatkan lebih banyak”.

Meski di terik panas matahari dan medan yang tidak mudah, perjalanan ziarah menjadi berkesan karena banyak perjuangan dan tantangan yang berbuah pada persahabatan dan pergulatan iman sebagai orang-orang yang percaya pada penyelenggaraan Ilahi.

Usai perayaan ekaristi, tim KOKERMA Purwokerto mempersembahkan nyanyian Rebana untuk ucapan terimakasih kepada taruna-taruni AMN Cilacap. Begitu pula dengan taruna-taruni AMN Cilacap juga mempersembahkan yel-yel yang membahana dalam dentuman kaki dan tepukan tangan yang terangkai indah nan berirama.

fikalis-6
Kenangan tak terlupakan saat bersama para taruna AMN Cilacap.

Selanjutnya, kami pun kembali menelusuri jalan pulang untuk menikmati makan siang di rumah salah satu warga Kampung Laut. Akhirnya, persis pukul 16.00 WIB, kami menyeberang kembali dari Kampung Laut menuju Sleko.

Sesampai di Sleko, nuansa tak ingin berpisah terasa menggelayut di ruang batin kami masing-masing. Lukisan rona wajah lelah tapi penuh sukacita karena perjumpaan yang begitu hangat, ternyata harus sejenak terhenti.

Pelabuhan Sleko menjadi saksi perpisahan sekaligus janji berjumpa kembali di lain kesempatan: taruna-taruni AMN Cilacap dengan mahasiswa-mahasiswi Kokerma Purwokerto.

Allah berkarya dalam keterbukaan hati tanpa sekat batas-batas dan perjumpaan yang saling meneguhkan, meski dalam persinggahan singkat sekalipun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here