Komsos Keuskupan Agung Pontianak: OMK Genposting, Jadilah Duta Evangelisasi

0
465 views
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim, Septriana Tangkaray menyampaikan materinya di hadapan 100 OMK Genposting KAP.

PERUBAHAN pola komunikasi di era digital saat ini telah menjadikan arus informasi mengalir deras dan cepat. Oleh karena itu, praktik pola berkomunikasi yang serba instan ini berdampak pula pada perubahan perilaku setiap pribadi maupun sosial masyarakat.

Dulu sekali orang hanya berkomunikasi melalui surat dan untuk menunggu balasan dari si penerima  membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sekarang dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat signifikan, metode berkomunikasi pun menjadi lebih kreatif berkat kehadiran aneka perangkat cerdas seperti smartphones yang bisa memberi kemudahan-kemudahan dalam layanan berkomunikasi.

Pesatnya gempuran informasi media yang sifatnya cepat, populis dan mudah diakses mengakibatkan banyak dijumpai berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, sara, dan provokasi. Maka dari itu penetrasi media yang semakin gencar dan bebas itu harus diimbangi dengan gerakan masif pelatihan literasi media sebagai solusi cerdas untuk menangkal  dampak negatifnya.

Seruan cerdas, bijak, santun dan bertanggungjawab dalam menggunakan media sosial khususnya bagi kaum muda, mendapat perhatian khusus dari pemerintah yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo).

Menyanyi lagu “Indonesia Raya” pada pembukaan kegiatan workshop Literasi Media Genposting di Wisma Immaculata Pontianak.

Dengan program bernama “Literasi Media dan Bimbingan Teknis Media Sosial untuk Orang Muda Katolik”, Kemenkominfo merangkul segenap komunitas berbasis agama yang ada di Indonesia.

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) merupakan salah satu lembaga agama Katolik yang  peka melihat pentingnya meningkatkan mutu pewartaan melalui jejaring media sosial. KWI menyambut baik kerjasama dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen IKP) untuk menggalang sinergi bersama dalam kegiatan Literasi Media dalam bentuk workshop bagi Orang Muda Katolik (OMK) di 10 Keuskupan yang ada di Indonesia.

Keuskupan Agung Pontianak merupakan salah satu keuskupan yang dipercayakan untuk menjadi tuan rumah perhelatan kegiatan dengan mengusung tema “Generasi Positif Thinking (Genposting)” yang melibatkan 100 OMK se-Keuskupan Agung Pontianak sebagai peserta.

Brigenpol Ibnu Suhendra berbicara tentang “Media Sosial dan Penyebaran Radikalisme di Indonesia” di hadapan 100 OMK Genposting Pontianak.

Workshop dengan hastag “Exspresikan Sukacitamu!” yang diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 15-16 September 2018 di Wisma Immaculata ini menghadirkan para narasumber Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, Direktur Intelijen Densus 88 Brigenpol Ibnu Suhendra, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Septriana Tangkaray dan lainnya.

Materi penting yang disuguhkan dalam workshop khusus kaum muda ini adalah sebagai berikut:

  1. Generasi muda dibekali dengan keterampilan untuk memproduksi konten kreatif dan positif berupatulisan, gambar, dan video.
  2. Memperkuat, melindungi, dan mempertahankan konsensus berbangsa dan bernegara sesuai empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945).
  3. Generasi muda Katolik mampu menjadi generasi yang bijak dalam menggunakan media sosial untuk kepentingan pewartaan dan kebangsaan.
  4. Membentuk jaringan kaum muda lintas suku, agama, ras dan antargolongan.

Paparan demi paparan yang disampaikan oleh para narasumber secara umum merujuk kepada pentingnya peran kaum muda untuk terlibat aktif dan kreatif dalam mengisi ruang media sosial dengan konten-konten positif. Kaum muda diharapkan menjadi aktor utama dalam panggung media sosial.

Maksudnya adalah ketika aneka platform media sosial digempur dengan banjirnya konten-konten negatif seperti hoax, kejahatan, ujaran kebencian, penipuan, radikalisme dll, kaum muda jangan berdiam diri, menjadi penonton, membiarkan kejahatan merajalela. Tetapi justru harus masuk menggarami, membersihkan ruang yang penuh dengan konten negatif kemudian mengisinya dengan kekudusan.

Kaum muda juga diimbau bukan hanya sekedar bijak menggunakan medsos, tetapi bagaimana mengembangkannya untuk pewartaan. Media sosial merupakan arena baru bagi  generasi muda ini untuk bertarung mewartakan Kristus yang bangkit.

OMK KAP berswafoto bersama Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti.

Kehadiran media sosial saat ini bukan hanya sekedar setitik air di atas permukaan sungai yang luas, tetapi sudah menjadi sebuah sungai yang dalam dengan arus yang deras. Oleh karena itu kecanggihan media sosial dipandang sebagai sarana yang sungguh menakjubkan karena mampu melipatgandakan pewartaan dalam hitungan detik saja.

Caranya sangat gampang cukup dengan sentuhan satu jari, kabar baik yang disebarkan dalam sekejap bisa dibaca bukan hanya dengan jumlah lima ribu orang saja melainkan jutaan ribu orang di seluruh dunia. Kenyataan ini menjadi peluang yang sangat luar biasa bagi generasi zaman now ini untuk berkiprah menjadi pewarta kabar baik di media sosial.

Menyikapi arus perkembangan media sosial yang begitu pesat, maka Gereja pun menghimbau umatnya khususnya kaum muda, agar jangan takut dan tabu untuk membuka pintu komunikasi sosial yang positif sehingga visi dan misi dari pewartaan kabar sukacita Injil menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Gereja tidak boleh diam membiarkan umatnya mencari sendiri apa yang mereka perlukan. Peran Gereja  sangat penting untuk memimpin, memberi contoh bagaimana media sosial dimanfaatkan sebagai sarana pewartaan kekinian.

Paus Paulus VI dalam Ensiklik Evangeli Nuntiandi, no. 45, 8 Desember 1975, mengatakan, “Gereja akan merasa bersalah di hadapan Tuhan, jika Gereja gagal menggunakan media untuk evangelisasi.”

Penuh semangat, 100 OMK KAP sepakat siap menjadi pewarta kabar gembira dan bertarung memberantas konten negatif di media sosial.

Setelah mengikuti kegiatan ini, 100 OMK KAP sepakat siap menjadi pewarta kabar gembira dan bertarung memberantas konten negatif di media sosial. Mereka kini menyadari bahwa sebagai generasi milenial yang akrab dengan gawai, mereka memiliki potensi yang besar untuk mengontrol berbagai perubahan yang terjadi melalui fungsinya sebagai agen perubahan (agent of change).

Berikut kesan manis para peserta Genposting OMK KAP yang kami terima dari beberapa narasumber.

Monika Gerapina

Lokakarya ini membantu bermedsos bijak, santun, kreatif dan bertanggungjawab serta bermanfaat bagi orang lain. “Saya dulunya selalu pasang status alay di medsos,” ungkap OMK perwakilan dari Paroki St. Fidelis Sungai Ambawang ini.

“Namun sekarang saya berkomitmen untuk menyebarkan berita yang positif dan bermanfaat di akun-akun medsos yang saya miliki,” ungkapnya.

Ayong Bonaventura

Setelah mengikuti workshop ini, ia menjadi lebih kreatif mengolah objek postingan di akun medsos.

“Sebelum mengikuti workshop Genposting ini, pemahaman saya dalam bermedia sosial hanya sekedar tahu dan bisa dan kegiatan-kegiatan yang saya bagikan hanya sederhana saja untuk dikonsumsi pribadi,” begitu kesannya.

“Setelah mengikuti kegiatan ini, saya menjadi lebih kreatif membuat video singkat dan caption menarik yang bermanfaat bagi diri saya dan orang lain,” ungkap OMK yang berprofesi sebagai perawat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here