Konser Musikal Tandai Perayaan 30 Tahun Yayasan Santo Yakobus

0
698 views

IMAN tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati”.

Kutipan Surat Yakobus 2:17 yang merupakan motto Yayasan Santo Yakobus ini menjadi nilai inti pentas teater musikal siswa Sekolah Santo Yakobus di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Konser musik eklektif ini terjadi pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2020 di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta. Dua pentas sekali dimainkan pada hari yang sama.

Dante the Musical. Begitu judul drama musikal yang kisah intinya hasil adaptasi narasi puisi Divine Comedy karya Dante Alighieri.

Dante adalah penyair Italia terkenal yang hidup di abad ke-13. Penyair yang dijuluki il Sommo Poeta alias Penyair Agung ini bersama Petrarch dan Boccaccio disebut tre corone atawa tiga mahkota literatur Italia.

Perayaan ulang tahun ke-30          

Pentas seni yang melibatkan 200-an siswa dari TK sampai SMA Sekolah Santo Yakobus ini merupakan puncak perayaan 30 tahun Yayasan Santo Yakobus.

Yayasan Santo Yakobus berdiri pada tahun 1989. Lembaga pendidikan Katolik ini merupakan perwujudan iman dalam rangka pelayanan pastoral untuk pendidikan anak-anak keluarga Katolik di Paroki Santo Yakobus, utamanya di kawasan permukiman Kelapa Gading, Jakarta.

Setelah eksis selama 30 tahun terakhir, lembaga pendidikan Katolik ini berhasil menorehkan perkembangan pesat. Upaya tulus dan kerja keras para pengurus Yayasan Santo Yakobus telah menunjukkan buah manis berupa bertumbuhnya sekolah Santo Yakobus menjadi salah satu lembaga pendidikan formal bermutu.

Perlu seimbang mengolah rasa dan logika

Karya Dante berjudul Divine Comedy (aslinya disebut Comedia) merupakan salah satu literatur terbesar dalam sejarah.

Tulisan berbentuk puisi ini dikerjakan Dante selama 12 tahun (1308-1320). Terdiri dari tiga babak: InfernoPurgatorio, and Paradiso. Artinya Neraka, Api Penyucian, dan Surga.

Karenanya, puisi naratif ini juga menceritakan “perjalanan” spiritual Dante saat jiwanya melewati neraka, api penyucian, dan surga.   

Dalam sambutannya sebelum pentas berlangsung, Ketua Yayasan Santo Yakobus, Judo Suwidji, menyebutkan beberapa pokok penting dalam pementasan drama musikal ini.

Pertama, pergelaran bertitel Dante the Musical adalah performance yang sifatnya eklektik alias “gado-gado”. Pertunjukannya mengambil format macam-macam. Ada musik live, tarian, nyanyian, percakapan, dan lainnya. Juga para pemainnya datang dari segala tingkatan sekolahan di Yayasan Santo Yakobus: TK, SD, SMP, dan SMA.

Kedua, karya Dante ini mengingatkan bahwa manusia terlahir dari rahim, berimbang dalam rasa dan logika. Hidup, beraksi sosial sebagaimana tuntunan kebajikan dan pengetahuan merupakan sebuah keniscayaan. Tahap bergerak ke depan artinya bertumbuh dan berkembang sesuai nilai hidup yang kita pegang.

Ketiga, proses produksi ini mula digarap sejak setahun terakhir. Dimulai dengan konsep pementasan, lalu proses audisi, dan berlanjut kemudian dengan latihan dan latihan kontinyu. “Prosesnya makan waktu sedikitnya selama enam bulan,” kata Judo di atas panggung.

Tujuan mendidik murid

Hal ini, jelasnya kemudian, sesuai dengan misi Yayasan Sekolah Yakobus . Yakni, mau memberi layanan pendidikan format dalam bingkai nilai-nilai moral seperti:

  • Religius artinya pendidikan yang ingin membentuk murid-muridnya agar kelak bisa menjadi pribadi yang beriman dan berkarakter.
  • Humanis artinya semua alumninya diharapkan punya integritas pribadi yang baik dan juga berperilaku baik.
  • Intelektual berarti punya daya nalar yang kritis dan baik.
  • Enviromentalis artinya mereka harus punya rasa peduli terhadap lingkungan hidup.
  • Nasionalis artinya punya semangat mencintai dan menjiwai Pancasila dan melaksanakan pola hidup ber-bhinneka.

Kasih sayang ibu dan anak

Mengadaptasi maha karya Dante ini ke dalam cerita masa kini dan bisa dimengerti oleh anak sekolah tentu bukan hal yang mudah. Tantangan ini akhirnya dengan bagus diterjemahkan ke dalam cerita tentang relasi kasih sayang antara ibu dan anak.

Dikisahkan demikian.

Dante hidup bersama ibu dan adik perempuannya. Dante harus bekerja sebagai pencari nafkah, setelah ibunya mengalami kecelakaan yang menyebabkannya menjadi buta.

Dante yang sibuk bekerja, lalu larut dalam kesibukkan itu sendiri sehingga kurang berkomunikasi dengan ibu dan adiknya. Sampai-sampai ketika ibunya meninggal, dia sampai telat mengetahuinya.

Penyesalan yang timbul begitu menyesakkan hatinya. Tekad bertemu dengan ibunya untuk meminta maaf membuatnya memohon kepada Tuhan agar boleh berjumpa dengan ibunya.

Maka, lalu muncullah Santo Yakobus yang kemudian membimbingnya melewati tiga tahapan perjalanan: neraka, api penyucian, dan akhirnya surga.

Dante harus bisa melewati neraka, lalu berhasil keluar dari api penyucian dan baru bisa bertemu dengan ibunya di surga.

Akting ciamik para pemeran

Para pelaku peran alias para aktor dan aktris semuanya adalah para pelajar sekolah Santo Yakobus. Sebanyak 200-an siswa terlibat dalam pementasan akbar ini.

Romo FX Adisusanto SJ, mantan Rektor Seminari Mertoyudan dan Kepala Dokpen KWI, memuji pelibatan siswa dari tingkat TK sampai SMA ini.

“Baru sekarang saya menonton pagelaran yang murid TK dan SD juga ikut muncul di pentas,” kata Romo yang hari-hari ini akan mengemban tugas baru di sebagai Sekretaris Keuskupan Banjarmasin.

Pemain utamanya Dante diperankan oleh Andrew Nathanael (kelas X), sementara ibunya dilakoni oleh Yvest Tanno (kelas X).

Akting dan penjiwaan keduanya dipuji banyak penonton yang memenuhi Ciputra Artpreneur Theater malam itu.

Pendukung acara

Selain para siswa, penonton disuguhi tambahan hiburan dari bintang tamu. Didiek SSS beserta puterinya Lourdes Callista, dan aktris Widi Dwinanda di bagian pembukaan.

Daya tarik lain pementasan ini adalah paduan suara komplit dengan orkestra, ditambah lagi musik kulintang dan gamelan dengan semua pemainnya murni siswa Sekolah Yakobus.

Tidak ketinggalan juga para blackman yang berjumlah 17 siswa. Mereka begitu cekatan menata ulang panggung sesuai perubahan lakon cerita.

Persiapan panjang berbulan-bulan yang tentu perlu bekal komitmen tinggi dari para pengurus, pendidik, karyawan beserta para siswa tersebut akhirnya berhasil terwujud dalam pentas musikal Dante ini.

Ketua Panitia Eko Hadi Purnomo berharap pertunjukkan ini membuat semua menjadi semakin bahagia. Juga terus terdorong mau meneruskan kebahagiaan itu kepada setiap orang yang dijumpai.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here