Laicology dipahami secara tepat dalam ecclesiology Konsili Vatikan II dan kemudian dirumuskan dalam Lumen Gentium art. 1 hingga akhirnya dikembangkan dalam dekrit tentang Kerasulan Awam berjudul Apostolicam Actuositatem.
Kemudian, tema pembicaraan tentang awam dikembangkan lagi dalam Sinode Para Uskup yang akhirnya membuahkan Imbauan Apostolik Pasca Sinode yakni Christifideles Laici. Ini adalah warisan almarhum Bapa Suci Yohanes Paulus II tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja dan di dalam Dunia (12 Maret 1989).
Spiritualitas kaum awam
Spiritualitas Kaum Awam dibicarakan pada art. 16 dengan judul Terpanggil kepada Kekudusan, dan art. 17 berjudul Hidup Kekudusan di dalam Dunia.
Panggilan kaum awam kepada kekudusan tampak pada peristiwa meriah proklamasi beatifikasi dan kanonisasi para awam pria dan wanita yang berlangsung selama bulan Sinode. Dinyatakan dalam imbauan tersebut: “ Segenap Umat Allah, khususnya kaum awam beriman, dapat menemukan pada saat ini model-model kekudusan baru dan saksi-saksi baru kebajikan heroik yang dihayati di dalam keadaan-keadaan bisa kehidupan manusia sehari-hari. “
Selanjutnya, para Bapa Sinode mengatakan, “Gereja-gereja partikular secara istimewa hendaknya dengan penuh perhatian mengenal di kalangan anggota-anggota mereka pria dan wanita muda usia dari Gereja-gereja yang telah memberikan kesaksian akan kekudusan di dalam keadaan-keadaan semacam itu (keadaan-keadaan sekular dan hidup- perkawinan sehari-hari) dan yang dapat menjadi teladan untuk orang lain, sehingga, bila keadaan menuntut, mereka itu (Gereja-gereja) dapat mengusulkan orang-orang itu supaya dibeatifikasikan dan dikanonisasikan”.
Photo credit: courtesy of Google