Kriteria Menjadi Anak-Anak Allah

0
451 views
Menjadi anak-anak Allah

Bacaan 1: 1Yoh 2:29 – 3:6

Injil: Yoh 1:29-34

Kehidupan di dunia bukanlah tujuan akhir bagi orang beriman, sebab segala sesuatu yang ada di dunia pada akhirnya akan binasa. Tujuan akhir hidup orang beriman adalah hidup kekal bersama Allah di surga.

Banyak orang di dunia hidup mengejar status, kehormatan dan harta dunia tanpa bisa puas serta melupakan tujuan utamanya untuk mendapat kasih karunia hidup kekal. Dalam mengejar kehormatan duniawi, orang bisa menghalalkan segala cara dan menindas orang lain.

Dalam sebuah homilinya, Paus Fransiskus mengatakan:

“Banyak orang yang mengaku katolik, selalu ikut Misa tetapi kehidupannya sama sekali tidak mencerminkan seorang katolik.”

Paus Fransiskus menyebutkan orang katolik demikian adalah ‘Katolik bermuka dua’.

“…lebih baik menjadi seorang atheis, daripada menjadi seorang Katolik, tapi menjalani kehidupan ganda alias ‘bermuka dua’.”

Secara tegas Paus mengkritik “katolik palsu” seperti itu.

Agar bisa hidup bersama-Nya dan melihat Allah dalam keadaan yang sebenarnya maka ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi, yaitu menjadi “anak-anak Allah”.

Untuk menjadi “anak-anak Allah” seseorang harus hidup secara benar di mata Allah, itulah konsep yang dituliskan oleh Santo Yohanes Penginjil dalam suratnya kepada jemaat di Asia Kecil (Turki saat ini). Kriteria menjadi anak-anak Allah:

  • Hidup benar di mata Allah
  • Menjaga kekudusan
  • Teguh dalam iman

Dengan konsep hidup seperti itu, maka seseorang menjaga persekutuannya dengan-Nya dan pantas menjadi “anak-anak Allah”. 

Allah telah mengutus Anak-Nya ke dunia untuk menebus dosa manusia. Mengenai hal itu, Santo Yohanes Pembaptis bersaksi:

“Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya…. Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”

Pesan hari ini

Apakah hidupku sudah mencerminkan sebagai katolik sejati? Hidup benar dan teguh dalam iman sehingga layak disebut sebagai “anak-anak Allah”?

“Kamu tidak akan pernah salah selama selalu berpegang pada kebenaran.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here