Minggu, 5 Oktober 2025
Hab. 1:2-3; 2:2-4.
Mzm. 95:1-2,6-7,8-9.
2Tim. 1:6-8,13-14.
Luk. 17:5-10
BIJI sesawi hanyalah butiran kecil, nyaris tak terlihat di genggaman tangan.
Ukuran biji sesawi kira-kira sebesar sebutir beras. Namun Yesus memilih biji kecil ini untuk menggambarkan kekuatan iman.
Ia tidak menuntut iman sebesar gunung, melainkan iman yang sejati, meskipun kecil, namun hidup dan bertumbuh.
Sering kali kita merasa iman kita terlalu lemah: doa terasa hampa, usaha kita tampak sia-sia, dan harapan seperti layu.
Dalam kondisi seperti itu, Tuhan Yesus meyakinkan kita bahwa iman sekecil apa pun, asal sungguh-sungguh, memiliki daya ilahi.
Yang penting bukan besar kecilnya, melainkan apakah iman itu hidup, apakah kita sungguh percaya, berharap, dan menyerahkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini. Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ dan pohon itu akan menuruti perintahmu.”
Perkataan Yesus ini sering kali membuat kita merenung: mungkinkah iman yang kecil sanggup memindahkan sesuatu yang tampaknya mustahil? Jawabannya: ya, jika iman itu sejati.
Bagi Yesus, bukan ukuran iman yang penting, melainkan kualitas dan ketulusannya. Iman sejati bukan hanya percaya di bibir, melainkan menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah.
Iman yang hidup tidak bergantung pada kekuatan manusia, tetapi berakar pada keyakinan bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu.
Yesus tahu bahwa manusia sering meragukan kuasa Tuhan. Kita mudah putus asa ketika doa tak langsung dijawab, atau ketika jalan dengan mata iman, bukan dengan perhitungan manusia.
Sekecil apa pun iman kita, bahkan hanya seukuran biji sesawi, jika sungguh hidup, ia memiliki daya ilahi yang mampu mengubah keadaan.
Seperti biji sesawi yang ditanam di tanah, iman juga perlu kesetiaan untuk tumbuh. Ia perlu disiram dengan doa, disinari oleh firman, dan dipelihara dalam kasih.
Lama-lama, iman yang kecil itu akan bertumbuh menjadi kuat, menumbuhkan cabang pengharapan dan buah kasih yang meneduhkan banyak orang.
Biji sesawi itu tidak tinggal kecil. Ia bertumbuh menjadi pohon tempat burung-burung bersarang. Demikian pula iman sejati mampu mengubah hidup kita dan memberi tempat bagi orang lain untuk merasakan damai dan pengharapan dari Allah.
Bagaimana.dengan diriku?
Apakah aku sungguh percaya bahwa Tuhan dapat melakukan hal-hal besar dalam hidupku, meski aku merasa lemah dan kecil?