Puncta 10.08.21
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir
Yohanes 12: 24-26
PUNAKAWAN disebut juga Panakawan. Pana berarti tahu, pandai, paham. Kawan artinya sahabat karib.
Mereka adalah Semar dengan anak-anaknya: Gareng, Petruk, dan Bagong.
Mereka adalah abdi para ksatria.
Sering juga disebut “batur” atau hamba. Namun, arti batur yang sebenarnya adalah “pangembating catur,” atau teman berdialog, diskusi, tempat bertanya tentang segala sesuatu, mohon nasihat atau petuah.
Kalau “bendara” atau tuannya sedang sedih, mereka menghibur dengan polah tingkah dan tutur kata yang lucu-lucu.
Kalau tuannya bingung, mereka memberi nasihat atau solusi. Kalau tuannya keliru, mereka mengingatkan.
Di mana ada “bendara”, di situ ada “batur”. Di mana ada ksatria, di situ ada panakawan, abdi yang selalu siap sedia melayani.
Laurensius adalah salah satu dari ketujuh diakon yang membantu Paus Sixtus II (257-258).
Laurensius ditugaskan mengurus harta kekayaan Gereja untuk dibagikan kepada fakir miskin di Roma.
Ketika Paus Sixtus II ditangkap oleh serdadu-serdadu Romawi, Laurensius ingin menemani dia sampai akhir.
Kepada Paus, ia berkata: “Aku akan menyertaimu kemana saja engkau pergi. Tidaklah pantas seorang imam agung Kristus pergi tanpa didampingi diakonnya.”
Sixtus terharu dan bangga mendengar keinginan Laurensius itu. Lalu ia berkata: “Janganlah sedih dan menangis, anakku. Aku tidak sendirian. Kristus menyertai aku. Dan engkau, tiga hari lagi, engkau akan mengikuti aku ke dalam kemuliaan surgawi”.
Tiga hari kemudian, Laurensius juga ditangkap. Ia diminta menyerahkan harta kekayaan Gereja. Ia membawa orang-orang miskin di kota Roma kepada Prefektur.
“Inilah tuan harta kekayaan Gereja. Aku telah menjaganya. Ambillah.”
Kata-kata ini dianggap penghinaan kepada Prefek Roma. Maka Laurensius dipanggang dalam api yang berkobar sampai mati.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati, agar menghasilkan banyak buah.
Mereka yang mencintai nyawanya akan kehilangan. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Yesus juga menuntut mereka yang mau melayani Dia, harus mengikuti-Nya: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan dimana Aku berada, di situ pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Laurensius adalah “batur” yang setia kepada bendara-nya, yaitu Kristus.
Yesus pernah bersabda; “Apa saja yang kamu perbuat untuk saudara-Ku yang paling hina ini, engkau perbuat juga untuk Aku.”
Laurensius menjaga orang-orang miskin di Roma dengan setia. Ia tidak menyayangkan nyawanya di dunia, tetapi memeliharanya untuk hidup kekal.
Apa yang diramalkan Paus Sixtus menjadi kenyataan; “Engkau akan mengikuti aku dalam kemuliaan surgawi.”
Laurensius mati sebagai martir mengikuti bendaranya.
Santo Laurensius, doakanlah aku agar setia menjaga harta Gereja yakni mengasihi orang-orang kecil, miskin dan hina, agar Nama Tuhan dimuliakan.
Di masa-masa sulit pandemi corona.
Ada yang tega “nilep” jatah orang menderita.
Jadikanlah aku hamba yang tekun dan setia.
Mengikuti Kristus dalam suka dan duka di mana saja.
Cawas, hamba yang setia….