Lawatan Historis Paus Fransiskus ke Irak

0
163 views
Poster tentang rencana pertemuan bersejarah antara Paus Fransiskus dan Ayatollah al-Sistani di Najaf, Irak. (Ist)

PERJALANAN historis Paus Fransiskus ke Irak yang berlangsung mulai hari Jumat tanggal 5 Maret ini sudah dimulai dari Roma. Dengan terlebih dahulu Paus menyambangi Gereja Maria Maggiore guna sembahyang di sana.

Gereja Maria Maggiore itu lokasinya tidak jauh dari Termini – nama Stasiun Sentral Kota Roma yang sangat terkenal. Hanya selemparan batu saja jaraknya. Gereja Maria Maggiore sangat terkenal akan keindahan lukisan di dinding plafonnya.

Kunjungan pertama kali

Lawatan pastoral Paus Fransiskus ke Irak ini akan menjadi catatan sejarah penting. Karena inilah kunjungan pertama kali oleh Paus ke “tanah kelahiran” Gereja-gereja Ritus Timur.

Dulu sekali, Paus Johannes Paulus II pernah berencana mengunjungi Irak. Namun diplomasi Tahta Suci membujuk Presiden Irak Saddham Hussein agar memberi akses masuk ke Irak gagal.

Kali ini, Vatikan berhasil menyelesaikan langkah diplomasinya dengan Pemerintah Irak.

Di Irak sendiri, Umat Kristiani menjadi kelompok minoritas. Tidak kurang sejumlah sejuta orang umat Kristiani telah meninggalkan kampung halamannya di Irak sepanjang 20 tahun terakhir ini. Ketika negeri kaya minyak ini “diobrak-abrik” oleh Barat hanya karena tuduhan Presiden Irak punya senjata pemusnah massal -hal yang kemudian malah tidak pernah terbukti sama sekali.

Mengapa Irak

Irak punya ikatan sejarah penting bagi umat kristiani. Dari Kota Ur di Irak inilah, Bapa Bangsa bernama Abraham lahir dan hidup serta kemudian pergi meninggalkan Ur menuju Israel.

Sejarah Kekristenan boleh dikata malah muncul dari Irak –mengingat kaitannya dengan Abraham tadi- dan itu terjadi kira-kira 4.000 tahun lalu. Babilonia yang berada di Irak juga menjadi penting, karena di situlah Umat Israel pernah dibuang dan hidup di tanah pengasingan.

Rute perjalanan pastoral Paus Fransiskus ke Irak tanggal 5-8 Maret 2021. (ist)

Rute kunjungan

Berikut ini rute kunjungan Paus Fransiskus yang kami dapat dari jaringan WAG dan dibuat oleh Peter Suriadi –guru dan aktivis pemerhati kabar-kabar khas Vatikan.

Kunjungan Paus Fransiskus selama tiga hari ke Irak mulai 5-8 Maret 2021  ini akan berlangsung di lima lokasi berbeda sebagai berikut.

1. Katedral Baghdad

Pada hari pertama kunjungannya ke Ibukota Baghdad, Paus Fransiskus akan mengunjungi Gereja Katedral Katolik Suriah “Bunda Maria Keselamatan” di distrik komersial utama Karrada.

Di lukisan jendela kaca pateri gereja ini terdapat nama-nama para “martir” yang terbunuh dalam insiden penyerangan oleh kelompok fundamentalis tanggal 31 Oktober 2010.

2. Kota Najaf

Sebagai bagian pendekatannya kepada kaum Muslim, Paus Fransiskus akan mengunjungi Najaf, kota berusia 1.230 tahun. Najaf adalah “ibukota” rohani bagi mayoritas Kaum Syiah di seluruh dunia.

Di sana berlokasi tempat suci berdiri megah -dengan kubah emas dan jalinan lantai di dalamnya– yang menjadi tempat pemakaman Ali, menantu Nabi Muhamad yang sangat dihormati dalam Islam Syiah.

Kota tersebut lama berada di bawah kekuasaan Ottoman. Tetapi selama Perang Dunia I, Inggris berhasil mengambil kendali dan bertahan.

Almarhum Presiden Irak Saddam Hussein melarang peziarahan ke kota suci tersebut. Namun, kota itu menggeliat kembali, setelah Saddam berhasil digulingkan dalam invasi asing pimpinan Amerika Serikat tahun 2003.

Di Najaf ini, Paus Fransiskus akan bertemu dengan Ayatollah Agung al-Sistani, pemimpin tertinggi bagi sebagian besar Muslim Syiah.

Ulama berusia 90 tahun itu tidak pernah terlihat di depan umum dan jarang memberikan akses kepada pengunjung, menjadikan pertemuan itu salah satu bagian paling luar biasa dari perjalanan kepausan.

Keduanya akan bertemu di rumah satu lantai milik Ayatoallah al-Sistani yang sederhana. Sebagian besar wartawan dilarang menghadiri acara duduk tersebut.

Perjalanan bersejarah Paus Fransiskus ke Irak. (Ist)

3. Gurun Ur

Dari sana, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke Gurun Ur, yang berdiri 4.000 tahun Sebelum Masehi, dan menjadi kota besar di Kerajaan Sumeria-Akkadia kuno.

Ciri khas utamanya adalah ziggurat-nya, bangunan seperti piramida terhuyung-huyung yang digali antara dua perang dunia.

Ur, yang berarti “kota” dalam bahasa Sumeria, diyakini sebagai tempat kelahiran Abraham -Bapa Yudaisme, Kristen, dan Islam- sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi.

Paus Fransiskus akan mengadakan ibadat lintasagama di sana dengan beberapa minoritas terkecil Irak, termasuk Kaum Yazidi dan Kaum Sabean pra-Islam.

4. Kota Mosul dan Qaraqosh

Provinsi utara Niniwe adalah jantung komunitas Kristen Irak.  Ibukota Mosul pernah menjadi basis pemerintahan ISIS sejak mereka mendeklarasikan eksistensinya tahun 2014.

Di kota Mosul, Paus Fransiskus akan mengunjungi Gereja Al-Tahera di barat kota. UNESCO saat ini sedang bekerja untuk merehabilitasi dan bagian lain warisan Mosul tersebut, termasuk gereja dan masjid.

Sekitar 30 kilometer ke selatan terletak kota Qaraqosh, juga dikenal sebagai Bakhdida dan Hamdaniya, yang memiliki sejarah pra-Kristen yang panjang. Penduduknya saat ini berbicara dengan dialek Aram masa kini, bahasa sehari-hari di zaman Yesus.

5. Kota Arbil

Salah satu perhentian terakhir Paus Fransiskus adalah misa terbuka di kota Arbil, Ibukota wilayah Kurdi Irak.

Ketika ISIS menyerbu utara Irak, ratusan ribu orang Kristen serta Muslim dan Yazidi mencari perlindungan di wilayah Kurdi Irak.

Ada jejak pemukiman manusia di Arbil sejak 5.000 tahun Sebelum Masehi. Arbil kemudian menjadi pusat kota utama dan mempertahankan status itu selama periode Asiria.

Benteng Arbil, sebuah kompleks puncak perbukitan yang luas yang menghadap ke pasar kota, dimasukkan ke dalam daftar Situs Peninggalan Dunia oleh UNESCO pada tahun 2014.

Agenda perjalanan

Jumat, 5 Maret 2021: Roma-Baghdad

■ 7:30: Berangkat dengan pesawat dari Bandara Internasional Fiumicino, Roma, menuju Baghdad, Irak.

■ 14:00: Tiba di Bandara Internasional Baghdad; penyambutan resmi di Bandara Internasional Baghdad.

■ 14:10: Pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimidi Aula VIP Bandara Internasional Baghdad.

■ 15:00: Upacara penyambutan resmi di Istana Kepresidenan, Baghdad.

■ 15:15: Kunjungan kehormatan kepada Presiden Irak Barham Salih di kantor pribadi Istana Kepresidenan, Baghdad

■ 15:45 Bertemu dengan pihak berwenang, masyarakat sipil dan perwakilan diplomatik di aula Istana Kepresidenan, Baghdad.

■ 16:40: Pertemuan dengan para uskup, imam, pelaku hidup bakti, seminaris dan katekis di Katedral Siro-Katolik “Bunda Keselamatan”, Baghdad.

Sabtu, 6 Maret 2021: Baghdad-Najaf-Ur-Bagdhad

■ 7:45: Berangkat dengan pesawat menuju Najaf

■ 8:30: Tiba di Bandara Najaf

■ 9:00: Kunjungan kehormatan ke Ayatollah Sayyid Ali al-Husayni Al-Sistani

■ 10:00: Berangkat dengan pesawat menuju Nassiriya

■ 10:50: Tiba di Bandara Nassiriya

■ 11:10: Pertemuan lintasagama di Dataran Ur

■ 12:30: Berangkat dengan pesawat menuju Baghdad

■ 13:20: Tiba di Bandara Internasional Baghdad

■ 18:00: Misa Kudus di Katedral Khaldean “Santo Yosef”, Baghdad.

Minggu, 7 Maret 2021: Baghdad-Erbil-Mosul-Qaraqosh-Erbil-Baghdad

■ 7:15: Berangkat dengan pesawat menuju Erbil

■ 8:20: Tiba di Bandara Erbil; Sambutan Presiden Daerah Otonomi Kurdistan Irak serta Pemimpin Agama dan Sipil di Bandara Erbil

■ 8:30: Bertemu Presiden dan Perdana Menteri Daerah Otonomi di Ruang VIP Kepresidenan Bandara Erbil

■ 9:00: Berangkat dengan helikopter menuju Mosul

■ 9:35: Tiba di area pendaratan di Mosul

■ 10:00: Doa Khusus untuk Korban Perang di Hosh al-Bieaa (Lapangan Gereja), Mosul

■ 10:55: Berangkat dengan helikopter menuju Qaraqosh

■ 11:10: Tiba di area pendaratan di Qaraqosh

■ 11:30  Kunjungan ke Komunitas Qaraqosh di Gereja “Dikandung Tanpa Noda”, Qaraqosh

■ 12:15: Menuju Erbil

■ 16:00: Misa Kudus di Stadion “Franso Hariri”, Erbil

■ 18:10: Berangkat dengan pesawat menuju Baghdad

■ 19:15: Tiba di Bandara Internasional Baghdad

Senin, 8 Maret 2021: Baghdad-Roma

■ 9:20: Upacara perpisahan di Bandara Internasional Baghdad

■ 9:40: Berangkat dengan pesawat menuju Roma

■ 12:55: Tiba di Bandara Internasional Ciampino, Roma.

PS: Diolah dari teks naskah yang dikerjakan oleh Peter Suriadi dari Keuskupan Bogor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here