Lectio Divina 01.09.2021 – Sang Pendoa dan Pelayan

0
298 views
Ilustrasi: Sang Pendoa dan Pelayan by Vatican News

Rabu. Pekan Biasa XXII (H)

  • Kol. 1:1-8.
  • Mzm. 52:10.11.
  • Luk. 4:38-44.

Lectio

38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. 39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.

40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. 41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: “Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.

42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. 43  Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” 44  Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Meditatio-Exegese

Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka

Setelah ambil bagian dalam perayaan Sabat di sinagoga kota Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Petrus.  Di situ Ia menyembuhkan ibu mertua Petrus.

Setelah sembuh, sang ibu segera bangun dan segera melayani para tamu. Yesus tidak hanya menyembuhkan penyakit yang diderita, tetapi juga Ia menyembuhkan sikap batin.

Ibu mertua Petrus memiliki sikap batin baru. Ia selalu mempersiapkan diri untuk segera melayani.

Santo Cyrilus dari Alexandria, bapa Gereja, 376-444, berkata, ”Mari kita menerima Yesus Kristus, karena ketika Ia melawat kita dan kita mengingatNya dalam budi dan hati kita, penyakit kita yang paling parah disembuhkan-Nya dan kita dikuatkan untuk melayani Dia, yakni melakukan apa yang membuat hati-Nya bahagia.” (Homily 28 In Mattheum).

Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka

Menjelang malam ketika bintang-bintang mulai muncul, setelah hari Sabat berlalu, Yesus menerima banyak orang dan menyembuhkan yang sakit dan kerasukan setan.

Mereka adalah golongan masyarakat yang ditolak dan disingkirkan oleh para tetangga dan komunitas.

Orang-orang itu hanya hidup dari belas kasihan. Agama menganggap mereka najis dan terkutuk. Tak mungkin mereka ambil bagian dalam acara bersama. Allah dianggap mengutuk mereka.

Maka, Kabar Sukacita selalu bermakna: menerima yang ditolak dan disingkirkan, serta memulihkan kembali relasi dengan seluruh anggota komunitas. Tidak ada seorang pun yang ditinggalkan, no one left behind.

Santo Hieronimus berkata, ”Tak lama setelah mereka memohon pada Sang Juruselamat, Ia bergegas menyembuhkan yang sakit; dari sini kita belajar bahwa Ia juga mendengarkan doa orang beriman yang memohon pertolongan melawan dorongan-dorongan penuh dosa.” (Expositio In Evangelium Sec. Lucam, in loc.).

Tetapi, selalu saja setan berusaha membelokkan tugas perutusan-Nya. Ia mengenal jati diri Yesus (Luk. 4:41, “Engkau adalah Anak Allah.”, tu es Filius Dei.

Namun, setan selalu menggunakan pengenalan itu sebagai sarana untuk menjebak-Nya. Pada waktu itu, gelar itu menandakan orang yang dekat dengan Allah.

Yesus tidak mengijinkan setan bicara tentang-Nya. Ia tidak menghendaki popularitas murahan, bahkan, sering dicampuradukkan dengan kebohongan, hoax.

Ia hanya memusatkan diri pada satu perhatian: melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Dan Ia menghayati tugas panggilan sebagai Hamba Yahwe yang rela menderita, seperti dinubuatkan Nabi Yesaya. 

Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi

“Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.” Yesus selalu menyediakan waktu untuk untuk bisa tinggal bersama Allah, BapaNya.

Melalui doa, Ia menjaga sikap batin-Nya untuk selalu setia pada kehendak Bapa.

Injil menyajikan banyak sekali kisah Yesus pergi ke tempat sunyi untuk berdoa atau Ia sedang berdoa (Luk 3: 21-22; 4: 1-2.3-12; 5: 15-16; 6:12; 9:18; 10:21; 11:1; 23: 34; Mat 14: 22-23; 26:38; Yoh 11: 41-42; 17:1-26; Mrk 1:35)

Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah

Warta Sukacita tidak boleh dimiliki oleh sekelompok orang. Warta itu harus disebarkan ke seluruh penjuru dunia. 

Sabda-Nya (Luk. 4:43), “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Et aliis civitatibus oportet me evangelizare regnum Dei, quia ideo missus sum.

Sama seperti gembala, Ia pergi ke segala penjuru untuk mencari, menemukan dan mebawa pulang domba yang hilang. Namun pewartaan itu harus bersumber dari buah-buah doa.

Katekese

Yesus, Sang Tabib utama. Santo Hieronimus, 347-420

“Kini Ibu mertua Simon berbaring di tempat tidur karena menderita sakit demam. Semoga Kristus melawat dan memasuki rumah kita serta, melalui perintah-Nya, menyembuhkan demam karena dosa kita. Masing-masing dari kita menderita sakit demam.

Setiap kali aku membiarkan diri dilanda amarah, aku menerita demam. Terdapat banyak sekali jenis demam seperti banyaknya kesalahan dan dosa.

Mari kita memohon pada para rasul agar mereka mendoakan kita pada Yesus, sehingga Ia mau mendatangi kita dan menyentuh tangan kita. Jika Ia melakukannya, seketika itu demam kita lenyap.

Ia adalah seorang tabib yang hebat. Benar-benar Sang Tabib sejati. Musa adalah seorang tabib.

Nabi Yesaya adalah seorang tabib. Semua orang kudus adalah tabib. Tetapi Ia, Yesus, merupakan Tabib utama.” (Homilies on The Gospel of Mark, 75.1)

Oratio-Missio

Tuhan, Engkau memiliki kuasa untuk menyembuhkan dan memerdekakan. Tidak ada satupun belenggu yang tak dapat Engkau patahkan. Bebaskanlah aku dari sikap batin mementingkan diri sendiri agar aku melayani-Mu dengan suka cita dan murah hati. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan selalu bersedia melayani-Nya?

Et aliis civitatibus oportet me evangelizare regnum Dei, quia ideo missus sumLucam 4:43

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here