Lectio Divina 03.11.2020 – Undanglah Orang Miskin, Cacat, Lumpuh dan Buta

0
525 views
Undanglah Orang Miskin, Cacat, Lumpuh dan Buta. (Pinterest)

Selasa (H)

  • Flp. 2:1-4
  • Mzm. 131:1,2,3
  • Luk. 14:12-14

Lectio

12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.

13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. 14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Meditatio-Exegese

Apabila mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah mengundang yang kaya

Perjamuan makan atau pesta biasanya digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan identitas strata sosial yang punya hajat. Undangan dan penempatan tempat duduk para tamu diatur demikian rumit.

Biasanya orang yang dianggap terhormat ditempatkan di sekeliling tuan rumah. Kehadiran tetamu agung memberikan kesan betapa pentingnya kedudukan pengaruh si tuan rumah.

Pada perjamuan Sabat itu, bisa dikenali alasan mengapa Yesus diundang. Yesus hadir di situ dan diterima sebagai tamu kehormatan. Dari sudut lapisan sosial, Yesus pasti menduduki tempat yang lebih rendah dari si Farisi itu.

Yesus hanyalah anak Yusuf, seorang tukang kayu (Luk. 4:22; Mat. 13:55). Tetapi, ketenaran Yesus jauh melampaui si pengundang.

Melalui kehadiran-Nya, si Farisi itu ingin dikenang di seluruh kota Yerikho sebagai orang yang telah mengundang guru paling terkenal dari Galilea.

Perjamuan ini tidak digunakan untuk menjalin relasi yang lebih erat dengan Yesus dan belajar mendengarkan sabda-Nya. Tetapi digunakan untuk menaikkan status sosial. Maka, si Farisi itu memperalat Yesus untuk meninggikan dirinya sendiri (Luk. 14:11).

Di samping itu, kehadiran Yesus selalu diamat-amati. Mereka mencari-cari kesalahan-Nya agar Ia dapat dipersalahkan dan dihukum sesuai hukum Taurat (Luk 14:1).

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah…

Sulit dipahami hingga jaman ini kalau sebuah pesta dihadiri  orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Tetapi Yesus ternyata mendesak(Luk 14:13), “Undanglah mereka!”, Voca.

Desakan ini dilandasi alasan bahwa mereka yang disingkirkan, dihindari dan dinihilkan menjadi sumber kebahagiaan sejati, yang akan terpenuhi di hari kebangkitan orang-orang benar (Luk. 14:14). 

Desakan ini juga bermakna bahwa setiap murid Yesus harus mampu bertindak sehati dan sejiwa dengan-Nya, mengulurkan tangan untuk membangun hidup yang lebih bermartabat.

Ia bersabda (Mat 25:45), “Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”, Quamdiu non fecistis uni de minimis his, nec mihi fecistis.

Katekese

Pertama dan terakhir dalam perjamuan. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444 :

“Ia bersabda, “Kalau orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu.”  Oh, betapa engkau sungguh dipermalukan karena perilakumu yang kurang pantas.

Jujur kukatakan, ini seperti pencurian dan  ganti kerugian atas baran yang telah dicuri. Ia harus mengembalikan apa yang telah diambilnya, karena ia tidak berhak untuk memiliki barang itu.

Pribadi yang sederhana dan terpuji, yang tanpa takut akan disalahkan mungkin mengabaikan nama baiknya dengan duduk di antara orang yang kurang diperhitungkan, tidak pernah mencari kehormatan.

Orang itu memberikan pada orang lain apa yang mungkin menjadi haknya, sehingga ia tidak pernah terlihat menutupi dengan kesombongan semu. Orang seperti ini pasti menerima kehormatan karena tindakannya.

Tuhan kita bersabda “Tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan.” …

Bilamana setiap orang dari antaramu ingin dihormati lebih dari yang lain, biarlah ia memperolehnya melalui penetapan Tuhan dan dimahkotai dengan kehormatan yang dianugerahkan Allah sendiri. Biarlah ia meraihnya dengan menjadi saksi atas nilai-nilai yang mulia.

Hukum untuk menjadi saksi atas nilai yang mulia itu adalah kerendahan hati, yang tidak pernah menyukai kesombongan.

Rendah hati! Santo Paulus juga memandang kerendahan hati adalah yang paling utama dari semua nilai. Ia menulis untuk mereka yang hendak mencari kekudusan, ”Cintailah kerendahan hati.” (dikutip dari Commentary On Luke, Homily 101).

Oratio-Missio

  • Tuhan, kasih dan belas kasih-Mu selalu melimpah. Engkau selalu menawarkan pada kami anugerah terbaik – damai sejahtera, pengampunan dan persahabatan abadi dengan-Mu di meja perjamuan-Mu. Penuhilah hati kami dengan ungkapan syukur atas belas kasih dan kebaikan hati-Mu. Dan semoga aku tidak gagal untuk menjadi alat-Mu menyalurkan belas kasih dan kebaikan kepada siapa pun yang kami jumpai, agar mereka juga mengenal-Mu, yang penuh belas kasih dan kebaikan hati. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan agar diikut sertakan dalam kebangkitan orang-orang benar?

Retribuetur enim tibi in resurrectione iustorum – Lucam 14:14

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here