Lectio Divina 04.05.2021 – Kuberikan Damai Kepadamu

0
213 views
Kuberikan Damai Kepadamu by fineart america.

Selasa. Pekan Paskah V (P).

  • Kis.14: 19-28.
  • Mzm.145: 10-11.12-13b.21.
  • Yoh.14: 27-31a.

Lectio

27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu.

Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku. 

Meditatio-Exegese

Damai sejahteraKu

Yesus menganugerahkan damai sejahtera (Yoh. 14:27), ”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu”, Pacem relinquo vobis, pacem meam do vobis. Santo Yohanes menggunakan kata ειρηνη, eireine, pax.

Yesus tidak menganugerahkan damai yang dibangun setelah pelbagai bentuk kekacauan diakhiri. Damai sejahtera bukan dibangun berdasarkan ukuran duniawi, seperti Pax Romana.

Damai dan keamanan di seluruh kekaisaran Romawi dibangun di atas tipu daya, perundingan berat sebelah, darah, pedang, tombak, dan katapult.

Dunia tidak mungkin memberi damai, karena menolak Yesus. Damai yang ditinggalkan Yesus untuk para murid mencakup keselamatan atau hidup abadi. Para nabi bernubuat tentang Raja Damai, Mesias, yang diutus Allah (Yes. 9:5-6).

Ia mewartakan damai sejahtera kepada bangsa-bangsa hingga ke ujung-ujung bumi (Za. 9:10). Dan orang yang membawa kabar gembira haruslah orang yang mengabarkan damai dan keselamatan (Yes. 52:7).

Damai sejahtera erat behubungan dengan perjanjian damai dengan Allah. “Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka” (Yeh 37:26).

Maka, bila setia pada perjanjian damai, disingkapkan oleh Nabi Yehezkiel  (Yeh 37:27), “Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu.”, et ero eis Deus, et ipsi erunt mihi populus.

Damai sejahtera dianugerahkan setelah Ia bangkit dari kematian, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:26).

Damai sejahtera ini berasal kasih kepada-Nya yang diwujudkan melalui dari kesediaan berpegang dan melakukan perintah-Nya (Yoh. 14:21).

Damai sejahtera dari-Nya selalu menjadi sumber suka cita (Yoh. 15: 11; 16:20.22.24; 17:13).

Aku pergi, datang kembali, supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa

Yesus kembali kepada Bapa agar Ia dapat kembali lagi dalam waktu segera. Kepada Maria dari Magdala, Ia bersabda, “Janganlah Engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa.” (Yoh 20:17).

Setelah Ia pergi kepada Bapa, Ia kembali hanya melalui Roh Kudus yang diutus-Nya (bdk. Yoh. 20:22).

Penguasa dunia telah datang dan hendak mengakhiri hidup Yesus. Ia akan dibunuh. Seolah-olah sang penguasa kejahatan berkuasa atas-Nya. Sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya yang begitu dramatik justru membuktikan bahwa Ia selalu setia melaksanakan kehendak Bapa-Nya dan mengasihi-Nya hingga tuntas.

Sabda-Nya, “Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.” (Yoh. 12:47). “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yoh. 10:28).

Murid Yesus mewartakan damai sejahtera. Bukan tentang doktin, ajaran, hukum atau organisasi. Mereka mewartakan dan mewujudkan: kasih, agape, yang dirindukan dalam lubuk hati manusia terdalam.

Katekese

Buah-buah damai sejahtera. Santo Caesarius dari Arles, Uskup di Perancis,  470-542: 

“Damai menjadikan budi tenang, jiwa teduh, hati sederhana, mengikat kasih dan bersahabat dengan amal kasih. Damai menghapus kebencian; menghentikan perang; memadamkan amarah; memupus kesombongan; mengasihi yang rendah hati; mendamaikan yang bermusuhan; dan membuat yang bermusuhan berjabat tangan.

Karena damai selalu membawa suka cita pada tiap orang. Damai tak pernah mencari apa yang menjadi milik orang lain atau mendaku segalanya sebagai milik sendiri.

Damai mengajar orang untuk mengasihi karena ia tak pernah tahu bagaimana menjadi marah, atau membusungkan dada atau terbakar oleh kesombongan.

Damai selalu lembut hati dan rendah hati pada siapa pun, karena ia memiliki keteduhan dan keterangan dalam dirinya sediri. 

Ketika damai sejahtera Kristus diwujudnyatakan oleh seorang murid Kristus, damai disempurnakan oleh Kristus sendiri.

Jika seseorang mengasihi damai, ia akan menjadi pewaris Allah; sedangkan dia yang menolaknya, ia memberontak melawan Kristus.

“Ketika Tuhan Yesus Kristus kembali kepada Bapa, Ia meninggalkan damai sejahtera pada para mengikut-Nya karena mereka mewarisi keutamaan yang baik itu; maka, Ia mengajarkan, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu”.

Setiap orang yang menerima damai sejahtera ini harus melaksanakannya; dan siapa pun yang menghancurkannya, ia harus membangunnya; dan siapa pun yang kehilangan, ia harus mencarinya. Karena jika seseorang didapati tidak memelihara damai sejahtera itu, ia tidak akan diakui sebagai ahli waris oleh Bapa dan dicabut hak warisnya atas damai sejahtera dari Tuhan kita.” (dikutip dari Sermon 174.1)

Oratio-Missio

  • Tuhan, semoga damai sejahtera-Mu selalu tinggal padaku. Semoga aku selalu tinggal dalam damai-Mu melalui iman dan tindakan untuk melakukan kehendak-Mu. Amin.
  • Apa yang perlu kulakukan untuk menghadirkan damai sejahteraNya dalam keluarga dan komunitasku?

Pacem relinquo vobis, pacem meam do vobis – Ioannem 14: 27

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here