Lectio Divina 06.06.2023 – Berikan pada Allah Hak Milik-Nya

0
279 views
Serahkan keping itu pada kaisar, by Jacek Malczewski.

Selasa. Pekan Biasa IX (H)           

  • Tob. 2:9-14
  • Mzm. 112:1-2.7bc-8.9
  • Mrk. 12:13-17

Lectio

13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran.

Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” 15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!”

16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” 17 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.

Meditatio-Exegese

Beberapa orang Farisi dan Herodian menjerat Yesus

Perselisihan antara Yesus dengan pemimpin agama Yahudi tidak menunjukkan tanda-tanda surut. Para imam, ahli Taurat dan tua-tua dikecam dengan perumpamaan tentang kebun anggur (Mrk. 12:1-12).

Setelah peristiwa ini, mereka meminjam tangan beberapa orang Farisi dan pengikut Raja Herodes untuk menjerat-Nya. Mereka bertanya tentang pajak-pajak yang harus dibayar kepada penjajah Romawi.

Pembicaraan ini menimbulkan pertentangan, bahkan, perpecahan, di kalangan orang Yahudi saat itu.  Dengan cara ini mereka mengharapkan Yesus ‘keseleo lidah’, sehingga mereka dapat menjebak, menyeret ke Mahkaman Agama Yahudi, Sanhedrin, dan membunuh-Nya. 

Maka, kelompok-kelompok masyarakat yang semula saling bertentangan, sekarang nampak kompak. Mereka memiliki musuh yang sama: Yesus.

Mengapa kamu mencobai Aku?

Yesus bertanya kepada mereka (Mrk. 12:15),  “Mengapa kamu mencobai Aku?”, Quid me tentatis?

Santo Markus menggunakan kata πειραζετε, peirazete, dari kata dasar peirazo, yang secara negatif bermakna: mencobai, menjebak, memasang perangkap/jebakan, memasukkan dalam pencobaan. Kata yang sama digunakan ketika iblis mencobai Yesus di padang gurun Galilea (bdk. Mat. 4: 1-11; Luk. 4:1-13).

Melalui para pemimpin masyarakat tingkat bawah, pemuka masyarakat Yahudi ingin membunuh Yesus. Rencana itu sudah lama berjalan (Mrk. 3:6).

Maka, mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” (Mrk. 12:14).

Jika jawaban Yesus, “Boleh”, berarti mereka dapat melaporkan Yesus kepada para pemuka agama, Sanhedrin. Ia dapat dituduh sebagai orang yang berpihak pada penjajah Romawi.

Jika jawaban Yesus, “Tidak boleh”, berarti mereka dapat melaporkan kepada kaki tangan penjajah Romawi Yesus bahwa Yesus adalah pemberontak. 

Gambar dan tulisan siapakah ini?

Yesus memahami benar kemunafikan mereka. Ia tidak mau terjebak dalam debat kusir yang tiada pernah ada konklusi.

Langsung pada pokok masalah, Ia meminta sekeping uang. Dan ketika menerimanya, Ia mengamati sejenak dan bertanya pada mereka (Mrk. 12:16), “Gambar dan tulisan siapakah ini?”, Cuius est imago haec et inscriptio?

Mereka menjawab, “Gambar dan tulisan Kaisar.”

Jawaban ini membuktikan bahwa dalam keseharian mereka menundukkan diri pada penguasa yang membuat uang, Kaisar Romawi, penjajah. Mereka sudah menyerahkan seluruh hidup dan mati mereka kepada penguasa asing.

Uang Romawi digunakan untuk transaksi dagang sehari-hari, termasuk membayar pajak Bait Allah dan membeli barang-barang yang digunakan dalam pemujaan Yahwe di Bait Allah.

Untuk ‘mencuci’ kenajisan itu dan dapat digunakan di Bait Allah, mereka menyediakan penukar uang Romawi dengan uang Yahudi di pelataran Bait Allah (Mat. 21:12; Mrk. 11:15; Yoh. 2:14). Monopoli penukaran uang justru menjadikan Bait Allah semakin najis dan perlu disucikan kembali (bdk. Mrk. 11:15-19).

Sepanjang beradu gagasan melawan Yesus, kaum Farisi dan pengikut Raja Herodes Antipas tidak mampu memberikan apa pun kepada Allah. Ajaran mereka menyimpang dan menghalangi orang masuk dalam Kerajaan-Nya (Mrk. 7:13).

Maka, Yesus meminta pada para murid untuk waspada pada kemunafikan. Dan, inilah puncak argumen Yesus, sabda-Nya (Mrk 12:17), ”Berikanlah kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”, Reddite quae sunt Dei, Deo.  

Gambar dan rupa Allah

Manusia  telah ditera sebagai gambar dan rupa Allah, karena manusia diciptakan menurut gambar-Nya (Kej. 1:26-27). Maka, manusia tidak pernah memiliki dirinya sendiri, tetapi ia menjadi milik Allah, Penciptanya.

Terlebih, Allah menebusnya dengan darah Anak-Nya yang sangat mahal, Tuhan kita Yesus Kristus (bdk. 1Kor. 1:26-27).

Santo Paulus meminta setiap orang mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup bagi Allah (Rm. 12:1). 

Katekese

Ganti citra duniawi dengan yang surgawi. Origenes dari Alexandria, 185-254  :

“Beberapa orang mengira bahwa Juruselamat kita hanya memiliki satu makna saja, saat bersabda, “Gambar dan tulisan siapakah ini?”, yakni: ‘bayarlah pajak yang harus kalian bayar’. Siapakah dia antara kita tidak setuju untuk membayar pajak pada kaisar?

Sebenarnya, perikop ini memiliki makna rohani yang sangat dalam.

Terdapat dua macam citra dalam hidup manusia. Satu citra diterima dari Allah ketika ia diciptakan pada awal mula.

Dikisahkan dalam Kitab Kejadian, “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia.” (Kej. 1:27).

Citra yang lain berasal dari citra duniawi (1Kor. 15:49).

Manusia menerima citra kedua ini belakangan. Ia diusir dari Firdaus karena ketidak taatan dan dosa, setelah ‘penguasa dunia’ (Yoh. 12:31) mencobainya dengan kelicikan.

Sama seperti uang logam, atau denarius, memiliki gambar kaisar dari dunia ini, ia yang bekerja untuk ‘penghulu-penghulu dunia yang gelap’ (Ef. 6:12)  menerima citra dari dia yang membebankan pekerjaan padanya.  

Yesus meminta bahwa gambar itu harus dibuang dan dihapuskan dari wajah kita. Ia menghendaki kita mengenakan citra, yang harus kita kenakan sejak awal mula kita diciptakan, menurut keserupaan dengan Allah.

Inilah yang harus kita lakukan jika “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Yesus bersabda, “Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.”

Yang dimaksud dengan ‘mata uang’ dalam Injil Matius disebut ‘dinar’ atau ‘denaius’ (Mat. 22:19). 

Ketika Yesus memegang mata uang itu, Ia Ia bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?”

Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.”

Lalu kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Homily On The Gospel Of Luke 39.4-6)

Oratio-Missio

“Tuhan, karena Engkau telah menciptakan aku, sepanjang hayat aku harus membalas kasih pada-Mu.

Karena Engkau telah menebusku, aku menyerahkan seluruh hidupku pada-Mu. Karena Engkau memberiku janji hidup abadi, aku mempersembahkan seluruh keberadaanku pada-Mu. Terlebih, aku harus semakin mengasihi-Mu, karena kasih-Mu jauh melampaui kasihku pada-Mu.

Engkau selalu mengsihi kami dengan mempersembahkan diri-Mu sendiri. Tuhan, aku mohon pada-Mu agar melalui kasih aku mampu merasakan apa yang kupahami melalui akal budi. Buatlah aku memahami kasih melalui apa yang kupahami dengan akal budi.

Tuhan, kasih-Mu selalu mengatasi kasihku. Namun, aku tak memiliki lebih dari yang ada padaku. Bila menghitung-hitung yang kupunya, aku tak layak mempersembahkan seluruh kasihku pada-Mu.

Tuhan, biarkanlah aku dekat pada-Mu, dalam kepenuhan kasih-Mu. Sungguh, aku ciptaan-Mu. Buatlah aku menjadi milik-Mu dalam kasih-Mu.” (Doa Santo Anselmus, 1033-1109, terjemahan bebas)  

  • Apa yang perlu aku lakukan supaya aku menjadi milik Allah?

Quae sunt Caesaris, reddite Caesari et, quae sunt Dei, Deo – Marcum 12:17

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here