Lectio Divina 07.11.2020 – Gunakan Mamon untuk Masuk Kemah Abadi

0
1,741 views
Uang bukanlah sang tuan by daily mass.

Sabtu (H)

  • Flp. 4:10-19
  • Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9
  • Luk. 16:9-15

Lectio

9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” 10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? 13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.

Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.

Meditatio-Exegese

Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur

Kata Yunani μαμωνα, atau Latin mamona dalam Luk. 16:9 dan Luk. 16:13 bermakna kekayaan atau uang. Kata Yunani-Latin itu berasal dari kata Aram manon, yang berarti kekayaan duniawi atau uang.

Kata ini digunakan Yesus dalam pengajaran tentang harta duniawi dan penyalahgunaan harta, seperti disingkapkan dalam Mat. 6:19-21. 24; Luk. 16:6. 11.13.   

Uang atau mamon sering disebut ‘tidak jujur’ karena diperoleh dengan cara tidak halal, bahkan ketika sampai di tangan orang yang jujur. Maka, uang seharusnya digunakan untuk meraih harta yang tidak bisa dirusak ngengat atau karat atau dicuri. 

Tujuan akhir hidup pengikut Yesus adalah Allah, “kamu diterima dalam kemah abadi” (Luk. 16:9). Salah satu cara yang dapat digunakan adalah bersahabat dengan Mamon, jabatan dan uang.

Kedua hal itu tidak pernah bisa dilepaskan dari hidup manusia sepanjang sejarah. Jabatan dan uang selalu bersifat netral.

Tetapi di hati manusia, keduanya bisa mengantarnya pada kemah abadi atau pada kegelapan yang tak berkesudahan.

Bendahara cerdik yang menggunakan jabatannya untuk berlaku murah hati pada yang berhutang pada tuannya, agar  “ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka” (Luk. 16:4).

Orang Kristen ditantang untuk bersikap bijaksana dan cerdik dalam mengendalikan jabatan dan uang.  Ia harus mampu mengelola jabatan dan uangnya agar tidak penah menjadi tuhan dan tujuan hidupnya.

Apabila ia tidak tamak, ia pasti mampu menerima dan merangkul semua orang. Maka, uang dan jabatan dapat digunakan secara bijaksana untuk menjadi sarana agar diterima di kemah abadi (Luk. 16: 9).

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan

Yesus menyimpulkan perumpamaan-Nya dengan ajaran tentang apa atau siapa yang mengatur hidup seseorang. Siapa yang menjadi tuan atas hidup seseorang. Siapa tuan atau penguasa atas hidupmu?

Tuan kita adalah dia yang mengatur atau mengendalikan hidup kita. Sang tuan adalah siapa atau apa saja yang membentuk cita-cita, mengarahkan apa yang ideal, dan mengendalikan keinginan di hari dan nilai yang kita hayati.

Kita bisa diatur dan dikendalikan oleh banyak hal berbeda – kerakusan akan uang atau harta milik,  kuasa jabatan, harta milik dan prestise, gelegak keinginan tak teratur dan apa yang menyebabkan kecanduan atau ketergantungan. Maka, pilihan harus diambil: Allah atau mamon.  

 Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil

Setiap murid Yesus harus setia pada-Nya, dapat dipercaya,  jujur dan tidak tamak.  Sebab kepada tiap-tiap murid-Nya Yesus mempercayakan harta yang paling berharga, yaitu Kerajaan Allah. Harta ini bukan milik manusia, tetapi dianugerahkan kepada manusia.

Kelak harta yang paling berharga dapat dimiliki setelah tiap murid-Nya membuktikan bahwa ia layak dipercaya dan setia pada-Nya. Sabda-Nya (Luk. 16:10), “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.”,Qui fidelis est in minimo, et in maiori fidelis est.

Yesus juga mengingatkan bahwa harta yang berharga itu dapat diambil kembali ketika manusia berperilaku seperti orang Farisi. Di balik kesalehan hidup, mereka tamak. Di balik apa yang dikagumi manusia, ternyata dibenci Allah. Mereka menelan rumah janda-janda (Luk. 20:24).

Kitab Amsal menggambarkan, “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman” (Ams. 16:5). Apa yang disembunyikan di dalam hati, diketahui-Nya, karena Allah mengenal hati manusia (Luk. 16: 15).

Oratio-Missio

  • Tuhan, nyalakanlah dalam hatiku api kasih-Mu agar aku tanpa henti mengabdi kepada-Mu dan menjadikan-Mu satu-satunya Penguasa hidupku. Bebaskan aku dari keserakahan dan kelekatan pada benda duniawi dan mampukan aku menggunakan apa yang aku miliki untuk memuliakan-Mu dan menjamin kesejahteraan sesamaku. Amin.
  • Apa yang perlu aku lakukan agar aku diterima  di kemah abadi?

quia quod hominibus altum est abominatio est ante Deum – Lucam 16:15

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here