Lectio Divina. 10.01.2022 – Datang dan Beritakan Injil

0
369 views
Yesus memanggil murid di tepi pantai, by Hi Qi

Senin. Hari Biasa, Pekan Biasa I (H)

  • 1Sam. 1:1-8
  • Mzm. 116:12-13.14.17.18-19
  • Mrk.  1:14-20

Lectio

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15  kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20  Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

19 Ketika Ia pergi lebih jauh lagi, Ia melihat Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, yang berada di perahu dan sedang memperbaiki jala. 20 Kemudian, Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayah mereka, Zebedeus, di perahu bersama dengan buruh-buruh bayarannya, lalu pergi mengikut Yesus.

 Meditatio-Exegese

Datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah

Setelah Ia cukup lama berkarya di Yudea (Yoh. 1:43), Yesus kembali ke Galilea, di wilayah yang dikuasai Antipas. Ia memulai karya pelayanan-Nya di sana setelah penangkapan Yohanes oleh Herodes Antipas. Sepupu-Nya, anak Imam Zakharia dan Ibu Elizabet ditangkap karena kecamannya atas perkawinan yang tidak halal. 

Mungkin Ia menghindari konflik berkepanjangan dengan kaum Farisi, Saduki dan para imam di Bait Allah di Yerusalem, wilayah Yehuda. Ia memilih daerah Galilea untuk menggenapi nubuat Nabi Yesaya: bangsa yang tinggal dalam kekelaman akan melihat Terang dan di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang (Mat. 4:13-16; bdk. Yes. 8:23-9:1).

Galilea yang dikuasai Herodes Antipas, kaki tangan Kekaisaran Romawi, melambangkan kegelapan. Dan kegelapan tidak akan mengalahkan Sang Terang (Yoh. 1:5; bdk. Kej. 1:3). Yesus yang mengambil peran sebagai Terang mewartakan Injil Allah, ευαγγελιον, euaggelion

Ungkapan Injil Allah digunakan juga oleh Santo Paulus (Rom. 1:1; 2Kor. 11:7; 1Tes. 2:2). Injil Allah bermakna sama dengan Injil Yesus (2Tes. 1:8). Ungkapan Injil Yesus menyingkapkan keilahian Yesus.

Yesus adalah Injil itu sendiri. Keselamatan yang ditawarkan Allah digenapi diriNya, melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. 

Yohanes ditangkap

Santo Markus menggunakan ungkapan παραδοθηναι, paradothenai, dari kata kerja παραδίδωμι, paradodimi, yang dalam bentuk pasif bermakna: ditangkap, dikhianati, diserahkan, dimasukkan dalam tahanan.

Seperti Yohanes Pembaptis, Yesus akan mengalami peristiwa serupa (Mrk. 9:31; 10:33-34; 14:10-11, 18-21). Yohanes tidak hanya mempersiapkan jalan bagi Yesus untuk pewartaan-Nya, tetapi juga sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.

Selanjutnya, mereka yang menjadi murid Yesus (Mrk. 13:10-12) barangkali akan mengalami kisah ditangkap, diserahkan ke tangan mereka yang menentang Injil. Maka, memberitakan Injil Allah dan ditangkap terdapat relasi yang sangat erat.

Yohanes memberitakan pertobatan (Mrk. 1:4) dan ditangkap (Mrk. 1:14; 6:17-19). Yesus mewartakan Kerajaan Allah (Mrk. 1:14-15) dan ditangkap (Mrk. 14:46). Para murid-Nya mewartakan Kerajaan Allah dan, kemungkinan, akan ditangkap juga (Mrk. 13:9-13).

Yohanes tidak hanya mempersiapkan kedatangan Tuhan yang pertama dengan menubatkan tentang sengsara yang akan ditanggung-Nya. Ia juga menjadi teladan bagi mereka yang mempersiapkan kedatangan-Nya kedua dan mereka yang mempertaruhkan hidup seperti dialaminya. 

Bertobatlah dan percayalah kepada Injil

Santo Markus menyingkapkan bahwa kini adalah saat penting dan mendesak untuk berpihak pada Allah. Ungkapan yang digunakan bukan χρόνος,  chronos, waktu milik manusia, tetapi ο καιρος, ho kairos

Waktu milik Tuhan tidak sama dengan milik manusia.

Ia sudah hadir sekarang dan akan datang sesuai kehendak-Nya, seperti pencuri (Mat. 24:43). Maka, tiap murid Yesus dipanggil untuk menyesuaikan hidup selaras dengan kehendak-Nya, supaya ketika saat itu, kairos, tiba, ia didapati-Nya pantas dan berjaga.

Allah datang sebagai Raja, yang berdaulat, meraja, memerintah dan mengatasi alam semesta. Kitab Suci mewartakan (Mzm. 103:19), “TUHAN menegakkan takhta-Nya di surga, dan kerajaan-Nya memerintah atas segalanya.”, Dominus in caelo paravit sedem suam, et regnum ipsius omnibus dominabitur.

Kerajaan-Nya melampaui apa yang bisa dibayangkan, karena mengasi langit dan kekal (bdk. Dan. 4:3). Kerajaan-Nya penuh kemuliaan, kuasa dan keagungan (Mzm. 145:11-13). Dan kepada Anak Manusia, kerajaan itu diserahkan (Dan. 7:14,18,22,27).

Dalam Perjanjian Baru, gelar Anak Manusia dikenakan pada Yesus, Sang Mesias, Kristus, Yang Diurapi. Dan Bapa tidak mengutus Anak-Nya untuk mendirikan kerajaan dunia, tetapi Kerajaan Surga, Kerajaan yang diperintah oleh kebenaran, keadilan, damai sejahtera, dan kesucian. Kerajaan Allah menjadi inti tugas perutusan-Nya.

Seperti Yohanes Pembaptis, Yesus menuntut pertobatan dari para murid-Nya. Tiap orang yang mau menerima warta Injil Allah harus bertobat.

Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia

Ketika Yesus mewartakan Injil Allah, Ia memanggil beberapa orang untuk mengikuti dan menjadi murid-Nya. Ia memilih orang biasa saja. Nelayan yang bau amis ikan! Mereka bukan kaum profesional, kaya raya atau berkuasa.

Mereka berasal dari kalangan jelata, tidak berpendidikan tinggi, dan tidak mencari keuntungan diri. Ia memilih mereka, karena Ia mengharapkan mereka mampu melaksanakan tugas perutusan sesuai dengan perintah dan bimbinganNya.  

Sabda-Nya bergema sama kini dan di sini, hic et nun, ”kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mrk. 1:17). Ia mengundang tiap orang untuk datang dan tinggal pada-Nya. Ia juga mengundang kita untuk menarik semua orang pada-Nya melalui cara hidup, berbicara, dan bersaksi tentang suka cita Injil.

Santo Paulus menguatkan kita, “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” (2Kor. 2:14-15).

Katekese

Warta Pertobatan. Santo Yohanes Paulus II, 18 Mei 1920, Wadowice, Polandia – 2 April 2005, Vatican:

“Oleh karena itu, Gereja mengaku dosa dan mewartakan pertobatan. Pertobatan kepada Allah selalu terdiri dari upaya untuk menemukan belas kasih-Nya, yaitu menemukan kasih yang sabar dan murah hati (1Kor. 13: 4).

Karena hanya demikianlah Sang Pencipta dan Bapa; kasih, padanyalah “Allah dan Bapa, Tuhan kita  Yesus Kristus” (2Kor. 1:3) setia hingga pada konsekuensi yang paling dalam dalam sejarah perjanjian-Nya dengan manusia: bahkan kepada Salib, hingga kematian dan kebangkitan Anak-Nya. Berbalik kepada Allah selalu merupakan buah dari ‘menjumpai kembali’ Bapa, yang kaya dengan belas kasih”.

”Pengetahuan otentik tentang belas kasih Allah, kasih Allah yang lembut hati, adalah sumber pertobatan yang abadi dan tak habis-habisnya; pertobatan juga bukan merupakan tindakan rohani sesaat, tapi sikap batin yang tetap.

Mereka yang mengenal Tuhan dengan cara ini, yang ‘berjumpa’ Dia dengan cara ini, selalu hidup dalam keadaan jiwa yang terus menerus bertobat kepada-Nya. Maka, mereka hidup dalam sikap tobat. Inilah pertobatan sejati yang menandai peziarahan manusia, pria dan wanita di bumi, sebagai peziarah, in statu viatoris.” (Ensiklik Dives in Misericordia, 13).

Oratio-Missio

Tuhan, Engkau telah memanggil para murid-Mu secara pribadi, menyebut nama mereka masing-masing : Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Bantulah aku untuk percaya akan sabda-Mu dan mengikuti-Mu dengan setia. Amin.

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk setia menjadi saksi-Nya? 

Et dixit eis Iesus, “Venite post me, et faciam vos fieri piscatores hominum” – Marcum 1:17

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here