Lectio Divina 14.11.2021 – Tak Tahu Kapan Ia akan Datang

0
264 views
Ilustrasi: Dari daun ara, kamu tahu kapan musim panas tiba by Catholic Toolbox.

Minggu. Pekan Biasa XXXIII (H)

  • Dan. 12:1-3
  • Mzm. 16:5.8.9-10.11
  • Ibr. 10:111-14.18
  • Mrk. 13:24-32

Lectio

24 “Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya 25 dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

26 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

28 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. 29  Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.

30 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. 31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. 32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.”

Meditatio-Exegese

Orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala

Allah selalu menyalakan pengharapan di saat umat mengalami keterpurukan karena ulah sendiri. Di saat pembuangan di Babel, Ia tetap menyalakan pengharapan umat, mengulurkan tangan-Nya dan, akhirnya, menyelamatkan mereka.

Saat para buangan menantikan waktu pelepasan setelah tujuh puluh tahun tinggal di tanah asing (Yer. 25:11; 29:10), Nabi Daniel dianugerahi penglihatan.

Nabi menubuatkan bahwa mereka akan kembali ke tanah air, tetapi setelah melewati serangkaian penderitaan di bawah penjajahan empat kemaharajaan dan bangsa asing (Dan. 2:27-45).

Secara historis nubuat itu terpenuhi. Persia mengalahkan Babel, yang menguasainya. Kemaharajaan Persia dikalahkan Yunani. Kemudian bangsa Syria yang berbudaya Yunani  mencoba memaksa umat Allah untuk menyembah dewa-dewi dan mengikuti budaya Yunani. Umat-Nya berhasil mengalahkan pengaruh asing ini.

Keberhasilan mengalahkan bangsa Greko-Syria membawa damai sementara waktu. Namun, kemerdekaan itu direnggut lagi oleh Kekaisaran Romawi.

Walaupun umat mengalami pelbagai macam penderitaan di masa yang akan datang, Nabi Daniel bernubuat bahwa suatu hari akan terjadi pembebasan yang tak pernah dialami manusia dalam sejarah saat Allah mendirikan kerajaan keempat yang akan berlangsung selama-lamanya (Dan. 2:44).

Pada hari yang dijanjikan, Allah akan mengutus Malaikat Agung Mikhael, penghulu para malaikat dan penjaga Israel (Yud. 9; Why. 12:7).

Mungkin Santo Mikhael akan membunyikan tanda panggilan yang mengumumkan kedatangan Yesus dan permulaan Pengadilan Terakhir (1Tes. 4:16).

Pada saat itu Kitab Perbuatan dan Kitab Kehidupan akan dibuka (Dan. 12:1; Why. 20:11-12). Orang-orang bijaksana yang setia pada Allah dan melakukan perintah-Nya akan dibangkitkan untuk menerima anugerah hidup abadi.

Tetapi, yang melawan Allah pasti mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal (Dan. 12:2).

Pengadilan itu adalah bersifat definitif. Ganjaran yang diterima orang benar dan hukuman yang ditanggung para pendosa tidak akan berubah. Ganjaran dan penghukuman bersifat kekal (bdk. Mat 25:31-46).

Orang bijaksana yang setia mengimani Allah dan melakukan perintah-Nya dan yang menuntun pada kebenaran tidak hanya akan bercahaya, seperti cahaya cakrawala dan bintang gemintang; mereka juga mengalami kebangkitan badan (bdk. 12:3).

Nabi Yesaya dan Yehezkiel menulis secara simbolis kebangkitan umat Allah sebagai kebangkitan rohani (bdk. Yes 26:19; Yeh. 37). Namun Nabi Daniel menulis tentang kebangkitan badan sebagai peristiwa nyata, seperti akan dialami Yesus

Yesus yang bangkit akan datang untuk mengadili orang hidup dan mati, seperti telah diuraikannya dalam  Mat. 24:29-44, 31-46; Mrk. 13:24-32; Luk 21:25-35.

Maka, berdasarkan ajaran Yesus dalam Injil, Gereja percaya dan mengajarkan tentang kebangkitan badan dan pengadilan terakhir.

Gereja mengajarkan dalam Katekismus Gereja Katolik, 998, “Siapa yang dibangkitkan? Semua manusia yang telah meninggal: “Mereka yang, berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang abadi, tetapi mereka yang berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” (Yoh. 5:29; bdk. Dan 12:2; KGK 1038).”

Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya

Yesus bernubuat tentang kekacauan yang mendahului kedatangan-Nya kedua seperti apa yang akan dialami Yerusalem. Ia memulai pelukisan kekacauan itu dengan melukiskan perpecahan bangsa-bangsa, kerajaan-kerajaan dan masyarakat karena kelaparan (Mrk. 13:7-8).

Ia melanjutkan dengan lukisan tentang perpecahan di antara anggota keluarga dan pengejaran serta aniaya pada mereka yang beriman (Mrk. 13:9-13).

Akhirnya, Ia bernubuat tentang kehancuran Bait Allah dan Yerusalem (Mrk. 13:14.

Semua kekacauan dan kehancuran yang dinubuatkan-Nya terjadi pada saat sebagian besar rasul dan para murid-Nya masih hidup.

Tahun 66 Masehi, orang Yahudi memberontak melawan Kekaisaran Romawi. Mereka membunuh habis pasukan penjaga Romawi di Yudea.

Tentara Kekaisaran Romawi bertindak mengatasi pemberontakan itu dengan mengirim empat legiun tentara.

Akhirnya, tahun 70 Masehi, tentara Romawi menghancurkan Bait Allah dan Yerusalem rata dengan tanah. Bait Allah runtuh dan tidak dibangun kembali.

Flavius Josephus menulis, “Karena para prajuritnya sangat kelelahan membunuh orang; sementara itu masih bayak lagi lainnya masih hidup, Caesar memerintahkan agar mereka tidak membunuh lagi mereka yang masih memegang senjata dan melawan prajurit Romawi.

Mereka harus dibiarkan hidup.

Namun bersamaan dengan perintah itu, mereka juga diberi perintah untuk membunuh mereka yang tua dan sakit. Sedangkan yang masih muda, dan mungkin berguna bagi Romawi ditahan di pelaratan untuk kaum wanita.

Titus juga mengirim banyak orang ke provinsi-provinsi lain sebagai persembahan bagi pejabat.

Mereka dapat dibunuh di teater, baik dengan pedang maupun sebagai umpan binatang buas. Tetapi yang berusia di bawah tujuh belas tahun dijual sebagai budak.”  (The Wars Of The Jews, Book 6 Chapter9, 2)

Kehancuran Bait Allah berakibat pada keruntuhan liturgi Perjanjian Sinai dan liturgi kurban pun lenyap. Maka, Allah hadir dalam liturgi kurban kudus dalam perjamuan Perjanjian Baru.

Dalam perjamuan itu umat beriman merayakan Toda yang sudah diperbaharui, perjamuan makan bersama untuk mengucapkan syukur.

Perjamuan yang ditetapkan Yesus dikenal sebagai Eucharistia, Ekaristi.

Setelah Yesus bernubuat kehancuran Bait Allah dan Yerusalem, Ia melanjutkan dengan pelukisan tentang apa yang akan terjadi di masa setelah ‘kegoncangan’ itu (Mrk. 13:24-28).

Ia bersabda, “Pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.” (Mrk. 13:24-25).

Mengacu pada tradisi kenabian, Yesus menggunakan lambang peristiwa kosmik untul melukiskan campur tangan Allah dalam sejarah manusia.

Matahari, bulan dan bintang menandai perjalanan musim dan waktu.

Yesus menggunakan lukisan penanda musim dan waktu untuk merujuk pada peristiwa kedatangan-Nya yang kedua, saat Ia datang dalam kemuliaan untuk mengumpulkan ‘umat pilihan-Nya’.

Saat itulah menjadi saat kebangkitan orang benar dan pengadilan terakhir untuk yang hidup dan yang mati.

Yesus ternyata menggungakan ungkapan bahasa Nabi Daniel (Dan. 7:13-13) untuk melukiskan Parousia, Kedatangan-Nya yang kedua.

Pada saat itu, ungkapan bahasa Nabi Daniel  mengacu pada kembalinya seorang raja atau penguasa pada orang-orang yang dipercayakan kepadanya untuk diadili apakah mereka setia atau tidak padanya pada saat ia tidak hadir.

Padaa abad ke-6 sebelum Masehi, Nabi Daniel dianugerahi penglihatan, “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Dan. 7:13-14).

Yesus akan datang kembali. Tetapi, saat kedatangan-Nya tidak pernah dapat diduga manusia. Maka, setalah kenaikan-Nya ke surga, Ia mengutus Roh Kudus untuk menemani manusia mempersiapkan kedatangan-Nya.

Sabda-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi.” (Mrk. 13:30).

Ia mengingatkatkan agar tiap murid-Nya mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya.

Masing-masing tidak boleh teledor dan abai menghadapi segala kemungkinan, termasuk masa-masa yang sulit seperti saat kehancuran Bait Allah dan Yerusalem. Kejadian itu justru terjadi saat sebagaian besar murid generasi pertama masih hidup.

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara

Yesus kembali menggunakan lambang pohon ara (lihat Mrk. 11:20-25).

Tetapi, pohon itu menjadi lambang akan apa yang akan terjadi di kemudian hari, walau lambang yang sama digunakan para nabi Perjanjian Lama (Hos. 2:12-15; Yer. 8:13) dan Yesus  (Mat. 21:18-21; Mrk. 11:12-14; Luk. 13:6-9) untuk pengadilan atas umat Israel.

Yesus mengajak para murid-Nya kembali mengenali daun-daun pohon ara yang bersemi pasti menandakan  kedatangan musin panas. Maka, Ia mengingatkan apa yang Ia nubuatkan mulai terjadi.

Mereka harus tahu bahwa nubuatnya segera terjadi. Tetapi, semua itu terjadi seturut dengan saat yang ditentukan Allah.

Saat kehancuran Bait Allah dan Yerusalem di tahun 70sebagian besar dari murid seangkatan Petrus masih hidup. Mereka menyaksikan kehancuran baik sebagai saksi mata atau pun saksi telinga.

Kehancuran itu menjadi pelajaran bahwa tiap murid-Nya dan siapa pun juga harus bersiap diri menghadapi pengadilan ilahi setelah kematian (bdk. Katekismus Gereja Katolik 1021-1022).

Kedatangan-Nya seperti peristiwa datangnya air bah pada masa Nuh (Kej. 24:37-41). Maka, setiap murid berjaga-jaga dan hidup kudus supaya layak saat harus menyambut-Nya. Sakramen Rekonsiliasi menjadi sarana untuk membantu berjaga-jaga dan hidup kudus.

Terlebih, tiap pribadi harus menjadi pelaksana sabda-Nya. Sebab sabda-Nya tidak akan sirna oleh jaman.  

Tidaklah mungkin menduga kapan Yesus datang kembali. Hanya Allah Bapa tahu kapan saat itu. Yesus mengingatkan kembali para murid untuk tetap berjaga-jaga.

Sabda-Nya (Mrk. 13:32), “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.”, De die autem illo vel hora nemo scit, neque angeli in caelo neque Filius, nisi Pater.

Katekese

Perkataan-Ku tidak akan berlalu. Santo Gregorius Agung, 540-604:

“Tidak ada satu pun di bumi yang mampu bertahan lebih lama dari pada langit dan bumi. Tidak satu pun di alam raya yang berlalu lebih cepat dari kata-kata.

Kata, sejauh belum menjadi kalimat lengkap, belumlah memiliki makna. Sekali menjadi lengkap, kata-kata tidak pernah berhenti. Pasti mereka tidak dapat disempurnakan kecuali dengan cara dituturkan.

Maka, Ia bersabda, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”

Seolah-olah Ia secara berterus terang berkata: segala sesuatu yang nampak bagimu abadi dan tak dapat diubah, ternyata, fana dan musnah saat berhadapan dengan keabadian.

Dan segala sesuatu yang menjadi milik-Ku yang nampaknya akan berlalu, sebenarnya, abadi dan tak berubah. Perkataan-Ku, yang nampaknya akan berlalu, mengutarakan buah-buah pikiran (sententiae manentes) yang bertahan hingga kekal.” (Homilies 1).

Oratio-Missio

Tuhan, bimbinglah aku untuk selalu memuliakan nama-Mu dan bantulah aku mempersiapkan kedatangan-Mu. Amin.

  • Apa yang harus aku lakukan untuk hidup kudus dan layak menyambut kedatangan-Nya?

De die autem illo vel hora nemo scit, neque angeli in caelo neque Filius, nisi Pater – Marcum 13:32

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here