Minggu. Masa Biasa. Minggu II (H)
- Yes. 49: 3.5-6
- Mzm. 40:2.4.7-8.8-9.10 (8a.9a)
- 1Kor. 1:1-3
- Yoh. 1:29-34
Lectio
29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. 30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.
31 Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” 32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.
33 Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. 34 Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
Meditatio-Exegese
Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa
Hamba Yahwe diperkenalkan pertama kali dalam Yes. 42:1-9. Ia diutus untuk membebaskan umat yang ditawan di Babel pada thun 500-an sebelum Masehi. Pada madah kedua, hamba Tuhan berbicara sendiri. Ia menyapa pulau-pulau dan bangsa-bangsa yang jauh.
Ia sadar akan tugas perutusan yang diterima sejak dari kandungan untuk mewartakan keselamatan dan keagungan Tuhan hingga wilayah yang dihuni bangsa-bangsa lain (Yes. 49:1-3). Hamba Allah diutus untuk memimpin pemulihan bangsanya dan memulangkan kebali bangsa yang dibuang ke tanah air (Yes. 49:5) dan mewartakan keselamatan hingga ujung bumi (Yes. 49:6).
Sang hamba Tuhan menyadari bahwa ia dipanggil untuk melaksanakan kehendak Allah sejak di kandungan, seperti dialami Nabi Yeremia (Yer. 1:5).
Ia diutus untuk mewartakan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain, atau umat sebangsanya yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain (Yes. 49:1; bdk. Yer. 1:1-10; 25:13-38), “Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh.”, Audite me, insulae, et attendite, populi de longe.
Allah menganugerahkan kemampuan khusus untuk berbicara kepada para bangsa. Kata-katanya sangat tajam seperti pedang dan mampu membuat pemisahan seperti anak panah yang meluncur sangat deras dari busur (Yes. 49:2; bdk. Yer. 1:10).
Walau mendapatkan perlindungan ilahi, “menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya”, ia tetap merasakan tekanan dan kekerasan berat pada jiwa, bahkan raga, seperti dialami Nabi Yeremia (Yes. 49:3-4; bdk. Yer. 1:8;18-20). Karena ia seorang hamba, ia harus melakukan perintah Allah (Yes. 49:3), “Engkau adalah hamba-Ku, Israel.”, Servus meus es tu, Israel.
Dalam tradisi Kitab Suci, gelar terang bagi bangsa-bangsa diberikan Simeon untuk Yesus (Luk. 2:32). Nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Allah akan mengirim terang (Yes. 49:6), “Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa.”, dabo te in lucem gentium.
Santo Yohanes juga menyingkapkan identitas Yesus sebagai Terang (Yoh. 8:12), “Akulah Terang dunia.”, Ego sum lux mundi. Namun demikian, Kisah Para Rasul menyingkapkan bahwa siapa pun juga yang percaya, melaksanakan dan mewartakan Yesus Kristus disebut sebagai terang.
Mengutip Yes. 49:6, Santo Paulus dan Santo Barnabas bersaksi di sinagoga di Antiokia di Pisidia, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal.
Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 13:46-47).
Tugas perutusan yang diemban sang hamba Tuhan: membaharui umat-Nya agar seluruh bangsa, baik Yahudi maupun bangsa-bangsa lain, dapat melihat terang dan mewarisi keselamatan.
Ia diutus “untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” (Yes. 49:5-6).
Maka, perutusan yang diemban sang hamba: membebaskan dari pembuangan dan penahanan serta mewartakan keselamatan dianugerahkan kepada segala bangsa.
Santo Yohanes Paulus II mengajarkan, “Terang, wajah Allah bersinar dalam seluruh keindahannya pada wajah Yesus Kristus, ‘gambar Allah yang tidak kelihatan’ (Kol. 1:15), ‘cahaya kemuliaan Allah’ (Ibr 1: 3), ‘penuh kasih karunia dan kebenaran’ (Yoh. 1:14).
Kristus adalah ‘jalan dan kebenaran dan hidup’ (Yoh. 14: 6). […] Yesus Kristus, ‘terang bangsa-bangsa’ , bersinar: atas Gereja-Nya, yang Ia utus ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil kepada setiap makhluk (bdk. Mrk. 16:15).
Oleh karena itu Gereja, sebagai umat Allah di antara bangsa-bangsa, sambil memperhatikan tantangan sejarah yang selalu baru dan usaha manusia untuk menemukan makna hidup, menawarkan kepada semua orang jawaban yang berasal dari kebenaran tentang Yesus Kristus dan Injil-Nya.” (Ensiklik Veritatis Splendor, 2).
Yohanes melihat Yesus datang kepadanya
Pada hari kedua kesaksiaannya di Betania, Yohanes makin jelas menyingkapkan identitas Yesus. Penginjil menekankan indera penglihatan untuk menyingkapkan kesaksian tentang Yesus. Yohanes melihat Yesus dan ia melihat Roh Kudus turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya (Yoh. 1:29.33).
Memanfatkan kesaksian Yohanes, Penginjil Yohanes merangkai fakta sejarah dan simbol yang sarat makna tentang Yesus. Yohanes bersaksi tentang Anak domba Allah; Yang menghapus dosa dunia; Dia telah ada sebelum aku; Roh turun dari langit seperti merpati; dan Anak Allah.
Anak Domba Allah. Gelar ini mengingatkan akan peristiwa penyelamatan Allah ketika Ia membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Pada malam Paskah pertama, darah Anak Domba Paskah dioleskan di pintu-pintu rumah bangsa Israel sebagai danda pembebasan.
“Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum Tanah Mesir.
Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.” (Kel. 12:13-14).
Gereja Perdana, yang terus menerus mewariskan iman melintasi wilayah dan waktu, mengajarkan bahwa Yesus adalah Domba Paskah baru dan membawa pembebasan bagi seluruh umat manusia (1 Kor 5, 7; 1 Ptr 1:19; Why 5: 6.9).
Yang menghapus dosa dunia. Bila mengikuti versi resmi Vulgata, terbaca: qui tollit peccatum mundi (Yoh. 1:29). Kata Latin tollere berpadanan dengan kata Yunani αιρων, airo, ‘menanggung beban’ dan ‘menyingkirkan beban’.
Maka, Sang Anak Domba Allah menanggung dosa-dosa dunia. Ungkapan ini mengacu pada nubuat Nabi Yesaya tentang Hamba Yahwe. Ia menanggung dan memikul penyakit, kesengsaraan dan kejahatan manusia; seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian dan domba yang akan digunting bulunya, Ia tidak membuka mulut. (Yes. 53:3-6.12).
Ungkapan ‘menanggung beban’ atau ‘menyingkirkan beban’ harus dimaknai sebagai kuasa Yesus untuk menghapus atau mengampuni dosa (bdk. Mat. 9:6; Mrk. 2:10; Luk. 5:24).
Dengan indah pula, Nabi Yeremia bernubuat, “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer. 31:34).
Dalam liturgi Gereja pun, ungkapan ini selalu bergema, “Anak Domba Allah, Engkau yang menanggung dosa dunia, kasihanilah kami.”, Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
Dia telah ada sebelum aku. Ungkapan keberadaan Yesus sebelum Yohanes dilahirkan mengingatkan pada beberpa teks dalam Kitab-kitab Kebijaksanaan. Kebijaksanaan Allah ada sebelum segala ciptaan diciptakan dan Ia ada bersama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan olehNya, dan pada akhir karya penciptaan, Ia tinggal di tengah umat-Nya (Ams. 8:22-31; Sir. 24:1-11).
Mengatakan bahwa “Dia telah ada sebelum aku”, Yohanes Pembaptis menekankan bahwa Yesus jauh lebih berkuasa darinya, walau Ia lahir setelah anak Zakaria dan Elizabet dilahirkan. Maka, Yohanes menyingkapkan keilahian Yesus, yang lahir dari Bapa sebelum segala abad dan dilahirkan oleh Perawan Maria (bdk. Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, Puji Syukur nomor 2).
Santo Gregorius Agung mengajarkan bahwa, mengatakan demikian, seolah-olah Yohanes berkata, “Walau aku lahir sebelum diri-Nya dilahirkan, Ia tidak terikat oleh ikatan-ikatan kelahiran-Nya; karena walau Ia dilahirkan oleh ibuNya ke dunia, Ia lahir dari Bapa-Nya sejak kekal.” (In Evangelia Homiliae, VII).
Roh turun dari langit seperti merpati
Ungkapan yang digunakan Penginjil Yohanes mengingatkan pada Roh Allah yang melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan (Kej. 1:2). Citra yang terkesan adalah gerakan seperti burung yang melayang-layang di atas sarang.
Jaman baru saat Mesias membaharui muka bumi telah datang dan dimulai. Pemazmur pun bermadah (Mzm. 104:30; bdk. Why. 21:5), “Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.”, Emittes spiritum tuum, et creabuntur, et renovabis faciem terrae.
Ketika Yohanes mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yesus (Yoh. 1:31,33), ia mengacu pada identitas Yesus yang masih tersembunyi. Tetapi, ketika Roh Kudus menyingkapkan pada Yohanes tentang Yesus, ia bersaksi tentang Yesus yang sebenarnya.
Roh Kudus selalu membantu dan menuntun umat Allah untuk mengenal Yesus Kristus. Ia membuka hati dan budi untuk mengenal misteri agung Allah, yaitu untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus, Tuhan (Ef. 1:10).
Anak Allah
Gelar yang dikenakan pada Yesus merangkum seluruh identitas Yesus. Simaklah penyingkapan Yesus tentang diri-Nya sendiri, berikut.
“Jawab orang-orang Yahudi itu, “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan –, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah.
Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yoh 10:33-38).
Katekese
Yohanes menunjukkan tugas penyelamatan Yesus. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444:
“Yohanes tidak perlu lagi ‘mempersiapkan jalan’. Telah hadir di hadapannya Orang yang akan melalui jalan yang dipersiapkannya.
Namun kini, Ia, yang sejak zaman lampau samar-samar dinubuatkan, Anak Domba sejati, Korban tanpa cela, digiring ke tempat pembantaian bagi semua, agar Ia menghapus dosa dunia. Supaya karena kematian-Nya, Ia mengalahkan maut dan menghancurkan kutukan maut pada kita…
Karena satu Anak Domba telah mati bagi semua orang (2Kor. 5:14), untuk menyelamatkan seluruh kawanan di dunia bagi Allah Bapa, satu untuk semua, agar Ia dapat menyerahkan segalanya pada Allah.” (Commentary On The Gospel Of John 2.1)
Oratio-Missio
Tuhan, penuhilah hatiku dengan Roh Kudus. Dan kuatkanlah aku ketika hatiku kehilangan hasrat untuk setia menjadi saksiMu. Amin.
- Apa yang harus aku lakukan untuk menjadi saksi Anak Domba Allah? Ecce agnus Dei, qui tollit peccatum mundi – Ioannem 1: 29