Lectio Divina 17.06.2020 – Jangan Berpura-pura

0
434 views
Ilustrasi: Jangan berpura-pura (ist)

Rabu (H).  

  • 2Raj. 2:1,6-14
  • Mzm. 31:20,21,24
  • Mat. 6:1-6,16-18

Lectio

1  “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 2  Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

3  Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 4  Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

5 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6  Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

16 “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 17  Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 18  supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”  

Meditatio-Exegese

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat

Teks Indonesia (TB) menggunakan ungkapan kewajiban agama; sementara teks Yunani menggunakan kata ελεημοσυνην, eleemosunen, yang berakar dari kata : eleos, belas kasih, amal kasih, pemberian. Sedangkan teks Vulgata menggunakan kata: iustitia, keadilan, kelemah lembutan hati, bela rasa, kesederajadan. Teks Inggris yang umum diterima Gereja Katolik, Douay-Rheims, menggunakan istilah: justice.

Maka, kalau memperhatikan konteks, keadilan mencakup : amal kasih atau bela rasa. Dari teks Vulgata, Latin, dapat dibandingkan (Mat 6:1), “Dengarkanlah, jangan kamu melakukan keadilan dihadapan orang, supaya dilihat orang”,  Attendite, ne iustitiam vestram faciatis coram hominibus, ut videamini ab eis.

Ungkapan amal kasih sesuai dengan tiga pilar hidup keagamaan orang Yahudi : doa, puasa dan amal kasih atau sedekah. Di atas tiga pilar ini hidup pantas di hadapan Allah dilandaskan. Tetapi Yesus tidak mau berhenti pada apa yang nampai baik di permukaan. Ia menukik ke kedalaman makna sabda.

Yesus mengecam orang yang melakukan doa, amal kasih dan puasa hanya untuk dilihat orang (Mat. 6:1). Sebaliknya, Yesus meminta para muridNya sadar akan sikap/disposisi batin: bukan apa yang harus aku lakukan untuk Allah; tetapi apa yang dilakukan Allah untukku.

Dari disposisi batin ini, terbentuklah relasi dengan Allah yang unik dan baru : “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat. 6:4).

“Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” (Mat. 6:8). “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga” (Mat. 6:14).

Inilah cara baru untuk membuka hati agar manusia mampu memasuki dan merasakan kehangatan Hati Allah, Bapa kita. Yesus tidak pernah menghendaki praktik doa, amal kasih/sedekah dan puasa menjadi sarana menyombongkan diri di hadapan Allah dan komunitas (Mat. 6:2.5.16).

Apabila engkau memberi sedekah

Memberi sedekah sangat dianjurkan oleh jemaat Gereja Perdana (Kis. 2:44-45; 4: 32-35). Tetapi, orang yang melakukannya hanya untuk mencari ketenaran dirinya sendiri dan menginjak harga diri komunitas, pasti dikeluarkan dari komunitas iman, seperti terjadi pada Ananias dan Safira (Kis. 5: 1-11).

Hari ini, di lingkungan masyarakat kita dan Gereja, terdapat banyak orang mendapat liputan luas atas karya amal kasih mereka. “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:3-4).

Karya amal kasih/sedekah merupakan ungkapan pemberian diri dan anugerah kasih yang dicurahkan untuk siapa saja orang yang percaya dan meneladani apa yang Dia lakukan.

Janganlah berdoa seperti orang munafik

Doa menempatkan seseorang dalam hubungan langsung dengan Allah. Orang Farisi mengubah doa menjadi kesempatan untuk memamerkan dirinya sendiri di hadapan orang lain.

Pada saat itu, ketika terompet dibunyikan pada tiga kali kesepatan berdoa, pagi, siang dan sore, mereka berhenti di tempat mereka berada untuk berdoa.

Di sana juga terdapat beberapa orang di tempat-tempat umum, yang juga mengambil posisi demikian rupa untuk berdoa. Sikap seperti ini menghalangi relasi dengan Allah. Sikap ini tanpa makna dan salah.

Oleh sebab itu, Yesus menyarankan untuk masuklah ke dalam kamar, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.   

Allah melihat apa yang tersembunyi dan selalu mendengarkan doamu. Anjuran Yesus diarahkan untuk mengembangkan relasi pribadi dalam doa, bukan doa komunitas. 

Santo Agustinus menulis, “Orang munafik adalah ia yang berpura pula menjadi pribadi yang penting, tetapi ternyata tidak demikian. Orang ini berpura-pura menjadi suci, tetapi tidak menunjukkan bukti  kesuciannya…  mereka tidak mendapatkan ganjaran sedikitpun dari Allah, yang menelisik hati manusia, “yang mencela tipu daya mereka.

Mereka mungkin mendapat ganjaran dari manusia, tetapi dari Allah mereka hanya mendengar, “Enyahlah dari adapanku, kalian para pembuat dusta. Engkau mungkin bicara atas namaku, menyerukan nama-Ku, tetapi kalian tidak melakukan kehendak-Ku”  (dikutip dari Sermon on the Mount 2.2.5).

Janganlah muram mukamu seperti orang munafik

Pada jaman itu, berpuasa selalu diikuti beberapa gerak tubuh yang kelihatan: tidak membasuh muka, tidak menyisir rambut, dan mengenakan pakaian sederhana. Inilah cara berpuasa yang nampak di depan mata. Yesus mengecam sikap seperti ini.

Ia meminta para murid melakukan hal yang sebaliknya, sehingga orang lain tidak tahu kalau mereka berpuasa: mandi, mengenakan minyak wangi, dan menyisir rambut. Dengan cara ini Bapa tahu kalau tiap murid-Nya berpuasa dan mengganjar tindakan yang tidak dilihat orang.

Katekese

Berdoalah bersama para malaikat. Santo Yohanes Chrysostomus, 347-407  :

“Ketika kamu berdoa, lakukan seolah-olah kamu sedang memasuki istani – bukan istana di dunia. Tetapi, itu adalah istana yang jauh lebih luhur, istana di surga. Ketika kamu memasukinya, kamu harus melangkah dengan perhatian penuh dan sikap hormat yang sempurna. Karena di rumah para raja, semua perilaku yang tidak patut harus disingkirkan. Ketenangan memenuhi istana.

Namun, di istana ini, kamu digabungkan dengan paduan suara para malaikat. Kamu disatukan dengan para malaikat dan bermadah bersama para serafim, yang melantunkan madah rohani dan kidung suci dengan suara penuh hormat-bakti bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Maka, ketika kamu berdoa, satukan doamu dengan suara mereka. Kamu harus meneladani sikap mereka yang penuh hormat-bakti pada Allah. Kamu tidak berdoa pada manusia, tetapi pada Allah. Dialah Sang Mahatahu dan Mahaada. Ia mendengarkan doamu sebelum kamu bicara dan mengenali seluruh rahasia di lubuk hatimu.

Bila kamu berdoa pada-Nya, kamu akan menerima anugerah bersar. “Karena Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Ia tidak hanya berbicara akan memberika kepadamu, tetapi Ia pasti membalasnya kepadamu, seolah-olah Ia sendiri telah membuat perjanjian denganmu. Maka, Ia sangat menghormatimu. Karena Allah sendiri tersembunyi, doamu harus tersembunyi juga” (dikutip dari   The Gospel Of Matthew, Homily 19.3)

Oratio-Missio

  • Ya Allahku, ketika aku bersatu sepenuhnya denganMu, aku tidak tak pernah mengalami kesedihan atau cobaan. Hidupku akan selalu sejahtera. Amin.  (doa Santo Agustinus, Uskup Hippo, 354-430, dalam Confessiones, terjemahan bebas)
  • Apa yang harus aku lakukan untuk menjalin relasi dengan Allah dan relasi sosial dengan sesama?

et Pater tuus, qui videt in abscondito, reddet tibi – Matthaeum 6:4

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here