Lectio Divina 19.02.2022 – Metamorfose   

0
473 views
Metamorfose Yesus berubah rupa, by Luca Giordano, 1634-1705.

Sabtu. Hari Biasa, Pekan Biasa VI (H)

  • Yak. 3:1-10
  • Mzm. 12:2-3.4-5.7-8
  • Mrk. 9:2-13

Lectio

2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”

6  Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.  7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” 8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”

11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya: “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?” 12 Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?

13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.”

MeditatioExegese

Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes ke sebuah gunung yang tinggi

Setelah pengakuan iman Petrus di Kaisarea Filipi bahwa Yesus adalah Mesias (Mrk. 8:27-30), Yesus mengajak kelompok inti ini (Mrk. 9:2; bdk. Mrk. 5:37; 9:14; 13:3; 14:33) ke gunung untuk melihat kemuliaan-Nya.

Ia hendak memenuhi nubuat-Nya sediri, “… sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.” (Mrk. 9:1).

Di gunung Sinai Musa menghadap Allah enam hari lamanya dan pada hari ketujuh Allah menampakkan diriNya padanya (Kel. 24:15-16).

Di Gunung Horeb Tuhan, Allah semesta alam, menampakkan diri-Nya pada Nabi Elia dalam rupa angin sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:12). Kepada tiga orang murid inilah Yesus akan menampakkan kebenaran tentang akhir jaman (lih. Mrk. 13:3; 14:26).

Peristiwa pernyataan diri Yesus terjadi di depan mata mereka: Ia berubah rupa (Mrk. 9:2). Ia mengenakan pakaian sangat putih berkilat-kilat (9:3). Elia dan Musa menyaksikan (Mrk. 9:4). Awan menaungi mereka (Mrk 9:7). Akhirnya, mereka tidak melihat seorangpun lagi, kecuali Yesus (Mrk. 9:8).

Yesus berubah rupa

Santo Markus menggunakan kata μετεμορφωθη, metemorphothe, dari kata dasar μεταμορφοω, metamorphoo. Perubahan rupa Yesus tidak seperti yang terjadi pada peristiwa alami biasa, seperti ulat menjadi kupu-kupu.

Ia berubah rupa dari penampakan-Nya yang duniawi menjadi penampakan surgawi (bdk. 1Kor. 15:51-52). Pakaian-Nya yang putih bercahaya merupakan pakaian yang dikenakan semua makhluk surgawi dan semua yang dibangkitkan dari mati (Mrk. 16:5; Kis. 1:10; Dan. 12:3; Why. 7:9).

Pernyataan diri Yesus dalam kemuliaan di gunung menjadi pralambang kebangkitan-Nya kelak.

Elia, Musa dan awan

Bersama Yesus hadir pula Musa dan Elia. Musa berpakaian putih berkilauan dan wajahnya bercahaya sama seperti ketika ia berbicara dengan Yahwe dan menerima Hukum Taurat (Kel. 34: 29-35).

Elia hadir seperti Musa. Ia membela keesaan Allah yang campakkan oleh Raja Ahab dan Izebel. Ia menghancurkan seluruh pemujaan pada Baal, bahkan, seluruh nabinya dibunuhnya di sungai Kison (1Raj. 18:40). 

Dalam penampakan itu, Allah selalu hadir dalam rupa awan. Allah menaungi Musa dan umat Israel dengan tiang awan yang tebal (Kel. 13:21; 19:9).

Allah menaungi juga Elia dengan awan setelapak tangan. Lalu berubah menjadi awan badai yang menyapu seluruh musuh Allah di bawah Gunung Karmel (1 Raj 18:44-46).  

Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia

Dari tengah awan, Allah bersabda (Mrk. 9:7), “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!”,Hic est Filius meus dilectus; audite illum.

Sabda-Nya mengingatkan akan sosok Mesias, Hamba Yahwe, seperti dinubuatkan Nabi Yesaya (bdk. Yes. 42:1). Ungkapan, “Dengarkanlah Dia.” dinubuatkan Nabi Musa (Ul. 8:15). Dalam diri Yesus seluruh nubuat tentang-Nya digenapi.

Ia menggenapi melalui jalan salib, seperti yang dinubuatkan Nabi Yesaya tentang Hamba Yahwe yang menderita sengsara, bahkan, kematian (Yes. 53:3-9). Kehadiran Musa dan Elia menjadi saksi kebenaran.

Tetapi, setelah kehadiran mereka berdua, tinggallah Yesus sendiri. Ia menjadi kunci untuk memahami seluruh Perjanjian Lama. Maka, mendengarkan Yesus bermakna mengikuti seluruh jejak langkah hidup, sabda dan karya-Nya.

Ketika Ia menderita sengsara, wafat di salib, dan bangkit pada hari ketiga, seluruh hidup, sabda dan karya-Nya dibenarkan Allah. Maka, tidak ada keraguan lagi tentang Dia, seperti kebodohan para murid yang diajak-Nya ke gunung itu (Mrk. 9:5).

Dan tentang Elia yang dirindukan, Yesus ternyata menyadari kehadiran Yohanes Pembaptis. Ia merintis jalan bagi-Nya sebagai Elia baru (Mi. 3:23-24; Sir. 48:10).

Katekese

Yesus berubah rupa. Santo Hieronimus, 347-420 :

Apakah engkau menghendaki menyaksikan Tuhan berubah rupa? Pandanglah bersamaku Yesus yang diwartakan Kitab Suci. Biarkan Dia dicerna dan dimengerti jiwamu.

Di sanalah Ia dipandang baik ‘menurut daging’ dan, pada saat yang sama, dalam keilahian-Nya.

Ia dipandang dalam rupa Allah menurut kemampuan akal budi kita.

Inilah bagaimana ia dipandang oleh mereka yang pergi ke puncak gunung untuk menjadi dekat bersama-Nya.

Sementara, mereka yang tidak pergi ke puncak gunung tetap masih dapat memandang karya-Nya dan mendengarkan sabda-Nya, yang selalu menggema dan hidup.

Inilah dihadapan mereka yang naik ke gunung Yesus berubah rupa; dan bukan pada mereka yang di bawah. Ketika Ia berubah rupa, wajah-Nya bercahaya seperi matahari, sehingga Ia dapat disaksikan oleh anak-anak terang, yang telah menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! (Rm 13:12).

Mereka bukan lagi anak-anak kegelapan atau malam; tetapi telah menjadi anak-anak terang. Mereka berjalan dengan aman seperti di siang hari.

Karena dinyatakan, Ia akan bersinar pada mereka bukan sekedar seperti matahari. Tetapi seperti yang seharusnya dinyatakan-Nya: matahari kebenaran.” (Commentary On Matthew 12.37.10).

Oratio-Missio

Tuhan, bantulah aku untuk selalu berjaga-jaga. Buatlah aku selalu mengenali kehadiran-Mu, melaksanakan sabda-Mu dalam hidup sehari-hari. Dan izinkahlah aku menyaksikan kemuliaan-Mu. Amin.        

  • Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (Mrk. 9:7).

Hic est Filius meus dilectus; audite illum – Marcum 9: 7 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here