Lectio Divina 19.06.2020 – Belajarlah pada-Ku

0
451 views
Belajarlah pada-Ku (catholico.org)

Jumat. Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus (P)

  • Ul. 7:6-11
  • Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,10
  • 1Yoh. 4:7-16
  • Mat. 11:25-30

Lectio

25  Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 26  Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 27  Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. 

28  Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30  Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”

Meditatio-Exegese

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi

Yesus bersyukur kepada Bapa di surga karena Ia berkenan menyatakan kebijaksanaan dan kasih kepada para muridNya. Ungkapan syukur-Nya bermakna pengakuan bahwa Allah adalah Bapa dan Tuhan langit dan bumi.

Ia adalah Sang Pencipta dan Khalik, Pemilik atas apa yang diciptakan-Nya.

Dari-Nya segala sesuatu bermula dan kuasa-Nya mutlak mengatasi segala. Saat bersamaan Ia menyatakan kasih dan kerahiman kepada semua anak-Nya.

Gereja mengajarkan, “Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: “Allah adalah kasih” (1Yoh. 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putera-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putera, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu” (dikutip Katekismus Gereja Katolik, 221).

Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil

Yang menghalangi relasi kasih antara manusia dengan Allah adalah kesombongan budi, kebekuan hati dan kehendak yang tak teratur. Semua menutup kebaikan hati Allah untuk menganugerahkan damai, suka cita dan kebenaran.

Kesombongan menjadi akar segala niat jahat dan dorongan hati yang mengarahkan pada dosa. Kesombongan selalu berupaya menguasa hati, menjadikannya beku dan memberontak pada Allah. Maka, kesombongan adalah cinta diri yang tak teratur dan menganggap diri sendiri paling unggul dan utama.

Yesus memperlawankan kata bijak dan pandai, sapientibus et prudentibus dengan kecil, parvulis. Orang kecil sering diidentifikasi sebagai orang yang memiliki hati seperti ‘anak-anak’.

Anak-anak selalu mengungkapkan kepercayaan dan ketergantungan kepada mereka yang dipandangnya lebih dewasa, bijak dan dipercaya. Anak-anak selalu mencari kebaikan tertinggi, summum bonum, yaitu Allah sendiri.

Hati yang sederhana berakar dari kerendahan hati, mahkota keutamaan. Karena kerendahan hati selalu mengandalkan rahmat dan kebenaran.

Sama seperti kesombongan yang menjadi akar dosa dan kejahatan, kerendahan hati menjadi satu-satunya tanah subur tempat rahmat Allah berakar dengan dalam dan kuat.

Kerendahan hati memungkinkan manusia mengambil sikap tepat di hadapan Allah. Santo Yakobus menulis (Yak. 4:6; bdk. Ams. 3:34), “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati,” Deus superbis resistit humilibus autem dat gratiam.

Pikullah kuk yang Kupasang

Agama Yahudi menggunakan gambaran kuk untuk mengungkapkan sikap batin yang menyerahkan diri kepada Allah. Kuk berupa kuk Hukum Taurat, kuk sepuluh perintah Allah, kuk Kerajaan Allah dan kuk Allah. Yesus bersabda, “Kuk yang kupasang itu enak.”

Ungkapan Yunani yang digunakan: χρηστος, chrestos, ringan, cocok. Kuk dipasang di leher dua ekor sapi, agar dapat berjalan beriringan ketika menarik kereta atau membajak.

Yesus mengundang masing-masing anda dan saya dipasangi kuk denganNya. Ia mengundang untuk menyatukan hidup, kehendak dan hati dengan diriNya. Menyatukan diri dengan Yesus selalu bermakna menjalin relasi kasih, kepercayaan dan ketaatan padaNya. Ia bersabda (Mat. 11:29), ”Pikullah kuk yang Kupasang, Tollite iugum meum super vos.  

Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati

Dalam lintasan sejarah, ungkapan ini sering disalah gunakan. Orang dipaksa menyerah pada keadaan, bermentalitas lembek dan pasif. Sebaliknya, Yesus mengajak para pendengarNya untuk tidak mendengarkan mereka yang ‘bijak’ dan ‘pandai’. 

Ia tidak suka dengan sikap dan cara hidup kaum Farisi dan ahli Taurat, karena mereka menggunakan pengetahuan tentang Kitab Suci untuk mengeksploitasi yang kecil, lemah, miskin dan difabel. 

Maka, Ia mengajak para murid belajar dari padaNya, yang datang dari Nazaret. Sabda-Nya (Mat. 11:29), ”Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”, discite a me, quia mitis sum et humilis corde, et invenietis requiem animabus vestris.

Yesus menawarkan kerajaan baru, kerajaan kebenaran, damai sejahtera dan suka cita. Dalam kerajaan-Nya dosa tidak hanya diampuni, tetapi dihancurkan.

Hidup abadi dianugerahkan kepada para warga kerajaan-Nya. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani. Dan hanya Yesus mampu menghancurkan beban dosa; Ia juga membuka harapan baru.

Ia menggunakan perumpamaan sebuah kuk untuk menjelaskan bagaimana Ia dan aku dapat bertukar beban dosa dan keputus asaan.

Kuk yang ditawarkan Yesus untuk kita pasang merupakan undangan agar kita memeluk kasih, rahmat dan kemerdekaan dari kuasa dosa. Kuk yang ditawarkanNya pasti akan menghantar pada kemuliaan dan kemenangan.

Katekese

Disingkapkan kepada anak-anak. Santo Epiphanius, Orang Latin (akhir abad kelima):

“Dan Ia menyingkapkan semua ini kepada anak-anak. Kepada anak-anak yang mana? Bukan anak-anak yang diukur dari umur, tetapi bagi mereka yang adalah anak-anak dalam hal dosa dan kejahatan.

Kepada mereka, Yesus menyingkapkan bagaimana mencari berkat surgawi dan hal-hal yang akan datang dalam Kerajaan Surga, karena hal itulah yang berkenan di hadapan Allah bahwa “Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi” (Mat. 8:11-12) (dikutip dari Interpretation Of The Gospels, 26).

Oratio-Missio

  • Tuhan, anugerahilah aku kesederhanaan dan kemurnian iman seperti kanak-kanak yang bergantung padaMu. Hapuslah keraguan, ketakutan, kesombongan yang selalu menghalangai untuk menerima sabdaMu dengan suka cita. Amin.
  • Ayang perlu aku lakukan untuk menjadi rendah hati di hadapan Allah? 

Confiteor tibi, Pater, Domine caeli et terrae, quia abscondisti haec a sapientibus et prudentibus et revelasti ea parvulis – Matthaeum 11: 25

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here